Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pelajar SD Meninggal, Korban DBD di Balikpapan Bertambah Jadi 8 Orang

Satu lagi pelajar di Kota Balikpapan meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD).

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pelajar SD Meninggal, Korban DBD di Balikpapan Bertambah Jadi 8 Orang
Tribunkaltim.co/Siti Zubaidah
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) dr. Suheriyono. Tribunkaltim.co/Siti Zubaidah 

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Satu lagi pelajar di Kota Balikpapan meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD).

Pelajar yang tak disebut namanya ini merupakan warga Kelurahan Gunung Samarinda, Kecamatan Balikpapan Utara, Selasa (25/6/2/2019).

Dinas Kesehatan Kota Balikpapan menyebutkan kematian akibat demam berdarah dengue (BDB) di Balikpapan hingga minggu ke-24 tahun 2019 ini bertambah menjadi 8 orang.

Kebanyakan merupakan anak-anak yang berusia balita. Namun, kasus terakhir merupakan pelajar anak sekolah dasar berjenis kelamin wanita berusia 11 tahun.

Plt Kepala DKK dr Suheriyono mengatakan, laporannya terlambat dibawa orang tua ke rumah sakit, karena anaknya masih aktif bermain, namun suhu badannya panas.

"Kasusnya seminggu yang lalu, laporannya dari Rumah Sakit Kanujoso, tidak dibawa ke Puskesemas," kata Plt Kepala DKK dr Suheriyono.

Baca: Bambang Widjojanto Akui Sulit Membuktikan Kecurangan Pilpres

Sementara itu, dr Esther Vonny K MMR Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendali Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Balikpapan mengatakan, tim Puskesmas sudah menyelidiki epidemiologi dalam kasus kematian di wilayah Gunung Samarinda.

Berita Rekomendasi

Saat ini, ada 1.390 kasus dengan 8 kematian, walau jumlah kasus DBD menurun. Namun ada delapan kematian yang terus diwaspadai.

"Tetapi soal kematian ini, kita semua tahu bahwa soal DBD ini virusnya ada empat macam, dan semua tipe virus ada di Kota Balikpapan, dan seorang yang sudah terinfeksi demam berdarah dengan satu virusnya, akan sensitif," kata dr Esther Vonny K MMR.

Baca: Jelang Putusan MK, Statement Bambang Widjojanto Jadi Bahan Tertawaan Advokat Sedunia

dr Esther Vonny K MMR menjelaskan, penyakit DBD ini bukan seperti penyakit lain, ketika habis terkena satu penyakit memiliki kekebalan.

Namun, kalau BDB resistantnya lemah, kena kedua kalinya pasti lebih gawat.

"Ditambah lagi dengan masyarakat yang kadang-kadang menganggap demam itu biasa, sehingga pergi ke rumah sakit terlambat," kata dr Esther Vonny K MMR.

Untuk kasus ini anak tersebut sudah mengalami demam selama tujuh hari di rumah, dan orang tua terlambat membawa ke sarana kesehatan.

Ketika dibawa ke rumah sakit Kanujodos Djatiwobowo (RSKD) selama dua hari meninggal.

Baca: Uang Tunai Rp 118 Juta Disita dari 4 WN Bulgaria Terdakwa Pembobol Uang Nasabah

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas