Dianggap Bawa Sial, Warga Tak Mau Pinjamkan Mobil, Keluarga Terpaksa Bawa Jenazah Dengan Motor
Pasalnya, lewat postingan yang diunggah pada 16 Mei 2019 itu, terlihat sesosok jenazah yang harus diantarkan dengan tidak layak.
Editor: Hendra Gunawan
"Ya, benar. Jenazah dibawa pakai motor, karena mobil ambulans tidak bisa mengantar sampai ke rumah duka karena jalan rusak. Jadi terpaksa dibawa pakai motor," ucap Sarman.
Dia mengatakan, warga setempat memang ada yang mempunyai mobil double gardan untuk dipinjam membawa jenazah ke rumah duka.
Namun pemilik mobil tidak bersedia meminjamkan karena mobil pribadi membawa mayat dinilai bisa membawa sial.
"Di sini ada yang punya mobil double gardan. Tapi masyarakat awam ini kan kalau mobil pribadi bawa mayat banyak enggak boleh.
Nanti sial atau bagaimana enggak tahulah. Tapi kalau bawa orang sakit mereka mau, tapi bawa mayat mereka berat nampaknya," kata Sarman.
Tak ada pilihan lain. Jenazah Jojok terpaksa di bawa pakai motor yang diikat di atas keranjang.
"Ya dibawa pakai motor ditaruh di atas keranjang yang biasa digunakan untuk angkut sawit, karet dan belanja dari pasar," tambah Sarman.
Sesampainya di rumah duka, jenazah disemayamkan dan dikebumikan oleh warga setempat.
Sementara itu, Sarman mengaku belum mendapat informasi lebih jelas mengenai keseharian Jojok.
Hanya saja, kata dia, Jojok sebagai pekerja tani di Desa Alim II.
"Informasinya dia belum lama tinggal di situ. Dia kerja.
Tapi belum ada KTP atau KK. Katanya dia juga tinggal bersama keluarga," sebut Sarman.
Ditanya soal kondisi jalan rusak tersebut, Sarman mengaku selama ini memang belum pernah di aspal sama sekali.
![Jenazah petani di Riau diikat di atas motor i](http://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/jenazah-petani-di-riau-diikat-di-atas-motor-i.jpg)
"Jalan itu statusnya jalan lintas Kabupaten (Inhu). Jalan tanah, belum pernah di aspal," akuinya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.