Setahun Lebih Pak RT Mencabuli Anak Tetangga, Korban Takut Kalau Lapor Foto dan Video Vulgar Disebar
Satu lagi kasus dugaan pencabulan terhadap anak bawah umur terkuak, di Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK -- Satu lagi dugaan kasus pencabulan terhadap anak bawah umur terkuak, di Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).
Seorang pria berinisial ED (50) seorang Ketua RT diduga melakukan pencabulan terhadap seorang gadis belia yang masih berusia 15 tahun berinisial NB sejak dari 2017 silam.
NB yang ditemui pertama kali beberapa waktu lalu di rumah paman terlihat lesu.
Tidak ada senyum di wajahnya, dirinya datang bersama ibu dan adik putrinya.
Kepada Tribun NB menceritakan, kebejatan ED pertama kali dilakukan pada Juni 2017 silam dan berkelanjutan hingga Maret 2019.
Baca: Main Ponsel Sambil Nyetir, David Beckham Dilarang Mengemudi 6 Bulan
Baca: Jelang Lebaran Banyak Kebutuhan, Masyarakat Harus Pintar Agar Tak Tertipu Pinjaman Daring
Baca: Menperin Klaim Pemerintah Serius Siapkan Perpres Kendaraan Listrik
ED pertama kali melakukan perbuatan bejatnya dengan mengajak korban ke satu di antara hotel di Kota Pontianak, setelah sebelumnya membelanjakan barang-barang untuk korban sebagai bujuk rayu.
Setelah itu, di dalam kamar hotel, ED mengancam dan memaksa korban melayani nafsu bejatnya.
Parahnya, setelah melakukan perbuatan bejatnya ED memoto korban, yang kemudian mengancam akan menyebarluaskan foto tersebut bila korban mengadu.
ED tak hanya sekali melakukan perbuatannya.
NB menceritakan, setelah itu setiap pekan mengajak korban berhubungan badan dengan ancaman, bila pelaku tidak mau maka ia akan menyebarkan foto-foto bugil korban ke teman-teman korban.
"Dia itu fotonya maksa, terus dia selalu ngancam, kalau saya ndak mau dia mau nyebarkan foto-foto bugil ke kawan-kawan saya," ungkap NB.
Merasa tertekan dengan keadaannya, ia pun berusaha mencari seseorang untuk bercerita tentang keadaan buruk yang sedang membelenggunya.
NB lantas bercerita kepada bibinya, karena dinilainya sang bibi merupakan orang tepat dan dapat memberikan solusi akan apa yang sedang dialaminya.
"Saya cerita sama bibi, karena saya lihat bibi itu, mukanya itukan orangnya ndak comel (cerewet). Saya mau cerita sama orangtua masih takut, dan saya lihat bibi orangnya ndak suka bocorkan rahasia, jadi saya cerita sama dia," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.