Guru Honorer Dimutilasi Usai Berhubungan Sesama Jenis, Ini Kronologinya Saat Rekonstruksi
Dalam rekonstruksi di warung yang disewa pelaku Aris Sugianto ini korban Budi Hartanto diperankan Brigadir Debi anggota Jatanras Polda Jatim.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Rekonstruksi kasus pembunuhan dan mutilasi Budi Hartanto (28) seorang guru honorer juga berlangsung di TKP pembunuhan warung nasi goreng di Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Rabu (24/4/2019).
Dalam rekonstruksi di warung yang disewa pelaku Aris Sugianto ini korban Budi Hartanto diperankan Brigadir Debi anggota Jatanras Polda Jatim.
Dua tersangka pembunuhan dan mutilasi Aris dan Ajis juga dihadirkan memperagakan sejumlah adegan pembunuhan yang dilakukannya.
Reka ulang di TKP pembunuhan diawali pertemuan korban dan pelaku di warung.
Selanjutnya pelaku dan korban masuk ke dalam ruang kamar untuk melakukan hubungan sesama jenis.
Usai berhubungan sesama jenis terjadi percekcokan yang dilerai tersangka Ajis Prakoso.
Baca: Jokowi di Ambang Rekor, Jika Menang Lagi Maka Jadi Jawara 5 Kali Pemilu
Baca: Berhonor Rp 500 Ribu Sudah Ada 90 Yang Meninggal, Begini Beratnya Jadi Petugas KPPS
Namun keterlibatan Ajis membuat korban marah dan mengambil pisau yang disabetkan ke arah Ajis.
Namun sabetan pisau meleset dan berhasil direbut tersangka Ajis.
Selanjutnya Ajis yang membacok korban mengenai lengan tangan.
Ajis kembali membacok korban mengenai bagian leher yang membuat korban terjatuh.
Selanjutnya tersangka Aris Sugianto yang membekap mulut korban supaya tidak berteriak dengan kain.
Tindakan ini yang mengakibatkan korban tewas karena tidak dapat bernapas.
Baca: Sudah 119 Petugas KPPS dan 15 Polisi Meninggal, Bagaimana Dengan Penyelenggaraan Pemilu ke Depan?
Baca: Setelah Tahu Pemilu 2019 Sebabkan Ratusan Orang Meninggal, Ini Reaksi Pengaju Pemilu Serentak
Selanjutnya kedua pelaku berupaya membuang korban.
Supaya tidak dicurigai, korban dimasukkan ke dalam koper.
Namun masalahnya kopernya tidak muat, sehingga muncul ide untuk memenggal kepala korban supaya kopernya dapat ditutup.
Selanjutnya koper dibuang di sungai bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Sedangkan kepala korban dibungkus plastik dimasukkan karung dibuang di Sungai Ploso Kerep, Desa Bleber, Kecamatan Kras.
Sebelumnya terungkap fakta terbaru ini juga mengungkap adanya tindak kriminal lain yang diduga dilakukan tersangka pembunuh dan pemutilasi guru honorer Budi Hartanto.
Berikut fakta-fakta yang dirangkum surya.co.id:
1. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
Salah seorang tersangka, Aris Sugiarto berulangkali mencurahkan isi hatinya melalui unggahan akun facebook-nya.
Beberapa unggahan statusnya, misalnya pada 27 Oktober 2019 menulis, "Pengecut itu selalu memanfaatkan temannya untuk membantu. One by one itu baru gentlemen. Dasar kau pengecut.....:
Status lainnya yang sempat diunggah seperti tulisan "Loro...atiku loro. Seng ta tresno ora rumomgso".
Aris tidak menyebutkan siapa yang dimaksud dalam unggahan tersebut.
Seperti telah diberitakan sebelumnya, guru honorer korban pembunuhan sadis di Blitar memiliki orientasi seks yang berbeda, termasuk juga dua orang pelaku pembunuhnya.
Pihak kepolisian juga mengatakan jika motif asmara menjadi landasan adanya pembunuhan yang menewaskan seorang guru honorer di Kediri.
"Sudah kami duga sejak awal pelaku adalah sangat mengenal korban. Keduanya diduga memiliki hubungan spesial dengan korban.
Baca: Masalah Sepele Ini Jadi Sebab Tersangka Memotong Leher Budi Hartanto Usai Membunuhnya
Baca: Ini Omongan Audrey yang Bikin Pelaku Sakit Hati? Bukan Masalah Cowok, Seret Almarhum Ayah
"Karena itu kami membaca ada hubungan asmara antara pelaku dan korban," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, Jumat (12/4/2019).
Sayangnya, Barung enggan membeber kisah asmara tersebut.
Keduanya, lanjut Barung, merupakan teman dekat dalam sebuah komunitas.
"Bahkan (korban dan 2 pelaku) pernah memiliki hubungan spesifik dengan orientasi pada komunitas tertentu," terang Barung.
Namun ia membocorkan jika korban sering berganti pasangan.
Diduga korban dan kedua pelaku, AP dan AJ, juga ikut satu komunitas tertentu.
AP dan AJ, ungkap Barung, memiliki kecenderungan perilaku yang 'melambai'.
"Kedua pelaku ini diidentifikasi memiliki kecenderungan perilaku yang agak melambai," katanya.
Sesuai penuturan ibunya, Aris akhir-akhir ini sering kumpul-kumpul bareng dengan rekan komunitasnya dengan acara bakar -bakar ayam di rumahnya di Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
2. Temuan Sabu-sabu
Ajis Prakoso, tersangka lain dari kasus pembunuhan Budi Hartanto (28), ternyata pengguna narkoba jenis sabu-sabu.
Hal ini terungkap saat Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim menemukan alat hisap sabu saat menggeledah rumahnya di Kediri.
"Saat kami geledah ditemukan alat menggunakan sabu," kata Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Leonard Sinambela pada awak media, Minggu (14/4/2019).
Temuan itu, diakui Leonard mengagetkan petugas.
Pasalnya, fokus penggeledahan di kediaman pelaku yang dilakukan personilnya bukan untuk itu.
Baca: Ahmad Dhani Teriak Prabowo Menang
Baca: Hari Ini Vanessa Angel Akan Jalani Sidang Perdana Kasus Penyebaran Konten Asusila
Namun, fokus pada pencarian beberapa barang atau benda-benda lain yang berkaitan dengan kasus pembunuhan yang disertai mutilasi pada Budi Hartanto.
"Barang bukti korban juga sebagian ditemukan," katanya.
Setelahnya, Ajis dimintai keterangan lebih lanjut terkait temuan tersebut.
Ternyata dugaan Leo benar, artinya Ajis merupakan pengguna barang haram tersebut.
"Dugaan kami benar, dia ngaku saat kami tanya," lanjutnya.
Sejauh ini yang diketahui sebagai pengguna sabu hanya Ajis.
Pelaku pembunuhan dan mutilasi lainnya yang bernama Aris Sugianto, tambah Leo, ternyata tidak terbukti menggunakan sabu.
Kendati demikian, Ajis tidak akan diproses hukum menggunakan pemberatan pasal penyalahgunaan narkoba.
Melainkan tetap akan dikenai pasal pembunuhan.
"Nanti akan dilihat pasti akan berlapis pasalnya, tapi bukan berlapis dengan pasal penggunaan narkoba, itu terlalu kecil hukumannya," tandasnya.
3. Alasan Memutilasi Sepele
Belakangan terungkap alasan kedua pelaku melakukan mutilasi pada kepala Budi Hartanto.
Rupanya alasan kedua pelaku memotong kepala korban bukan untuk mengelabui polisi.
Alasan mereka cukup sepele, hanya karena koper yang digunakan untuk membuang jasad korban tidak cukup.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Frans Barung Mangera mengatakan, penyidik menduga ada dua penyebab pelaku memutilasi mayat guru honorer Budi Hartanto yang ditemukan di dalam koper di Blitar.
Kemungkinan pertama adalah untuk menghilangkan jejak, tapi ternyata bukan itu alasannya.
Kombes Pol Frans Barung Mangera menyebutkan, "Karena itu, pelaku harus memotong leher korbannya agar bisa dimasukkanya ke dalam koper," ujarnya.
4. Tersangka Sempat Menjerit-jerit di Tengah Malam
Warga di sekitar warung nasi goreng yang dikelola Aris Sugianto, salah satu tersangka pelaku mutilasi Budi Hartanto (28) sempat curiga saat mendengar suara jeritan pelaku pada tengah malam.
Aris diketahui membuka bisnis warung nasi goreng dan masakan Malaysia di Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri.
Sujilah (65) tetangga sebelah timur warung nasi goreng mengungkapkan, dirinya mengetahui pelaku sempat menjerit -jerit ketakutan pada malam hari.
"Pelaku sempat menjerit-jerit seperti orang ketakutan.
Padahal di warungnya juga ada temannya.
Dia bilang wedi aku, wedi aku (aku takut- aku takut)," ungkap Sujilah menirukan teriakan pelaku kepada SURYA.co.id, Sabtu (13/4/2019).
Mengetahui ada suara ribut-ribut di warung depan rumahnya, Sujilah sempat mengintip melihat kejadian diluar dari balik kelambu rumahnya.
Sejumlah tetangga lainnya juga ada yang mengintip.
Pelaku juga terlihat sempat berlari dari warungnya ke jalan dengan ekspresi seperti orang yang ketakutan.
Padahal di warungnya juga ada sejumlah temannya.
Keesokan harinya Sujilah sempat menanyakan kejadian yang membuatnya menjerit-jerit ketakutan.
Pertanyaan itu dijawab oleh pelaku yang mengaku pundaknya seperti kejatuhan kayu.
"Saat mencuci piring saya tanya, ada apa tadi malam jerit-jerit ketakutan ?
Dia menjawab kaget karena pundaknya seperti kejatuhan kayu yang berat," ungkapnya.
Kejadian pelaku yang menjerit-jerit ini berlangsung sekitar tiga hari pascapenemuan mayat Budi Hartanto, guru honorer dalam koper di bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Sejak kejadian itu, warung nasi goreng yang dikelola Aris kemudian tutup.
Usaha warung nasi goreng di Desa Sambi baru sekitar 10 hari.
Sehingga warga belum banyak yang mengetahui identitasnya.
Termasuk Sujilah yang rumahnya bersebelahan malahan mengaku belum kenal namanya.
5. Sempat Berkilah
Melalui video pengakuan pelaku yang viral di media sosial (medsos), tersangka AP alias AS sempat berkilah bahwa bukan dirinya yang melakukan pembunuhan.
"Itu bukan saya yang ngelakuin," kata pelaku dengan gaya melambai.
Hal tersebut tampak membuat seorang anggota polisi tertawa mendengar ucapan dan gaya berbicara pelaku.
"Terus kamu bagian apa sekarang," tanya perekam video.
"Masalahnya begini, saya bagian yang memegangi," ungkap pelaku.
Saat menjelaskan hal itu, punggung pelaku tampak mendapatkan pukulan ringan dari polisi.
Mendengar pelaku terus berkilah, anggota kepolisian tampak menaikkan nada bicaranya.
"Sekarang yang mutilasi orang berapa," tegas polisi.
"Satu orang," ucap pelaku sambil melihat ke arah anggota kepolisian itu.
"Yang megangi satu orang saja, aku aja," kata pelaku menambahkan.
Namun hal tersebut dibantah oleh anggota polisi yang melakukan interogasi.
"Enggak mungkin le, enggak mungkin kuat," jelas petugas.
"Bener Pak, demi Allah, yang mutilasi satu orang Pak," ucap pelaku.
"Yang ada di sana berapa orang," tanya polisi.
"Satu orang aja, aku sama temanku," jelas pelaku lagi.
Dalam rekaman video itu, tampak pula pelaku ditanya soal siapa yang membuang kepala korban.
"Yang buang kepalanya ya kita dua orang Pak," tambahnya.
Saat menjelaskan hal tersebut, tampak ada satu anggota polisi yang baru saja mendatangi pelaku.
Tak ikut bertanya, polisi itu tampak tertawa mendengar ucapan pelaku.
Sementara itu, beberapa anggota polisi lain tampak mengeluarkan senyum tipis mendengar ucapan dari pelaku.
Di tengah penjelasan pelaku, anggota polisi tersebut tampak mulai emosi lantaran penjelaskan pelaku selalu berubah-ubah.
"Enggak usah gitu, tadi katanya tiga sekarang ada berapa," kata polisi tersebut.
Melihat pengakuan pelaku yang selalu berbeda, anggota polisi tersebut tampak langsung menghentikan interogasinya.
Pelaku kemudian digelandang keluar dari ruangan interogasi. (Didik Mashudi)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Rekonstruksi Pembunuhan Guru Honorer Kediri, Korban Sempat Lakukan Ini Bareng Pelaku di Kamar