Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mencoblos di Tahanan Polda, Eks Wagub Bali Ketut Sudikerta Gunakan Masker Tutupi Wajahnya

Wakil Gubernur Bali periode 2013-2018, I Ketut Sudikerta, ikut menggunakan hak pilihnya pada Pemilu Serentak 2019

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Mencoblos di Tahanan Polda, Eks Wagub Bali Ketut Sudikerta Gunakan Masker Tutupi Wajahnya
Firizki Irwan/Tribun Bali
Mantan Wagub Bali, I Ketut Sudikerta, saat melakukan pencoblosan di Rutan Polda Bali di Denpasar, Rabu (17/4/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Wakil Gubernur Bali periode 2013-2018, I Ketut Sudikerta, ikut menggunakan hak pilihnya pada Pemilu Serentak 2019, Rabu (17/4/2019).

Sudikerta yang menjadi tersangka dugaan kasus penipuan, penggelapan, dan TPPU ini menggunakan hak pilihnya di Rumah Tahanan Polda Bali.

Politikus Golkar yang juga Caleg DPR RI ini menyalurkan suaranya menggunakan baju tahanan berwarna oranye dengan nomor 038.

Sudikerta juga memakai masker untuk menutupi wajahnya.

Baca: UPDATE Real Count KPU Pukul 10.15 WIB: Jokowi-Maruf 59,35%, Prabowo-Sandi 40,65%.

Baca: Ratusan Napi Lapas Kelas IIB Meulaboh Aceh Barat Tak Bisa Memilih

Ketua KPU Kota Denpasar, Wayan Arsa Jaya, mengatakan pihaknya secara khusus memberi pelayanan pemilihan kepada tahanan di Polda Bali.

"Dari data yang kami terima ada sebanyak 43 tahanan. Ternyata, hanya 16 (tahanan) yang bisa kami layani dengan menggunakan A5," ujarnya, kemarin.

Arsa mengatakan tahanan yang melakukan pencoblosan menggunakan formulir A5.

Berita Rekomendasi

Hal ini membuat Sudikerta mendapatkan tiga surat suara yakni Pilpres, DPR RI, dan DPD RI.

"Salah satu pemilh atas nama I Ketut Sudikerta juga menggunakan hak pilih di Rutan Polda Bali, yang bersangkutan terdaftar di DPT Kabupaten Badung. Jadi pada saat proses pemilihan ini hanya mendapatkan tiga surat suara saja. Untuk pemilihan Presiden, DPR RI, dan DPD," ungkapnya

Sudikerta sendiri merupakan Caleg DPR RI Dapil Bali dari Partai Golkar.

Meski berstatus tersangka, nama dan foto Sudikerta masih terpampang di surat suara.

Sayangnya usai melakukan pencoblosan, Sudikerta tampak bergeming dan enggan menjawab sapaan wartawan.

Setelah petugas mencelupkan tangganya ke tinta hitam, mantan Ketua DPD 1 Partai Golkar ini kemudian masuk kembali ke dalam rutan.

Baca: Hasil Real Count KPU Pilpres 2019: Prabowo-Sandi Unggul Sementara di Wilayah Mana Saja?

Baca: Di Iran, PDIP Raup 69,8 Persen, PSI 10,84 Persen

Arsa menambahkan, dari 16 tahanan semuaya melakukan proses pindah memilih dengan menggunakan A5.

Hal ini karena mereka berasal atau beralamat dan terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT).

"Jadi satu orang dari Kota Denpasar, kemudian antar kabupaten dan kota di Provinsi Bali sebanyak 9 orang dan antar provinsi 6 orang. Jadi secara keseluruhan sebanyak 16 orang yang kita layani di Rutan Polda Bali."

"Di luar 16 (tahanan) itu tidak bisa kami lakukan proses karena ada yang masuk sebagai tahanan itu setelah periode berakhirnya pengurusan A-5 dan ada juga data yang tidak lengkap yang tidak bisa kami telusuri," ujarnya.

Salah satu tahanan Polda Bali yang gagal menjadi peserta Pemilu Serentak 2019 adalah Anak Agung Ngurah Alit Wiraputra.

Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bali yang tersangkut kasus penipuan ini tidak mengantongi surat pemindahan atau formulir A5 dari KPU Kota Denpasar.

Alit juga merupakan Caleg DPR RI Dapil Bali dari Partai Gerindra.

Ia ditahan sejak 11 April 2019 sehingga tak memiliki formulir A-5.

Jokowi Menang 92 Persen di Bali

Sejumlah lembaga survei telah merilis hasil quick count atau hitung cepat Pemilu Serentak 2019, Rabu (17/4).

Sebagian besar hasil lembaga survei menempatkan pasangan Joko Widodo-Maruf Amin sebagai pemenang pemilihan Presiden (Pilpres).

Bahkan di Bali, pasangan Jokowi-Maruf menang mutlak atas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Berdasarkan hasil hitung cepat empat lembaga survei, Jokowi-Maruf menang dengan perolehan suara 90 sampai 92 persen!

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia, misalnya, dengan suara yang masuk 100 persen menempatkan Jokowi-Maruf dengan perolehan suara 90.15 persen, sedang Prabowo-Sandiaga hanya 9.85 persen.

Charta Politika menempatkan Jokowi-Maruf sebagai pemenang dengan perolehan suara 86.25 persen, berbanding 13.75 persen dengan Prabowo-Sandi. Adapun suara masuk sudah 100 persen.

Sementara Saiful Murjani (SMRC) dan Litbang Kompas memenangkan Jokowi-Maruf dengan perolehan suara mencapai 92.47 persen dan 92,53 persen. Sedang Prabowo-Sandiaga hanya meraih suara 7.53 persen dan 7,47 persen. Suara yang masuk di SMRC 95.65 persen dan Litbang Kompas 93,20 persen.

Hasil hitung cepat empat lembaga survei ini jauh melampaui perolehan suara Jokowi di Bali pada Pilpres 2014. Saat itu, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla juga menang mutlak di Pulau Dewata.

Berdasarkan hasil resmi KPU, Jokowi-JK merebut suara 71,42 persen (2.149.351 suara), sedang lawannya Prabowo-Hatta Rajasa meraih 28,58 persen (614.241 suara).

Itu artinya, perolehan suara Jokowi dari Pilpres 2014 naik drastis pada Pilpres 2019. Kenaikannya hampir 20 persen.

Selain itu, hasil ini juga melampaui target Tim Kampanye Daerah (TKD) Provinsi Bali serta PDIP Bali. Sebelumnya, TKD maupun PDIP Bali menargetkan pencapain suara Jokowi-Maruf hanya 80 persen.

Data Real Count

Namun, meski hasil empat lembaga survei mengunggulkan mutlak Jokowi-Maruf. Sekretaris DPD PDIP Bali, I Gusti Ngurah Jaya Negara, enggan memberi komentar. Pihaknya masih menunggu data asli dari TPS-TPS di seluruh Bali.

“Kami baru mendapat informasi bahwa perhitungannya baru selesai di tingkat TPS dan saksi kami sedang meluncur ke DPC masing-masing,” kata Jaya Negara saat ditemui di Kantor Sekretariat DPD PDIP Bali di Renon, Denpasar, tadi malam.

Tahapan selanjutnya adalah data-data di DPC di-input, kemudian baru dimasukkan secara online ke sistem. “Data itulah yang kami sampaikan kepada Ibu Ketua Umum (Megawati) melalui video conference,” imbuhnya.

Ia menyatakan tidak melakukan quick count namun menggunakan data-data berdasarkan hasil perhitungan asli (real count) dari saksi-saksi di masing-masing TPS.

“Intinya kami belum bisa memberikan data quick karena penyampaian kami harus benar-benar data update hasil C1,” ucap politikus yang juga menjabat sebagai Wakil Wali Kota Denpasar ini.

Terlepas dari itu, Jaya Negara optimis Jokowi-Maruf menang dalam Pilpres ini. Menurutnya, Jokowi tidak hanya milik PDIP tapi milik masyarakat Bali karena kinerjanya yang baik. “Makanya kami sangat optimis sekali memenangkannya,” tandasnya.

Dari pantauan di lapangan, pasangan Jokowi-Maruf memang menang mutlak di berbagai TPS. Apalagi di TPS-TPS yang menjadi lokasi pencoblosan tokoh-tokoh PDIP Bali.

Bahkan pasangan nomor urut 01 bisa menang di sejumlah TPS tim sukses pasangan nomor urut 02. Seperti di TPS Made Mulyawan (De Gadjah), TPS Ida Bagus Sukarta, serta TPS Bupati dan Wakil Bupati Klungkung yang notabene diusung Partai Gerindra.

Adapun kemenangan pasangan Prabowo-Sandi sementara terpantau di sejumlah wilayah di Denpasar di antaranya Kampung Bugis Serangan, Kampung Islam Kepaon, dan Kampung Jawa.

Tunggu Hasil KPU

Sementara itu, situasi tegang tampak terlihat di Sekretariat Badan Pemenangan Daerah (BPD) Prabowo-Sandi Bali, sore kemarin. Pasalnya, dari hasil quick count dari berbagai lembaga survei yang ada mengunggulkan pasangan Jokowi-Maruf dari Prabowo-Sandi.

Jika melihat hasil hitung cepat, perolehan suara Prabowo-Sandi di Pilpres 2019 ini sangat jauh menurun dari Pilpres 2014. Nyaris turun lebih dari 50 persen.

Pada Pilpres 2014, Prabowo yang berpasangan dengan Hata Rajasa meraih suara 28,58 persen (614.241 suara). Sedang tahun ini, rata-rata berkisar di angka 7 persen. Tertinggi hanya 13,75 persen versi Charta Politika.

Selain itu, hasil hitung cepat lembaga survei ini juga jauh di bawah target tim Prabowo-Sandi di Bali. Tim Badan Pemenangan Daerah (BPD) Prabowo-Sandi sebelumnya menargetkan suara 35-40 persen di Bali.

Menanggapi hasil hitung cepat tersebut, Ketua BPD Prabowo-Sandi Bali, Ida Bagus Putu Sukarta, memilih tidak banyak berbicara saat diwawancarai awak media.

Ia mengaku pihaknya siap mengapresiasi apapun pilihan rakyat yang sudah dilakukan di TPS. Hanya saja, ia meminta kepada semua pihak untuk menahan diri dan menunggu hasil penghitungan suara yang dilakukan oleh KPU.

"Apapun itu hasil pilihan rakyat kita harus hargai, itulah yang terbaik. Tapi mari kita tunggu hasil resmi dari KPU," katanya.

Pihaknya juga mengapresiasi masyarakat Bali yang sudah melakukan hak pilihnya dan menjaga kondusivitas Bali saat coblosan ini. "Mulai sekarang masyarakat mulai partisipasinya meningkat," papar dia.

Saat disinggung mengenai perolehan sementara suara Prabowo-Sandi di Bali, Ketua DPD Gerindra Bali ini juga menjawab diplomatis. Ia mengaku pihaknya sedang melakukan tabulasi suara melalui proses real count internal C1 yang dikirimkan oleh para saksi di lapangan. "Semua bergerak. Bali masih proses penhitungan suara," kata dia.

Di sisi lain, Juru Bicara BPD Prabowo-Sandi Bali, Fachruddin Piliang, juga mengingatkan agar para penyelenggara Pemilu dapat melakukan penghitungan suara dengan baik.

"Kita menghormati proses yang dijalankan oleh KPU dalam penghitungan suara ini. Kemudian penyelenggara Pemilu tidak bermain-main dengan suara ya jangan sampai memanipulasi," tukas dia.

Terkait dengan terjun bebasnya suara Prabowo-Sandi di Bali. Fachruddin mengaku pihaknya menghormati hasil quick count tersebut. “Tapi mari kita bersama tunggu hasil resmi dari KPU. Kami masih optimis target 35 persen akan tercapai," akunya.

Sembari menunggu hasil resmi KPU, ia mengajak masyarakat bersama menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. "Kita mengajak masyarakat untuk tenang dan menunggu hasil real count KPU, mari bersama jaga persatuan," tukasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Sudikerta Nyoblos Pakai Baju Tahanan di Rutan Polda Bali, Saat Ditanya Wartawan Begini Responnya

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas