M Nasir Bantah Kampanyekan Jokowi di Kampus saat Memberikan Kuliah di Malang
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir membantah tudingan dirinya melakukan kampanye terselubung
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir membantah tudingan dirinya melakukan kampanye terselubung saat memberikan kuliah umum di Universitas Brawijaya (UB) Malang, 27 Maret lalu.
"Hanya hanya menyampaikan capaian kerja Presiden Jokowi, dalam hal ini capaian kinerja empat tahun, itu saja. Itu jadi tugas pemerintah, jadi bukan urusan kampanye. Kami tidak ada urusan," ujar Nasir kepada Surya usai menyampaikan kuliah umum di Universitas Jember (Unej), Minggu (7/4/2019).
Dia menegaskan bahwa dirinya hanya menyampaikan capaian pembangunan di era kepemimpinan Jokowi - Jusuf Kalla selama empat tahun terakhir. Meskipun dilaporkan oleh BEM UB ke Bawaslu Kota Malang, dirinya tidak pernah dipanggil Bawaslu.
"Tidak ada, ngapain wong tidak ada kampanye," tegasnya.
Dia menambahkan, kampus harus bersikap netral selama proses Pemilu. Tentang netralitas kampus atau perguruan tinggi ini beberapa kali dia lontarkan, termasuk saat mengunjungi Unej.
Bahkan dalam salah satu kunjungannya ke kampus Unej beberapa bulan lalu, Nasir juga menegaskan bahwa perguruan tinggi swasta dan negeri tidak boleh digunakan sebagai ajang politik praktis.
Disambut Unjuk Rasa
Nasir mengunjungi Unej untuk memberikan kuliah tamu di hadapan ribuan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi 2018 di Jember.
Di hadapan mahasiswa ini, Nasir memaparkan perihal pembangunan karakter dan prestasi kalangan milenial juga revolusi industri 4.0.
Kedatangan Nasir ke Unej disambut dengan aksi oleh mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Demokrasi (AMPD) Jember.
Mereka menggelar demonstrasi di double way Universitas Jember (Unej), berada di sisi utara Gedung Soetardjo, gedung yang menjadi lokasi kuliah umum Menristekdikti.
Demonstrasi AMPD itu merupakan aksi preventif. APMD mengingatkan kampus supaya netral.
Aksi itu berangkat dari keresahan dan kegaduhan paska kuliah umum Menristekdikti M Nasir di Universitas Brawijaya pada 27 Maret 2019 lalu.
"Aksi ini aksi preventif, mengingatkan supaya kampus tetap netral. Supaya kampus menjaga netralitas," ujar Aris Maulana, salah satu peserta aksi.