Gempa Sumenep Tak Sebesar Bulan November, Tapi Membangkitkan Trauma Sehingga Warga Panik
Gempa dengan kekuatan 5,0 Skala Richter (SR) kembali melanda Sumenep Madura yang getarannya terasa hingga Pulau Sepudi, Raas
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SUMENEP - Gempa dengan kekuatan 5,0 Skala Richter (SR) kembali melanda Sumenep Madura yang getarannya terasa hingga Pulau Sepudi, Raas, dan beberapa kepulauan sekitarnya, Selasa (2/4/2019).
Bencana alam ini pada Kamis (11/10/2018) lalu terjadi dengan kekuatan 6,4 SR, dan meluluhlantakan puluhan rumah penduduk di Pulau Sepudi dan Raas, Sumenep.
Sementara dilaporkan tidak ada korban jiwa, namun ada juga warga yang menyebut salah seorang siswa di Pulau Raas, yang sedang ikut Ujian Nasional Berbasis Komputer ( UTBK ), sempat dilarikan ke Puskesmas setempat terkena serpihan keramik tembok yang pecah akibat getaran gempa.
Abdur Rasyid (55) tokoh masyarakat Desa Brakas, Kecamatan Raas, Pulau Raas, Sumenep, melalui sambungan telponya, kepada Surya mengaku, gempa kali ini memang tidak se dahsyat gempa pada bulan November 2018 lalu.
Getaran dan goncangannga juga relatif masih jauh lebih cepat. Terakhir gempa saat ini oleh BMKG disebutkan bahwa getaran gempa 4,9 SR.
“ Tapi kan masyarakat disini masih trauma dengan gempa yang terjadi pada bulan November lalu. Jadi, membikin panik warga,” katanya.
Dikatakan, gempa yang terjafi sekitar pukul 08.25 Wib, itu memang berbarengan dengan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer ( UNBK ) untuk sekolah menengah atas di salah satu sekolah swasta kelas XII atau kelas III SMA Al-Fanisa, Desa Brakas.
“ Pada saat itu Ujian baru saja akan dimulai, dan para peserta ujian baru saja masuk ke dalam ruangan. Tiba-tiba gempa datang dan semua langsung berhemburan keluar ruang kelas,” kata Ramsi, salah satu guru di sekolah tersebut.
Getaran gempa mengakibatkan lantai keramik pecah-pecah, keramik dinding sekolah juga retak. Siswa-siswi saling berebutan ma keluar ruang kelas, karena takut atap atau bangunan sekolah roboh menimpa mereka.
Sehingga salah satu siswa bernama Imran (18), harus dilarikan ke puskesmas karena kakinya luka akibat pecahan keramik lantai sekolahnya.
“ Hanya mendapatkan rawan jalan dan kini sudah dipulangkan ke rumah tempat tinggalnya,” kata Ramsi.
Camat Raas, Didik Wahyudi mengatakan, walaupun gempa saat ini relatif lebih rendah dari gempa sebelumnya, namun juga membuat warga Pulau Raas, dan beberapa pulau terdekat termasuk Pulau Sepudi yang pada gempa sebelumnya banyak memakan korban jiwa, pun kalang kabut.
Semua warga berlarian keluar rumah menyelamatkan diri takut rumah tempat tinggalnya roboh menimpa mereka.
“ Selain keluar rumah, ratusan warga ada yang mencari perlindungan ke dataran tinggi, karena takut gempa berpotensi Tsunami.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.