Terduga Pelaku Pembunuhan Vera Oktaria Belum Tertangkap, di Mana Prada DP Bersembunyi?
Sang pelaku pembunuhan yang diduga kuat adalah pacar korban, Prada DP hingga Selasa (14/5/2019) sore belum juga tertangkap.
Penulis: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah empat hari berlalu sejak ditemukannya jenazah Vera Oktaria (20) di sebuah penginapan di Sungai Lilin, Musi Banyuasin, sekitar 132 kilometer dari Kota Palembang.
Namun sang pelaku pembunuhan yang diduga kuat adalah pacar korban, Prada DP hingga Selasa (14/5/2019) sore belum juga tertangkap.
Prada DP adalah siswa Pendidikan Kejuruan (Dikjur) Tamtama Infanteri Ridam II/SWJ Baturaja.
Sejak kasus pembunuhan itu mencuat, keberadaan Prada DP pun bak ditelan bumi.
Terlebih lagi prajurit baru itu telah kabur dari masa pendidikan militer sejak Sabtu (4/5/2019) lalu. Prada DP tidak hadir tanpa izin (THTI).
Kasus pembunuhan perempuan cantik kasir minimarket di Palembang ini bermula sejak menghilangnya Vera Oktarian, Selasa (7/5/2019) malam sepulang bekerja di Indomaret Jl Jenderal Sudirman.
Dwi, rekan kerja Vera Oktaria, malam sebelum Vera pamit pulang, sempat melihat sedikitnya ada puluhan kali telepon masuk ke ponsel milik Vera.
"Malam itu saya mendengar telepon korban berdering kurang lebih 10 kali, terdengar korban mengangkat telepon dan berkata 'tidak bisa, tidak bisa' namun masih saja terdengar bunyi handphone-nya hingga dia pulang bekerja," ujar Dwi teman sekerja Vera Oktaria.
Baca: Kronologi Anggota Polisi Ditembak Perampok Usai Salat Subuh di Plaju
Lalu pukul 23.30 WIB, Vera Oktaria pamit pulang ke rumahnya.
Namun sekitar satu jam kemudian, keluarga Vera Oktaria datang ke toko dan bertanya tentang keberadaan Vera yang ternyata belum juga pulang ke rumah.
Sejak itulah Vera Oktaria dinyatakan hilang dan tak bisa dihubungi.
Di tempat terpisah, petugas Penginapan Sahabat Mulya, Jalan PT Hindoli, Kelurahan Sungai Lilin Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Muba mencurigai adanya bau menyengat di kamar nomor 06 pada Jumat (10/5/2019).
Ternyata sehari sebelumnya petugas penginapan juga sudah curiga, namun tak berbuat apa-apa.
Baru keesokan harinya mereka menghubungi polisi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, penemuan mayat perempuan tersebut berawal dari kecurigaan seorang pengurus penginapan yakni Nurdin bin Arsan.
Nurdin bin Arsan pada Kamis (9/5/2019), sekitar pukul 13.00 WIB sedang membersihkan dengan menyapu lantai penginapan.
Pada saat itu sesekali tercium aroma bau menyengat yang sumbernya dari kamar 06.
Nurdin yang merasa curiga langsung mengetuk pintu kamar dan mencoba untuk membuka pintu tersebut tapi tidak ada respon dari penghuni kamar.
Baca: UPDATE Hasil Real Count KPU Pilpres 2019 Jokowi vs Prabowo Selasa 14 Mei Jam 14.00 Data Masuk 81.33%
Karena dikira tidak terjadi apa-apa Nurdin langsung menghubungi orang tuanya untuk menanyakan keberadaan tamu tersebut yang tidak kembali setelah membawa kunci tersebut.
"Saya curiga waktu saya bersihkan lantai mencium bau busuk, nah baru besoknya (hari ini) bau busuk itu semakin kuat langsung saya hubungi Polsek Sungai Lilin."
"Setelah pihak Polsek Sungai Lilin datang, kamar tersebut baru di buka. Ditemukan sesosok wanita di atas ranjang dalam keadaan tanpa busana dengan kondisi tangan terpotong, jenazah membengkak ditutupi dengan selimut," ujar Nurdin.
Menurut Nurdin, tamu yang memesan kamar 06 tersebut terdata di buku tamu tanpa dilengkapi KTP atas nama Doni yang beralamatkan Karang Agung (P13).
"Tamu itu datang ke penginapan 2 orang, satu laki-laki dan satu perempuan tanpa identitas datang ke penginapan pada Selasa (7/5/19) sekitar pukul 22.00 WIB, mereka membawa 1 koper warna hitam," ungkapnya.
Satu-satunya Terduga Pelaku
Berdasarkan keterangan saksi-saksi, ternyata seorang pria berinisial D check in kamar Penginapan Sahabat Mulya, Jalan PT Hindoli, Kelurahan Sungai Lilin Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Muba.
"Pemesan kamar tanpa menyertakan KTP saat menginap, menurut saksi ada dua orang laki-laki dan satu perempuan, diduga korban," kata Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi.
Kombes Pol Supriadi menjelaskan, pria tersebut memesan kamar pada Rabu (8/5/2019).
Baca: Kronologis Baku Tembak TNI dan KKB di Papua hingga Gugurnya Pratu Kasnun Saat Hendak Dievakuasi
Kecurigaan akhirnya mengarah kepada Prada DP sebagai terduga pelaku pembunuhan dan mutilasi terhadap Vera Oktaria.
Penyidik Polda Sumsel memastikan terduga pelaku pembunuhan Vera Oktaria yang ditemukan tewas termutilasi di sebuah kamar penginapan adalah mantan pacarnya sendiri, yakni Prada DP.
"Kami sudah clear memastikan yang patut diduga tetap praduga tak bersalah adalah pacarnya berinisial DP yang sudah pacaran 4 tahun," ungkap Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnian Adinegara, Senin (13/5/2019).
Menurut Zulkarnain, status DP yang merupakan anggota TNI membuat proses pencarian juga harus melibatkan pihak dari Detasemen Polisi Militer Kodam II/Sriwijaya.
Selain itu, jika Prada DP telah terbukti menjadi pelaku pembunuhan terhadap Fera, seluruh berkas penyelidikan pun akan langsung dilimpahkan ke Pengadilan Militer untuk mengadili Prada DP.
"Sesuai ketentuan, berkasnya maupun semua hasil penelitian ilmiah inafis dan sebagainya tentu akan kami sampaikan ke pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut. Jika itu terbukti anggota TNI dengan sendirinya akan diserahkan ke Kodam," katanya.
Kabur
Kapendam II Sriwijaya Kolonel Inf Djohan Darmawan sebelumnya mengatakan, foto Prada DP telah disebar ke berbagai lokasi serta media sosial sebagai upaya pencarian.
Sebab, sejak kasus pembunuhan itu mencuat, keberadaan Prada DP pun bak ditelan bumi.
Terlebih lagi prajurit baru itu telah kabur dari masa pendidikan militer.
Baca: Reaksi Tito Karnavian Tanggapi Ustaz Abdul Somad Pertanyakan Penangkapan yang Terkesan Pilih-pilih
Prada DP merupakan siswa Pendidikan Kejuruan (Dikjur) Tamtama Infanteri Ridam II/SWJ Baturaja.
Namun, sejak Sabtu (4/5/2019) lalu Prada DP tidak hadir tanpa izin (THTI).
Kemudian, pada Jumat (10/5/2019), Vera ditemukan dalam kondisi tewas dengan tangan termutilasi di penginapan di Kabupaten Musi Banyuasin.
Sebar Foto Sampai ke Babel
Hingga Selasa (14/5/2019) siang, terduga pelaku pembunuhan dan mutilasi terhadap Vera Oktaria, seorang karyawati minimarket di Baturaja belum juga tertangkap.
Prada DP yang diduga punya hubungan dengan kasus mutilasi Vera Oktaria di Sungai Lilin, Musi Banyuasin sedang diburu oleh Sub Denpom II/4-4 Baturaja.
Prada DP merupakan siswa Dikjur Tamtama Infanteri Ridam II/SWJ yang Disersi dari Dodik Latpur Baturaja.
"Belum, belum tertangkap, kita masih memburu DP," tegas Komandan Subdenpom II/4-4 Baturaja, Kapten CPM Gatot Udiyono yang dikonfirmasi Minggu (12/5/2019) seperti dikutip Tribunnews dari Tribun Sumsel.
Menurut Kasub Denpom, DP lari dari Dodiklatpur (Komando Pendidikan dan Latihan Tempur) sejak tanggal 4 Mei 2019.
Upaya-upaya yang sudah dilakukan dengan menyebar foto dan informasi ke instansi terkait dan ke seluruh lapisan masyarakat di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu dan sekitarnya.
Kasub Denpom II/4/4 Baturaja menjelaskan oknum Siswa Dikjur Tamtama Infanteri Ridam II/SWJ atas nama DP diburu karena pergi atau meninggalkan Komando Pendidikan dan Latihan Tempur (Dandodik Latpur) Rindam II/Swj di Baturaja tanpa izin.
DP meninggalkan komando pendidikan dan latihan tempur sejak delapan hari lalu.
Baca: Fera Oktaria Dibunuh Dalam Kondisi Tangan Terpotong, Ada Sidik Jari Pelaku di Dinding Penginapan
Dansub Denpom membenarkan bahwa DP memang tercatat sebagai siswa Dikjur Tamtama Infanteri Rindam II/Swj yang sedang mengikuti latihan kecabangan/kejuruan di Dodilatpur Rindam II/Swj di Baturaja.
Namun saat ditanya apa motif oknum siswa Dikjur Tamtama Infanteri Dikjur Taif ini kabur dari komando pendidikan, Kasub Denpom mengaku belum tahu motifnya.
Sub Denpom II/4-4 Baturaja terus mencari keberadaan DP yang disersi dari Komando Pendidikan dan Latihan Tempur.
Pomdam II Sriwijaya masih terus melakukan penyelidikan terhadap kasus yang diduga melibatkan Prada DP.
Kasus ini kini sedang dalam proses penyelidikan oleh Petugas Polisi Militer (Pomdam) II/Swj.
"Terkait hal itu, petugas Pomdam II/Swj telah mengambil langkah-langkah antara lain dengan mendatangi pihak orang tua korban untuk dimintai keterangan serta mencari keterangan dari pihak lain dan bukti-bukti yang berkaitan dengan peristiwa pembunuhan tersebut," kata Kapendam II/Swj Kolonel Inf Djohan Darmawan, Senin (13/5/2019) seperti dalam rilisnya.
Kapendam menjelaskan, berdasarkan laporan yang diterima, pihak Penyidik Pomdam II/Swj sudah menyiapkan administrasi dan segala sesuatunya untuk melengkapi syarat-syarat yang dibutuhkan dalam melaksanakan proses penyelidikan dan pengembangan kasus pembunuhan tersebut.
Tentunya dengan berkoordinasi secara terus-menerus dengan pihak Kepolisian Polda Sumsel.
"Saat ini Prada DP, oknum anggota TNI AD yang diduga melakukan tindakan pembunuhan terhadap pacarnya VO sedang dalam pencarian oleh Pomdam. Yang bersangkutan adalah siswa Sustaif Rindam II/Swj, Baturaja," kata Kolonel Djohan.
Dalam membantu pengungkapan kasus tersebut, Pomdam II/Swj telah menyebarkan foto terduga pelaku di wilayah jajaran Kodam II/Swj mulai dari Sumsel, Bengkulu, Jambi, Lampung hingga Bangka Belitung (Babel).
"Hal itu kita lakukan untuk membatasi ruang gerak terduga oknum anggota TNI tersebut, agar bisa segera ditangkap. Kodam II/Swj tidak akan melindungi atau mentolerir oknum yang seperti itu," kata Kapendam.
Korban Tak Disetubuhi
Sementara itu dari hasil autopsi, polisi menegaskan tidak ada hubungan badan antara keduanya.
Korban Vera Oktaria disiksa sedemikan rupa hingga meninggal dunia.
"Dari hasil autopsi, sama sekali tidak ada berhubungan badan. Jadi sebelum dibunuh, korban ini terlebih dahulu dianiaya di bagian kepala," ujar Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi, Senin (13/5/2019).
Meminta putusnya Vera, membuat DP kesal dan dari itulah diduga ia merencanakan untuk melakukan hal tersebut, sehingga ia menjemput korban dan membawanya ke Sungai Lilin untuk melancarkan rencananya.
"Sekarang pelakunya masih tunggal. Belum ada pelaku lain. Dari hasil olah tempat kejadian, sidik jari yang ditemukan banyak sidik jari pelaku dan juga korban ini mengalami luka di bagian kepala," ujarnya.
DP Anak Baik
Terpisah, Syamsuri, ayah Prada DP yang terkait kasus mutilasi Vera Oktaria belum bisa berkomentar banyak, sejauh ini dia masih meyakini anaknya itu adalah terduga.
Meski begitu, Syamsuri berharap anaknya segera kembali ke rumah agar bisa secepatnya diketahui duduk persoalan yang sebenarnya.
Syamsuri terlihat sangat lelah dan sedih atas pemberitaan mengenai anaknya yang selama ini hilang, dikait-kaitkan dengan kematian Vera Oktaria.
Ia menyatakan, sejauh ini pihak keluarga masih mempercayai bahwa DP bukanlah terduga, karena selama ini ia dikenal sebagai anak yang baik dan tidak pernah ada masalah dengan orang lain.
"Kami percayakan saja kepada pihak yang berwajib untuk mengungkap kasus yang masih simpang siur hingga saat ini. Nantinya jika terduga dinyatakan bersalah kami siap menerima dengan apapun keputusannya," ucapnya.
Pantauan di kediaman Prada DP, yang terletak di Lorong Taman Bacaan RT 06/03 Kelurahan Tangga Takat Kecamatan SU II, Palembang, Kediaman Prada DP terlihat tertutup rapat.
Pagar rumahnya pun terkunci. Rumah DP dan Vera hanya berjarak 150 meter.
Sejoli ini berpacaran sejak SMP.
Ketua RT 06/03, Nuraziza mengatakan, DP dikenal sebagai anak yang ramah dan mudah bergaual dengan tetangga.
"Dengan siapa pun, dia ramah, mudah bergaul, apalagi dengan orang yang lebih tua darinya," kata Nur.
Apalagi setiap bertemu di jalan saat hendak pulang ke rumah. Semua orang yang perpapasan dengan DP pasti selalu disapanya.
"Dia itu orangnya tidak sombong," ujar Nur.
Nuraziza mengaku kaget jika benar DP terlibat kasus pembunuhan itu.
"Tidak menyangka pelaku dia. Tidak mungkin pelaku DP, kami tak percaya," katanya.
Saat DP lulus tes TNI waktu itu, kata Nr, keluarganya mengelar syukuran dan selamatan di rumahnya.
"Kami terus berdoa agar bukanlah DP pelaku dari peristiwa itu," katanya.
Disinggung mengenai korban, Vera Oktaria yang merupakan pacara DP, Nuraziza mengatakan, dirinya tidak tahu persis dengan hubungan keduanya. (tribun sumsel/sriwijaya post/tribunnews)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.