Kereta Api Babaranjang yang Selama Ini Melintas di Tengah Kota Bandar Lampung Akan Dialihkan
Jalur kereta api babaranjang yang selama ini melintas di tengah-tengah kota Bandar Lampung akan dipindahkan ke luar kota.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Kabar gembira bagi masyarakat Lampung. Jalur kereta api babaranjang yang selama ini melintas di tengah-tengah kota akan dipindahkan ke luar kota.
Tak hanya itu, pemerintah juga berencana merealisasikan jalur kereta api yang menghubungkan Bandara Radin Inten II dengan Bandar Lampung pada 2020.
Hal tersebut diungkapkan langsung Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat melakukan kunjungan kerjanya ke Lampung, Minggu (30/6/2019).
Budi ditemani Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiadi, Dirjen Perkeretaapian Zulfikar, dan lainnya.
Rombongan diterima langsung Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, dan lainnya.
Dalam kunjungan kerja di Bandar Lampung ini, Budi meninjau Terminal Rajabasa, ke perlintasan sebidang jalur kereta api Jalan Sultan Agung Way Halim, ke Stasiun Kereta Api Tanjungkarang, kemudian berdialog dengan Gubernur Lampung di Mahan Agung.
Budi menjelaskan, Lampung mendapat amanah untuk mengembangkakn bandara internasional Radin Inten II.
Namun untuk menuju ke sana memakan waktu satu jam menggunakan mobil.
"Padahal kita punya rel yang berhimpitan dengan bandara. Oleh sebab itu saya minta dirjen kereta api untuk angkutan kereta bandara 2020 nanti. Jadi hanya 20 menit ke bandara," jelasnya di hadapan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dan lainnya.
Agar hal tersebut terwujud, menurut Budi, harus ada kerja sama antara kementerian dengan Pemprov Lampung.
Kementerian akan menyiapkan prasarananya, sementara sarana disiapkan Pemprov Lampung.
"Berapapun dana yang dibutuhkan untuk alat transportasi ini akan disiapkan. Rp 50 sampai Rp 100 miliar kami siapkan. Tapi pemda harus ajukan rolingstop, karena aset kita kerja sama dengan Dirjen Kereta api," ujarnya.
Budi menambahkan dana pembangunan angkutan baru ini bersumber pada APBN dan APBD, dengan harapan stasiun yang ada di jalur Bandara-Bandar Lampung menjadi Transit Oriented Development (TOD).
"Kemudian stasiun-stasiun itu menjadi TOD. Kalau di Singapura TOD itu menjadi tempat komersial, makanya pemda itu bertugas untuk membebaskan lahan yang akan menjadi TOD itu," tandasnya.