Kasus Terkurasnya Saldo Tabungan di Mojokerto, BRI Imbau Nasabah Hati-hati dalam Bertransaksi Online
Bambang Tribaroto mengungkapkan, Bank BRI senantiasa mengimbau nasabah agar lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi online
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Suhartoyo, warga Dusun Ngepung, Desa Berat Wetan, Gedeg, Kabupaten Mojokerto mengaku tabungannya di BRI Simpedes senilai Rp 67.071.187 kini tinggal Rp 2.071.187.
Suhartoyo berencana melaporkan kasus terkurasnya tabungan tersebut ke pihak kepolisian lantaran belum menemui titik terang dari pihak BRI.
Baca: Dua Tahun Tak Ngantor, Perawat di Puskesmas Bangli 1 Ternyata DPO Kasus Penipuan
Menanggapi kasus yang menimpa Suhartoyo, Bank BRI menyesalkan kejadian yang disebabkan tindakan penipuan atau kejahatan transaksi perbankan.
“Bank BRI memastikan bahwa seluruh proses operasional perbankan telah dilaksanakan dengan prinsip kehati-hatian dan Bank BRI tidak pernah meminta data rahasia kepada siapapun, melalui media apapun,” kata Corporate Secretary Bank BRI, Bambang Tribaroto dalam keterangannya, Senin (22/4/2019).
Bambang Tribaroto mengungkapkan, Bank BRI senantiasa mengimbau nasabah agar lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi online.
“Serta tidak menginformasikan kerahasiaan data nasabah kepada orang lain atau pihak yang mengatasnamakan BRI,” tuturnya.
Sebagai edukasi keamanan bertansaksi, Bambang mengatakan pihaknya memberikan melalui akun social media Bank BRI, website : bri.co.id dan Kantor Cabang BRI di seluruh Indonesia.
Baca: Kecelakaan Lalu Lintas Kembali Terjadi di Tanjakan Jalan MT Haryono Balikpapan, Korbannya Wanita
Saldo Tabungan Suhartoyo Menyusut
Suhartoyo warga Dusun Ngepung, Desa Berat Wetan, Gedeg, Kabupaten Mojokerto akan melaporkan terkait kasus terkurasnya tabungan yang disimpan di Bank BRI Simpedes.
Sebab, kasus penipuan ini belum menemui titik terang.
"Saya akan melapor ke polisi, saya ingin BRI bertanggung jawab," katanya saat dihubungi Surya.co.id, Minggu (21/4/2019).
Hartoyo mengungkapkan, beberapa pekan yang lalu pihak BRI telah mendatangi dirinya.
Dalam pertemuan itu, pihak BRI mengatakan tidak bisa ganti rugi jika penipuan terjadi karena keteledoran nasabah.
"BRI berkata jika saya sudah mengirim nomor token BRIVA saat ditelepon penipu.
Padahal saya merasa tidak pernah mengirim nomor token ataupun password ke siapapun," jelasnya.
Dia mengungkapkan, dirinya memiliki rencana melaporkan kejadian ini ke pihak polisi selepas Pemilu Rabu (17/4/2019).
Namun, ada beberapa faktor yang mengganjal dirinya untuk melapor ke polisi.
"Saya tidak bisa melapor ke polisi karena kaki saya sakit tidak bisa jalan.
Keluarga tidak ada yang mengantar saya ke polisi untuk melapor.
Saya akan mengajak teman saya melapor ke polisi secepatnya.
Saya tidak ikhlas uang saya raib terkuras," ucapnya.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota AKP Ade Warokka membenarkan bahwa Suhartoyo belum melaporkan terkait kasus penipuan yang membuat saldo tabungannya terkuras.
Padahal, jika Suhartoyo melapor, pihak polisi bisa segera melakukan penyelidikan.
"Kalau ada laporan, kami akan menindaklanjuti laporan tersebut.
Sementara, kami belum mendapat laporan," pungkasnya.
Surhatoyo mengaku tiba-tiba mendapat panggilan telepn dengan nomer yang tidak dikenal pada Jumat (18/2/2019) sekitar pukul 15.00 WIB.
Setelah diangkat, penelepon misterius tersebut mengaku dari pihak BRI.
Penelepon menginformasikan, bila Suhartoyo mendapatkan bonus dari BRI berupa pulsa Rp 500.000.
Suhartoyo mengaku tak sempat menanyakan nama si penelepon yang diakui bersuara laki-laki tersebut.
Mulanya Suhartoyo tak menaruh curiga kepada penelpon. Penelepon itu kemudian menanyakan perihal pengiriman pulsa kepada Suhartoyo.
Tanpa berpikir panjang Suhartoyo mengatakan bila bonus pulsa Rp 500.000 dikirimkan ke nomor telepon gawainya.
Tak lama penelepon memutus pembicaraan. Suhartono kemudian mengecek status pulsa.
Pulsa Suhartoyo bertambah,tetapi hanya Rp 80.000 bukan Rp 500.000.
Kemudian penelepon misterius kembali melakukan panggilan untuk menanyakan kiriman pulsa.
Tak seberapa lama penelepon menutup pembicaraan kembali.
Tak kunjung mendapat kiriman pulsa yang dijanjikan penelepon, Suhartoyo pun curiga.
Dia kemudian menanyakan perihal bonus pulsa ke Agen BRI Dusun Ngepung, Desa Berat Wetan.
Pihak Agen menjelaskan BRI tidak menginformasikan bonus melalui telpon atau sms.
Kalau nasabah mendapat bonus pihak BRI langsung datang ke rumah nasabah. Pihak agen pun curiga, kalau Suhartoyo menjadi korban penipuan.
Selanjutnya, pihak Agen BRI Dusun Ngepung meminta Suhartoyo untuk mengambil kartu ATM.
Pihak Agen membantu Suhartoyo untuk mengecek saldonya.
Suhartoyo pun terkejut mendapati saldonya tersisa Rp 2.071.187. Padahal, sebelumnya saldo Suhartoyo sebesar Rp 67.071.187.
Baca: Polisi Ringkus Dua Pelaku Penipuan dan Penggelapan Ratusan Juta Rupiah
Dengan begitu saldo Suhartoyo yang berhasil dikuras penipu berjumlah Rp 65.000.000.
Pelaku menguras saldo Suhartoyo begitu cepat, hanya dengan hitungan menit.