Beruang Madu Jantan Masih Berkeliaran di Kebun Sawit Warga
Beruang jantan itu diduga pasangan dari beruang madu betina yang terjerat jaring babi yang dipasang di daerah itu, Selasa lalu
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Zainun Yusuf
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Sekor beruang madu jantan dilaporkan masih berkeliaran dalam lahan perkebunan kelapa sawit warga Desa Ladang Neubok, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) selama dua hari terakhir.
Beruang madu yang masih berkeliaran di kawasan kebun masyarakat itu diduga berjenis kelamin jantan.
"Beruang itu pasangan dari beruang madu betina yang terjerat jaring babi yang dipasang di daerah itu, Selasa lalu,” kata Tarjuddin, Kepala Desa/Keuchik Gampong Ladang Neubok, Kecamatan Jeumpa dihubungi Serambinews.com, Jumat (14/6/2019).
Berdasarkan laporan yang diperoleh keuchik dari petani bahwa mereka masih terdengar suaran beruang, sepertinya memanggil pasangan dan anggota yang sudah hilang di lokasi.
Tapi, tapi tidak ada warga yang berani melihat secara dekat.
Masyarakat menduga beruang madu yang sekarang ini berkeliaran di kawasan pengunungan Ladang Neubok berjenis kelamin jantan, dan merupakan pasangan beruang madu dewasa betina yang terjerat jaring babi bersama satu ekor beruang madu jantan remaja di kebun kelapa sawit milik anggota Kelompok Ladang Neubok, Kecamatan Jeumpa, Selasa, lalu.
Beruang madu yang selama ini sering berkeliaran di kawasan semak belukar dan areal perkebunan kelapa sawit di pengunungan Ladang Neubok, berasal dari Gunung Seupuyoeh.
“Hewan langka tersebut turun dari pegunungan Seupuyoeh untuk mencari makanan terutama madu dari sarang lebah, dan hewan langka ini tidak mengganggu tanaman milik masyarakat di kawasan tersebut,” ungkap Keuchik Tarjuddin.
Diberitakan sebelumnya, dua ekor beruang madu berjenis kelamin betina dengan berat badan sekitar 50 kg dan beruang madu berjenis kelamin jantan dengan berat badan sekitar 20 kg, terjerat jaring yang dipasang di kebun kelapa sawit milik warga Ladang Neubok, Kecamatan Jeumpa, Selasa (11/6/2019) lalu.
Kedua ekor hewan langka itu, berhasil diselamatkan Tim BKSDA Aceh, BKSDA Resort Tapaktuan, Aceh Selatan bersama rekanan WCS dan OIC, termasuk petugas dai Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan petugas Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Wilayah Blangpidie, Rabu (12/6/2019) siang.
Upaya penyelamatan hewan langka dan dilindungi itu juga dibantu sejumlah warga Desa Ladang Neubok, Camat Jeumpa, HT Nasrul SKM serta aparat kepolisian dari Polres Abdya dan Polsek Jeumpa.
Sementara itu Keuchik Ladang Neubok, Tarjuddin lebih lanjut menjelaskan, jaring babi dari bahan tali nilon yang menjerat dua beruang madu, Selasa lalu, dipasang pemburu babi yang datang dari Nias, Sumetera Utara.
Keuchik Ladang Neubok Tarjuddin juga menjelaskan bahwa kegiatan warga yang datang Nias, Sumut yang memburu babi di kawasan daerahnya tidak pernah melapor kegiatan mereka kepada aparatur Desa Ladang Neubok.
Menurut Keuchik Tarjuddin, kegiatan warga yang datang dari Nias khusus menangkap babi hutan dikawasan itu sebenarnya tidak ada masalah, tapi harus dilaporkan kepada aparat gampong setempat agar warga lebih waspada.
“Bila babi liar terluka setelah terlepas dari jaring yang menjerat akan mengamuk, kemudian menyuruduk apa saja sehingga bisa sangat membayakan keselamatan warga,” kata Tarjuddin.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.