Kisah Para Penyelenggara Pemilu di Lampung: Ada yang Dipatuk Ular, Digigit Kelabang hingga Dibegal
Seorang wanita petugas KPPS Pemilu 2019 harus dirawat lantaran digigit ular saat berjalan menuju tempat pemungutan suara.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Seorang wanita petugas KPPS Pemilu 2019 harus dirawat lantaran digigit ular saat berjalan menuju tempat pemungutan suara (TPS).
Kejadian wanita petugas KPPS Pemilu 2019 digigit ular terjadi di Mesuji.
Wanita bernama Lilis itu merupakan anggota KPPS TPS 02 Wiralaga II, Mesuji.
Ia digigit ular saat akan melanjutkan penghitungan suara di TPS.
Ketua KPU Mesuji, Ali Yasir mengatakan, Lilis dipatok ular di luar area TPS.
Lilis dipatok ular pada bagian mata kaki sebelah kiri saat berjalan menuju ke TPS usai beristirahat, Rabu (17/4/2019) malam, selepas Magrib.
Ular yang mematok Lilis bukan jenis ular kobra.
"Dia habis istirahat selepas Magrib, kemudian hendak kembali menuju TPS untuk melanjutkan penghitungan suara. Nah pas lagi jalan menuju TPS itu dia dipatok ular, mungkin karena ularnya keinjak lalu dia dipatok," kata Ali Yasir.
"Jadi saat itu situasi memang sudah gelap. Jadi, dia di jalan mungkin nginjak ular. Itu bukan kobra tapi ular yang berbisa tidak tinggi," kata Ali Yasir melanjutkan.
Saat itu, korban langsung dilarikan ke puskesmas untuk mendapat pertolongan pertama.
Baca: Seminggu Tak Istirahat dan Harus Tanggung Beban Psikologis, Petugas KPPS Hanya Digaji Rp 500 Ribu
Namun kemudian, Lilis dirujuk ke RSUD Mesuji.
Sempat dirawat semalam, Lilis kemudian diperbolehkan pulang oleh petugas medis.
"Sempat dirawat karena masih efek pusing dan mual, tapi Alhamdulillah besok sorenya membaik makanya bisa pulang," tandas Ali Yasir.
17 Petugas Sakit, 5 Meninggal
Tak cuma Lilis, KPU mencatat sebanyak 17 petugas penyelenggara Pemilu 2019 yang mengalami sakit.
Mereka tersebar di beberapa kabupaten di Lampung.
Mereka sakit karena kelelahan, kecelakaan, dibegal, digigit kelabang hingga dipatuk ular saat bertugas.
Jumlah petugas KPPS yang meninggal maupun sakit saat bertugas terus bertambah.
Hingga Senin (22/4/2019), tercatat lima petugas yang meninggal dunia, yakni empat KPPS dan satu petugas pelindung masyarakat (linmas).
Sedangkan, 17 petugas lainnya dalam kondisi sakit.
Ada pula yang dibegal saat pulang, ada yang kecelakaan, hingga digigit kelabang.
Kelima petugas yang meninggal dunia masing-masing Ketua KPPS 27 Kelurahan Sepang Jaya Labuhan Ratu Bandar Lampung, Bambang Wijayanto; petugas KPPS 7 Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Pesawaran, Ikhwanudin Yuda Putra; dan PAM/petugas linmas TPS 3 Negara Harja, Pakuan Ratu, Waykanan, Paidi.
Selanjutnya, dua petugas lainnya yang meninggal berdasarkan data terbaru KPU Lampung yakni, petugas KPPS TPS 24, Kedaton, Bandar Lampung, Sukarman, dan Laurentinus Sutopo, petugas KPPS TPS 03 Pesawaran.
Kelima petugas penyelenggara Pemilu 2019 meninggal diduga karena kelelahan saat bertugas.
Misna, ibu almarhum Sukarman yang ditemui Tribunlampung.co.id di kediamannya, Senin, menuturkan, anaknya sudah dua hari lalu dimakamkan.
Sukarman meninggal Jumat (19/4/2019) sekitar pukul 08.00 WIB.
Misna yang telah renta ini mengatakan tidak memiliki firasat apapun terkait kepergian anak kedua dari enam bersaudara itu, yang sehari-hari bekerja sebagai supir angkutan pasir.
Namun, ia mengungkapkan, pada Kamis (18/4/2019) dini hari anaknya tersebut sempat mengeluh lapar.
Baca: Ledakan Bom di Sri Lanka, BIN Belum Temukan Indikasi Hubungan dengan Sel Teroris di Indonesia
"Hari pencoblosan itu dia pulang jam 2 malam (Kamis dini hari). Dia memang sempat bilang capek dan lapar. Saya tanya kenapa nggak makan? Dia bilang sudah makan, tapi sedikit. Terus dia tidur," ujar Misna.
Misna melanjutkan, pada Kamis pagi anaknya kembali beraktivitas seperti biasa yakni membawa mobil angkutan pasir dan pulang sekitar pukul 17.00 WIB.
Saat sore itu, korban masih sempat memberi makan kucing peliharaannya.
"Malamnya dia nggak ke luar rumah. Malam itu tidak biasa, dia tidur di kursi ruang tamu.
Padahal selama ini tidak pernah dia tidur kursi. Jumat pagi, sekitar pukul 07.00 WIB, saya bangunin. Man..., Man..., dia nggak jawab-jawab," kata Misna.
"Saya pegang badannya keringatan semua. Saya pegang kakinya dingin. Terus dibawa ke rumah sakit," ungkap Misna didampingi anak keempatnya, Supartono.
Setelah di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek, nyawa Sukarman sudah tidak bisa diselamatkan.
"Kata dokter sudah meninggal karena sakit jantung. "Padahal anak saya itu sehat-sehat tidak pernah sakit. Paling sakit itu masuk angin aja," ujar wanita yang sehari-hari berjualan kue keliling itu.
Sementara Supartono, adik almarhum berharap ada perhatian dan santunan pemerintah dan pihak penyelenggara pemilu bagi keluarga almarhum.
"Kakak saya kecapean karena saat pencoblosan dia pulang subuh, paginya kerja lagi. Jadi badannya drop. Semoga ada perhatian dari pemerintah dan KPU," harap Supartono.
Supartono mengatakan, kakaknya itu tinggal bersama ibunya, dan sehari-hari bekerja sebagai sopir mobil angkutan pasir.
"Kakak saya tinggal sama ibu. Dia itu pekerja keras. Dia memang tidak ada istri karena sudah pisah. Kalau orangnya perhatian dan suka pelihara kucing," tambah Supartono.
5 Petugas Bawaslu Sakit
Bukan cuma KPU, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Lampung ternyata juga mendata pengawas pemilu khususnya pengawas TPS yang kelelahan dan sakit selama bertugas.
Sampai Senin, tercatat ada lima petugas yang sakit.
Sementara, korban meninggal dunia tidak ada.
Ketua Bawaslu Lampung Fatikhatul Khoriyah menuturkan, pengawas pemilu juga bekerja seperti jajaran KPU.
"Pengawasan melekat setiap tahapan, jadi sama kelelahan juga dirasakan pengawas," ujarnya.
Karena itu, ia mengimbau kepada pengawas kecamatan, yang tengah memantau pleno rekapitulasi tingkat kecamatan untuk menjaga kesehatan.
Baca: UPDATE Real Count KPU Jokowi vs Prabowo Selasa 23 April Pukul 08.30 WIB, Siapa Lebih Unggul?
"Kita harapkan selain mencermati proses rekapitulasi suara, mengawal jangan sampai ada pergeseran suara dalam satu parpol atau antar parpol, Panwascam juga menjaga kesehatan," kata Khoir.
54 Petugas
Petugas KPPS meninggal juga terjadi di sejumlah daerah.
Berdasarkan catatan KPU RI, total ada 54 petugas KPPS meninggal dunia seusai menjalankan tugas menghitung dan merekap suara hasil Pemilu 2019.
Selain itu, 32 petugas KPPS dilaporkan sakit.
Data tersebut berdasarkan laporan yang diterima KPU hingga Minggu (21/4/2019).
"86 petugas yang mengalami musibah, meninggal 54 orang dan sakit 32 orang," kata komisioner KPU, Viryan Azis, di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2019).
Menurut Viryan, petugas yang meninggal dunia ataupun sakit sebagian besar karena kelelahan.
Ada pula petugas yang mengalami kecelakaan.
Jumlah tersebut masih mungkin bertambah lantaran KPU terus melakukan pembaruan data.
Saat ini, petugas juga masih melakukan rekapitulasi suara di tingkat kecamatan.
"Sangat mungkin masih bertambah karena sekarang rekapitulasi suara di kecamatan sedang berlangsung, KPPS, PPS, dan PPK terus merekap suara," ujar Viryan.
Atas kejadian ini, Viryan berharap ada layanan kesehatan gratis dari Kementerian Kesehatan atau pemerintah daerah di setiap kecamatan.
Terpisah, pihak KPU Lampung mengatakan, ada santunan yang akan diberikan oleh jajaran KPU kepada penyelenggara KPU yang meninggal saat menjalankan tugas, atau pun sakit.
Untuk itu, KPU Lampung hingga kini terus mendata penyelenggara adhoc yang berpulang.
"Sudah diperintahkan oleh Divisi SDM KPU-RI mendata jajaran Badan Adhoc yg gugur, sakit kelelahan dan mengalami kecelakaan. Kemudian, rekan2 komisioner se Indonesia memiliki dana santunan bagi penyelenggara yang meninggal dunia dalam tugas," kata ketua KPU Lampung Nanang Trenggono.
Sejauh ini, terus Nanang ada empat KPPS dan satu linmas yang didata meninggal karena menjalankan tugas menyelenggarakan pemilu 2019 di Lampung. (romi/beni/endra)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Petugas KPPS Digigit Ular di Lampung, Ada Petugas Lain Dibegal Saat Pemilu 2019