Kasus Pembunuhan Kasir Minimarket, Misteri Telepon Masuk ke Ponsel Korban Sebelum Hilang
Vera Oktaria (20) sempat merindukan seseorang, beberapa hari sebelum ditemukan tewas di salah satu penginapan
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Vera Oktaria (20) sempat merindukan seseorang, beberapa hari sebelum ditemukan tewas di salah satu penginapan di Musi Banyuasin.
Gadis asal Palembang itu ditemukan tewas, tangannya termutilasi, saat ditemukan di kamar 06 di penginapan Sahabat Mulya, Jalan PT Hindoli, Sungai Lilin, Musi Banyuasin, Jumat (10/5/2019).
Lokasi penginapan kasir Indomaret saat ditemukan tewas berjarak sekitar 132 kilometer dari rumahnya di Palembang, Sumatera Selatan.
Sementara itu, Prada DP kekasih korban diburu petugas gabungan Satreskrim Polres Musi Banyuasin dan Ditreskrimum Polda Sumsel, membantu Polisi Militer yang diterjunkan Kodam II Sriwijaya.
Prada DP merupakan prajurit yang masih menempuh pendidikan Infantri di Baturaja.
Jasad Vera sempat diautopsi dan dikebumikan oleh pihak keluarga di TPU Naga Swidak Plaju, Palembang, Sabtu (11/5/2019).
Beredar isi pesan direct message Vera dengan seseorang. Kasir Indomaret itu mengungkapkan kerinduan kepada sahabatnya.
Akun Facebook bernama Vivi Halida mengaku sebagai rekan Vera. Mereka sempat berbalas pesan.
Vivi Halida sempat berkomentar dalam unggahan akun Facebook.
Ia memperlihatkan isi pesan terakhir Vera pada 5 mei 2019, atau dua hari setelah dinyatakan keluarga menghilang dan tak ada kabar pada Selasa, 7 Mei 2019.
Dalam pesan tersebut terlihat Vera mengaku kangen dengan sahabatnya itu.
"Vi, aku kangen dengar suara kau mengaji," tulis Vera pada 5 Mei pukul 12.10 AM.
Vivi baru membalas pesan tersebut pukul 06.39 AM.
"Hm bebeb, aku kangen kau juga," balas Vivi.
Komentar tersebut hanya dilihat Vera tanpa memberikan balasan lagi kepada sahabatnya itu.
Berantem di depan rumah
Vera menjalin kasih dengan Prada DP saat masih duduk di bangku sekolah menengah pertama
Hubungan mereka sempat naik turun dan keduanya pernah bertengkar hebat setahun lalu.
Yuminah penah menyaksikan Vera dan Prada DP bertengkar hebat. Ia bahkah sempat menegur keduanya.
"Mereka pernah bertengkar di sini, di dekat kursi rumah ini. Saling tarik-tarikan (jambak) rambut. Pas saya datang, tangan pacarnya Vera saya lihat sudah kena gigit," ujar Yuminah saat ditemui di rumah duka, Sabtu (11/5/2019).
Melihat kedua anak muda itu bertengkar, Yuminah lantas menasihatinya.
"Saya bilang jangan seperti itu. Apalagi kalian baru pacaran, masak sudah saling main tangan," ujar dia.
Dari awal Yuminah sudah melihat gelagat tidak baik Prada DP. Pribadi kekasih Vera tersebut dinilainya kasar.
"Saya bilang kamu itu harus banyak istigfar, harus bisa kendalikan emosi. Saya bilang langsung ke dia," katanya.
Vera sering bercerita sering merasa takut terhadap Prada DP, pacarnya. "Vera itu sering diancam, jadi anak itu takut," jelasnya.
Selama ini Vera dikenal sebagai pribadi yang baik dan pendiam.
Suhartini (50) menjelaskan anak gadisnya, Vera, acap merasa ketakutan dan gelisah dengan sikap Prada DP yang tempramental.
"Sebenarnya Vera sudah tidak mau lagi sama dia (DP). Soalnya pacarnya itu bengis orangnya, suka main tangan," ungkap Suhartini saat ditemui di rumah duka.
Saban bercerita kepada Suhartini, Vera mengaku sering mendapat perlakuan kasar pacarnya itu.
Suhartini sempat bertanya kenapa Vera tidak menjerit ketika disakiti Prada DP.
"Nggak bisa mak, nggak ada yang mau nolong," kata Vera seperti ditirukan Suhartini.
Kepada ibunya itu, Vera mengaku merasa nyaman berada di rumah, ketimbang jalan bareng Prada DP.
Tak kuasa lihat wajah putrinya hitam
Suhartini mencoba menolak kenyataan, tapi bekas jari terluka, anting-anting dan ikat rambut menguatkan semua itu milik Vera.
Ia tak kuat menopang tubuhnya, terlanjur sedih dan terpukul, bahkan tak sempat untuk mengantar jenazah Vera ke pemakaman.
Ditemani pihak keluarga, Suhartini terduduk lemah di rumahnya.
Kerabat dan tetangga mencoba menghiburnya karena sejak tahu Vera tewas, Suhartini menangis terus.
"Biarlah di sini saja," kata Suhartini ketika ditanya pihak keluarga apakah ingin mengantar jenazah ke pemakaman.
Suhartini tak kuat menyaksikan kematian anak gadisnya itu, apalagi wajahnya sudah tak tidak jelas.
"Wajah Vera sudah tidak jelas lagi," jelas Suhartini saat membalas telepon kakak almarhum yang menanyakan kabarnya.
Ia sempat mendatangi rumah sakit untuk memastikan apakah benar perempuan yang meninggal adalah Vera.
"Saya lihat anting-anting, ikat rambut sama ada luka di jarinya, sama seperti punya Vera. Jadi ya sudah itu memang dia," kata Suhartini.
Misteri dering telepon
Kepala toko Indomaret Arina menjelaskan Vera baru seminggu bekerja sebagai kasir.
Ia sempat bertemu Vera terakhir kali sebelum dinyatakan hilang.
"Saat terakhir ketemu saya shift sore sedangkan Vera shift pagi. Jadi kami sempat ketemu, dia juga biasanya kalau pulang kerja naik motor sendiri," ujar Arina.
Pada Selasa (7/5/2019) malam itu, kegelisahan Vera sempat tertangkap pandangan mata rekannya, Dwi.
Ia mendengar kurang lebih 10 kali ponsel Vera berdering. Vera sempat mengangkat dan tak menggubris keinginan orang yang meneleponnya.
"Korban mengangkat telepon dan berkata, 'tidak bisa, tidak bisa.' Namun masih saja terdengar bunyi handphonenya hingga dia pulang bekerja," ujar Dwi.
Vera pamit pulang pukul 23.30 WIB.
Satu jam kemudian, keluarga Vera termasuk ibunya, Suhartini, datang ke toko dan menanyakan keberadaannya karena belum juga pulang ke rumah.
Arina sempat berjumpa Suhartini malam itu. Rekan-rekan karyawan Indomaret menjelaskan Vera sudah pulang, tapi sampai besok ia tidak masuk bekerja dan kembali ke rumah.
"Kami tidak menyangka bahwa korban mutilasi itu Vera, kami sendiri dapat info dari media sosial dan pesan whatsApp berantai," ujar Arina.
Potongan tangan di kasur sobek
Pengakuan Suhartini soal wajah Vera tak jelas diakui Kapolres Musi Banyuasin AKBP Andes Purwani.
Muncul dugaan wajah hitam korban diduga akibat benturan keras.
"Diduga ia disiksa dulu, setelah meninggal jenazahnya dengan tangan sampai siku yang sudah dipotong dimasukkan ke dalam kasur yang disobek." ujar Andes, Minggu (12/5/2019).
Prada DP diduga kuat pembunuh Vera karena ada jejak sidik jarinya.
Keterlibatan Prada DP diperkuat setelah polisi meminta keterangan enam orang saksi seperti pemilik penginapan.
Selain itu, polisi sudah mendapat kepastian pria yang membawa tas koper saat menginap lalu menyewa kamar 06 adalah Prada DP.
Tas koper yang ada di kamar 06 tersebut baru dibeli Prada DP.
Penjual koper mengkonfirmasi wajah pembelinya sama dengan foto yang ditunjukkan oleh polisi berdasar KTP elektronik dan foto lain.
Polisi menduga jenazah Vera akan dibakar pelaku karena di lokasi ada minyak tanah, obat nyamuk dan korek api.
Pentol korek ditempelkan di obat nyamuk, diduga sebagai timer.
Ketika kamar sudah ditinggal dengan sendirinya pentol korek akan terbakar dan menyulut tempat tidur lalu membakar jenazah Vera.
Dengan terbakarnya kamar, pelaku berharap jejak mereka akan hilang.
"Ternyata obat nyamuknya padam. Sehingga tidak sempat membakar pentol korek api yang menjadi pemicu api untuk membakar tempat tidur," ungkap dia.
Prada DP tak rela Vera memutuskannya
Sehari-hari Vera dikenal sebagai anak yang pendiam, tidak banyak tingkah, dan selalu menaruh hormat kepada orang yang lebih tua darinya.
Suhartini mengakui putrinya sudah tak berpacaran lagi dengan Prada DP karena sikapnya kasar dan temperamental.
"Tapi kalau enggak salah enggak lama ini mereka sudah putus," ungkap Suhartini.
Sebelum hilang dan ditemukan tewas, Vera pernah menceritakan ketakutan dan perbuatan kasar Prada DP.
Rumah Vera dan Prada DP berjarak 150 meter hanya beda lorong. DP tinggal di Lorong Taman Bacaan RT 6 RW 03.
"Aku enggak lagi pacaran dengan dia, dia galak, mukul. Aku merasa aman di rumah saja daripada jalan sama dia," kata Vera seperti ditirukan Suhartini.
Dari teman Vera, Suhartini baru tahu anak gadisnya pernah diancam akan dibunuh Prada DP jika berhubungan dan berpacaran dengan pria lain.
"Daripada dia jatuh ke cowok lain lebih baik kubunuh. Itu diomonginya ke kawan-kawan Vera," jelas Suhartini.
Prada DP baru dilantik dan kini sedang bertugas di Baturaja. Kini ia diburu petugas Sub Denpom II/4-4 Baturaja.
Ia meninggalkan Dandodik Latpur tanpa izin dan diduga terlibat memutilasi Vera.
“Belum tertangkap, kita masih memburu DP,” ujar Komandan Subdenpom II/4-4 Baturaja, Kapten CPM Gatot Udiyono yang dikonfirmasi, Minggu (12/5/2019).
Tempo hari, diakui Suhartini, Vera pernah ditelepon oleh Komandan tempat Prada DP bertugas.
Sang komandan mengira nomor tersebut milik Prada DP.
Dari penjelasan sang komandan diketahui, Prada DP sudah beberapa hari tak masuk dinas.
(Tribun Sumsel/Sripoku.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.