Perlu Ketegasan Pemimpin, Wakil Ketua Umum Gerindra Sebut Dirjen Pas Harus Dicopot
"Karena kalau ini masih tetap dipertahankan, pasti akan kembali muncul masalah-masalah lain. Sehingga perlu ketegasan dari pimpinan," ujarnya.
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belum habis cerita narapidana mengalami tindak kekerasan di Lembaga Pemasyarakatan (lapas) Narkotika Nusakambangan, muncul lagi masalah baru.
Dimana napi di lapas Cipinang diperas petugas demi mendapatkan fasilitas kamar, remisi, hingga pembebasan bersyarat.
Dari permasalahan yang muncul, pembenahan harus segera dilakukan di tubuh kementrian hukum dan HAM.
Pasalnya, selain dua masalah yang baru itu, masih banyak rentetan kasus lain yang ada didalam lapas.
Mulai dari jual beli kamar, pengendalian narkoba, hingga oknum sipir yang membantu para bandar untuk menyelundupkan narkotika kedalamnya.
Wakil Ketua Umum Bidang Investigasi DPP Partai Gerindra, Fauka Nurfarid yang mendesak untuk segera dilakukan pembenahan di kemenkumham.
Pasalnya, bila terus dibiarkan, masalah ini akan terus muncul tanpa adanya penyelesaian.
"Menteri Hukum dan HAM harus segera mencopot Dirjen PAS. Kalau memang tidak bisa, Presiden Jokowi yang harus bertindak untuk mencopot dirjen PAS," katanya, Selasa (7/5/2019).
Menurut Fauka, dengan dicopotnya Dirjen PAS Sri Puguh Budi Utami, dinilai bisa menyelesaikan masalah yang kerap kali terjadi.
Karena hal itu pastinya akan dilakukan pejabat barunya demi menjaga lapas maupun rutan untuk memberikan citra positif.
"Karena kalau ini masih tetap dipertahankan, pasti akan kembali muncul masalah-masalah lain. Sehingga perlu ketegasan dari pimpinan," ujarnya.
Langkah itu juga, sambung Fauka, karena masalah di depan Lapas narkotika Nusakambangan, telah melanggar hak asasi manusia.
Karena dengan jelasnya napi diperlakukan seperti binatang yang dipukul, tendang, hingga diseret sipir.
"Di situ terlihat manusia sudah tidak ada artinya lagi untuk hidup dan mengalami perlakukan sadis. Karena itu segera ambil tindakan," tegasnya.
Fauka menambahkan, meski kalapas narkotika Nusakambangan sudah dicopot, hal itu tidak menyelesaikan masalah. Karena untuk mengatasi semua itu, harus dilakukan pembenahan hingga ke tingkat pimpinan atas.
"Segera lakukan pergantian untuk menyelesaikan sejumlah masalah yang selama ini ada didalam lapas maupun rutan," tegasnya.
Dengan dilakukan penyegaran di tubuh direktorat jenderal pemasyarakatan, Fauka menilai revitalisasi yang selama ini digembar-gemborkan bisa berjalan.
Tenaga baru yang disiapkan dan paham akan permasalahan yang ada didalamnya, pastinya bisa mengatasi sekelumit persoalan yang ada.
"Cari orang yang paham betul cara menangani semua untuk memberikan perubahan," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, sebuah video petugas sipir lembaga Pemasyarakatan (lapas) Nusakambangan, menganiaya narapidana viral di media sosial.
Petugas memperlakukan warga binaan dengan kejam karena mendapat perlakuan pemukulan, diseret, ditendang, disabet dan bahkan ditenteng layaknya binatang.
Di video berdurasi 01:22 menit itu terlihat perlakuan kasar yang dilakukan para sipir dari tim khusus pemasyarakatan.
Dimana 26 narapidana yang akan dipindakan, baru tiba di dermaga Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah.
Dengan tangan dan kaki di borgol napi diminta untuk jalan jongkok menuju kapal penyebrangan.