Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengelolaan Air di Jateng Harus Modern, Swasta dan Perguruan Tinggi Dioptimalkan

Untuk memodernisasi pengelolaan sumber daya air, peran swasta dan perguruan tinggi di Jawa Tengah dioptimalkan. Terlebih, nomenklatur dinasnya saat in

Editor: Content Writer
zoom-in Pengelolaan Air di Jateng Harus Modern, Swasta dan Perguruan Tinggi Dioptimalkan
Ist
Pengelolaan Air di Jateng Harus Modern 

Untuk memodernisasi pengelolaan sumber daya air, peran swasta dan perguruan tinggi di Jawa Tengah dioptimalkan. Terlebih, nomenklatur dinasnya saat ini menjadi Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Tata Ruang (PU-SDA dan Taru).

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, pengelolaan air saat ini harus dilakukan dengan modern dan terbuka. Artinya, pelibatan masyarakat dan komunitas harus semakin ditingkatkan. Namun saat ini, komunitas yang turut aktif mengelola sungai hanya ada di Jateng wilayah Selatan, sementara di wilayah Utara belum sama kondisinya.

"Maka saya tawarkan, bagaimana kalau kita ajak satu perguruan tinggi satu ruas sungai, satu perusahaan satu ruas sungai. Bertanggung jawab atas pengelolaannya, kebersihan dan sebagainya," katanya.

Hal tersebut disampaikan Ganjar saat memberi pengarahan pada pegawai Dinas PU-SDA dan Taru, di Jalan Madukoro Semarang, Rabu (8/5/2019). Menurut Ganjar, hari ini di PU-SDA dan Taru makin strategis karena tata ruangnya bergabung dengan SDA.

"Kalau basisnya tata ruang, dia akan mengelola seluruh yang ada di Jawa Tengah, bagaimana air, daratannya peruntukannya untuk apa saja," katanya.

Maka, lanjut Ganjar, di atasnya ada fungsi-fungsi yang mesti dikelola. Salah satunya adalah air. Air baku untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk pertanian, serta suplai air dari potensi yang kita miliki dari waduk, embung dan sebagainya.

"Permasalahan sudah kita ketahui sekarang. Kita, embung masih kurang dan problem teknisnya biasanya soal lahan. Kapasitas anggaran juga terbatas. Jika kita ingin memenuhi itu, maka seluruh pemangku kepentingan kita ajak," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Ganjar mencontohkan, saat ini sebagian besar lahan ada di Perhutani, maka ada alasan untuk Perhutani diajak rembugan agar bisa berbagi. Tanahnya urusan Perhutani, sementara untuk pembangunan embung untuk kebutuhan air dilakukan Pemprov Jateng.

"Waduk besar sudah dibangun presiden, kita yang level provinsi bangun di bawahnya. Tapi kok masih kurang, Pemkab kita ajak, masyarakat desa kita ajak, swasta juga kita ajak. Tapi itu saja tidak cukup. Kualitas air dan tata kelola juga harus kita penuhi," bebernya.

Jika hal tersebut bisa dilakukan, Ganjar yakin pengelolaan sumber daya air di Jateng akan semakin optimal. Misalnya, dengan pola tersebut penanganan banjir berangkat atau pendekatannya lewat tata ruang karena sekarang tata ruang jadi idola.

"Kalau itu bisa kita dorong, maka manajerial sumber daya air pasti lebih gampang. Tapi SDA tidak bisa berjalan sendirian, dia mesti bekerja dengan LHK, hilirnya mesti diperbaiki dan kelompok masyarakat juga harus diajari," ungkapnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas