Menteri PUPR Saksikan Langsung Kompetisi 'Construction Warrior' di Alun-alun Kulonprogo
"Saya harapkan ketangkasan dalam construction warrior ini dapat diterapkan pada kegiatan sehari-hari dalam membangun infrastruktur," ujar Basuki
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyempatkan diri untuk menyaksikan kompetisi uji ketangkasan tenaga kerja konstruksi 'Construction Warrior' yang diadakan di Alun-alun Kulonprogo, Jawa Tengah, Kamis (4/4/2019) sore.
Ajang tersebut digelar dalam rangka pemberian Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi yang dihadiri 4.524 tenaga kerja.
Baca: Pentingnya SDM Bagi Infrastruktur, Menteri PUPR Uji Sertifikasi 4.524 Naker Konstruksi di Jateng
Lomba itu pun akhirnya dimenangkan oleh tenaga kerja perwakilan dari Banjarnegara sebagai juara utama.
Sementara, juara kedua diperoleh Purworejo dan juara ketiga ditempati tenaga konstruksi dari Wonosobo.
Basuki Hadimuljono berharap agar kompetisi tersebut bisa menjadi jalan pembuka bagi para pekerja konstruksi dalam menerapkan 'kegesitan dan ketangkasan' saat bekerja.
"Saya harapkan ketangkasan dalam construction warrior ini dapat diterapkan pada kegiatan sehari-hari dalam membangun infrastruktur," ujar Basuki Hadimuljono dalam acara tersebut.
Terkait ketangkasan, ia meyakini para pekerja konstruksi Indonesia sudah memiliki kualitas yang mumpuni.
"Saya yakin secara teknis, tenaga konstruksi Indonesia sudah ahli," tegas Basuki Hadimuljono.
Kendati demikian, Basuki Hadimuljono tidak memungkiri selama ini Indonesia lemah dalam menerapkan sejumlah metode kerja.
Mulai dari kerapihan kerja hingga kompetensi yang dimiliki para tenaga konstruksi.
"Namun kita lemah dalam penerapan metode kerja terutama kerapihan kerja, kebersihan di samping kompetensinya," kata Basuki Hadimuljono.
Perlu diketahui, sertifikasi terkait kompetensi para tenaga kerja konstruksi memang sangat diperlukan untuk membuktikan bahwa mereka memiliki kualifikasi baik dalam bidang tersebut.
Pelatihan vokasi diberikan untuk menunjang pekerjaan mereka yang bergerak di bidang keterampilan.
Basuki memaparkan bahwa jika para pekerja tersebut telah bersertifikasi, maka mereka akan mudah dalam memperoleh pekerjaan.
Karena sertifikasi itu tidak hanya memiliki nilai sebagai simbol kompetensi para pekerja, namun nilai jual dalam memperoleh penghasilan.
Jika pekerja konstruksi tersebut telah mendapatkan pekerjaan, maka tentunya mereka juga akan bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Basuki Hadimuljono mengatakan, setelah mendapatkan sertifikasi namun mereka masih sulit mendapatkan pekerjaan, maka ia mengimbau agar hal itu segera dilaporkan kepada lembaga terkait, yakni Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK).
"Kalau saudara yang sudah bersertifikat masih kesulitan atau dipersulit dalam mencari kerja, tolong laporkan ke LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi)," jelas Basuki Hadimuljono.
Nantinya, kata Basuki Hadimuljono, lembaga tersebut akan menindaklanjuti pelaporan itu dengan menyampaikan kepada kementerian PUPR.
"LPJK nanti akan melaporkan lebih lanjut ke Kementerian PUPR," pungkas Basuki.
Baca: Kemenhub Usul Rest Area jadi Terminal, Menteri PUPR: Tidak Bisa
Perlu diketahui, peningkatan kompetensi memang tengah dilakukan berbagai kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki.
Sertifikasi bagi tenaga konstruksi dianggap penting karena hal tersebut merupakan program yang telah dicanangkan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sejak 17 Oktober 2017.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.