Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Gerhana Matahari Total 2 Juli 2019 Tidak Teramati di Indonesia, Berikut Penjelasan BMKG

BMKG menegaskan bahwa gerhana matahari total yang terjadi hari ini, Selasa (2/7/2019) tidak bisa teramati dari Indonesia.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Gerhana Matahari Total 2 Juli 2019 Tidak Teramati di Indonesia, Berikut Penjelasan BMKG
Tribun Bali/Eviera Paramita Sandi
Ilustrasi: Gerhana Matahari yang terlihat dari Tol Bali Mandara, Badung, Bali, Rabu (9/3/2016). Tribun Bali/Eviera Paramita Sandi 

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa gerhana matahari total yang terjadi hari ini, Selasa (2/7/2019) tidak bisa teramati dari Indonesia.

Hal itu dijelaskan oleh Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Bambang Setiyo Prayitno melalui siaran persnya, Senin (1/7/2019) malam.

Dia mengatakan untuk gerhana matahari total kali ini, jalur totalitas akan melintasi sebagian Samudera Pasifik bagian Selatan, Chili bagian tengah, dan Argentina bagian tengah.

"Gerhana Matahari Sebagian akan dapat terlihat di sebagian besar Samudera Pasifik bagian Selatan dan Amerika Selatan bagian Barat," jelasnya.

Gerhana matahari sebagian dimulai pada pukul 16.55.13 UTC, yang pada saat itu di Indonesia, waktu sudah menunjukkan pukul 23.55.13 WIB.

Gerhana matahari total dimulai pada 3 Juli 2019 pukul 01.01.08 WIB dan puncaknya terjadi pada 3 Juli 2019 pukul 02.22.57 WIB.

Kemudian gerhana matahari total berakhir pada 3 Juli 2019 pukul 03.44.46 WIB dan gerhana matahari sebagian berakhir pada 3 Juli 2019 pukul 04.50.34 WIB.

Berita Rekomendasi

"Karena hal tersebut, artinya pengamat di wilayah Indonesia, tidak akan dapat mendapati peristiwa gerhana matahari total 2 Juli 2019," tuturnya.

Gerhana matahari total ini, kata dia, terjadi ketika bulan dapat menutupi matahari secara keseluruhan.

Fenomena Gerhana Matahari Cincin atau tepatnya pada 26 Desember 2019.
Fenomena Gerhana Matahari Cincin atau tepatnya pada 26 Desember 2019. (ABC News)

Hal ini dapat menyebabkan terlihatnya korona matahari atau lapisan terluar pada struktur matahari.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar Imam Faturahman mengatakan gerhana matahari total itu memang tidak terjadi di langit Indonesia.

Imam menuturkan gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari.

"Jadi bulan itu di tengah kemudian ada matahari yang menyinari di belakangnya bulan. Ketika cahaya matahari tertutupi oleh bulan sehingga matahari tidak bisa dilihat kembali," kata Imam saat dihubungi Tribun Bali, Senin (1/7/2019) sore.

Dijelaskan, gerhana total terjadi bila pada puncak gerhananya seluruh piringan matahari cahayanya tertutupi oleh bulan hingga penuh sehingga bumi menjadi gelap.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas