Warga Banggai Kepulauan Tetap Jauhi Laut meskipun Peringatan Tsunami Dicabut
Warga mengaku masih takut jika terjadi gempa susulan di wilayah mereka. Malam ini tidur di alam terbuka menjadi pilihan warga.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, PALU – Peringatan dini potensi tsunami akibat gempa magnitudo 6,9 di Sulawesi Tengah telah dicabut. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, peringatan dini tersebut kini dinyatakan berakhir.
Walau peringatan dini telah dicabut, warga di Desa Lumbi Lumbia, Kecamatan Buku Selatan, Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) tetap bertahan di atas pegunungan.
Warga mengaku masih takut jika terjadi gempa susulan di wilayah mereka. Malam ini tidur di alam terbuka menjadi pilihan warga.
Eche (36), warga Desa Liang, Kecamatan Liang, Kabupaten Banggai Kepulauan, mengatakan tiga desa di Kecamatan Liang, yakni Desa Bajo, Desa Liang dan Desa Sejati, mengungsi di dataran tinggi.
Baca: 1 Orang Tewas saat Selamatkan Diri Pasca-gempa Banggai Kepulauan
“Malam ini sepertinya kita tidur di gunung saja. Apa belum berani kita balik ke rumah. Takut ada gempa lagi,” kata Eche dihubungi Kompas.com, Jumat (12/4/2019).
Eche mengaku waswas karena beredar isu bahwa Pulau Bangkurung, pulau yang berdekatan dengan Kabupaten Bangkep, tenggelam.
"Begitu yang saya dengar informasinya. Tapi apa benar atau tidak kita belum tahu,” ujarnya.
Pulau Bangkurung merupakan pulau kecil. Sebuah pulau yang bertetangga dengan wilayah Bangkep. Butuh jarak tempuh 4 jam lamanya dengan naik transportasi laut untuk sampai ke pulau tersebut.
Warga lain juga memilih bertahan di dataran tinggi pasca-gempa magnitudo 6,9 tersebut. Warga memilih membakar api unggun untuk penerangan.
"Mudah-mudahan tidak turun hujan. Untuk sementara ini saya dan keluarga juga warga lain juga masih bertahan di bukit ini,” kata Endah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peringatan Tsunami Dicabut, Warga Banggai Kepulauan Tetap Jauhi Laut"