Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Jeritan Nelayan dan Masyarakat Tolak Kapal Isap Produksi di Pantai Rebo

Aktivitas penambangan pasir timah yang dilakukan kapal berukuran besar itu mengancam para nelayan dan juga ekosistem pariwisata di wilayah pesisir.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Jeritan Nelayan dan Masyarakat Tolak Kapal Isap Produksi di Pantai Rebo
Bangka Pos/Deddy Marjaya
Dua dari 5 kapal isap produksi (KIP) milik PT Timah terlihat bergerak meninggalkan kawasan Pantai Rebo Sungailiat, Kabupaten Bangka, Sabtu (18/2/2017). BANGKA POS/DEDDY MARJAYA 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hadirnya kapal isap produksi (KIP) di Laut Bangka terus menjadi polemik.

Aktivitas penambangan pasir timah yang dilakukan kapal berukuran besar itu mengancam para nelayan dan juga ekosistem pariwisata di wilayah pesisir.

Termasuk yang terjadi di Pantai Rebo, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka-Belitung.

Berkali-kali para nelayan dan masyarakat sekitar menyuarakan aspirasinya untuk menolak segala jenis penambangan yang dilakukan kapal isap produksi di wilayah mereka.

Namun semuanya selalu berakhir tanpa titik terang.

Aktivitas penambangan masih terjadi bahkan kian marak.

Hingga akhirnya aksi demo di Pantai Rebo dilakukan guna mengusir kapal isap produksi dari laut mereka.

Berita Rekomendasi

Sebanyak ratusan nelayan dan masyarakat Desa Rebo melakukan aksi penolakan penambangan yang dilakukan oleh KIP milik mitra PT. Timah Persero.

Para nelayan dan masyarakat menjerit meminta pertolongan pemerintah pusat untuk menghilangkan segala jenis pertambangan di Pantai Rebo.

Mereka menilai sejak hadirnya penambangan timah di laut mereka, hasil tangkap ikan nelayan berkurang. Wisata pantai untuk masyarakat setempat yang dulunya indah pun kini menjadi rusak.

"Pariwisata dan KIP tidak bisa berdampingan. Karena pariwisata menonjolkan sisi keindahan, sementara KIP merusak. Yang kami rasakan saat ini air pantai keruh. Ada limbah-limbah yang terindikasi dari limbah BBM KIP yang dituang ke pantai. Kami sangat keberatan keberadaan KIP di Pantai Rebo," kata Fernadi Santoso, Pelaku Pariwisata Pantai Timur dalam aksinya di Pantai Rebo, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka-Belitung, Selasa (2/7/2019).

Dalam aksinya, para nelayan dan masyarakat Desa Rebo juga teriak meminta disahkannya kawasan ekonomi khusus (KEK) untuk sektor industri ikan dan pariwisata di wilayah mereka.

Surat tembusan sudah mereka layangkan untuk Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pariwisata, hingga Presiden RI Joko Widodo untuk bisa merealisasikan keinginan nelayan dan masyarakat Desa Rebo.

"Kami minta segera disahkan KEK yang ada di pantai timur Sungailiat. Kami seluruh waga Desa Rebo sangat mendukung KEK. Kami ingin mengembalikan lagi keindahan Pantai Rebo. Kalau pantainya indah, terumbu karangnya indah, maka ikan akan melimpah lagi," kata Aming, Ketua RT Desa Rebo, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka-Belitung.

Penolakan nelayan setempat terhadap keberadaan KIP tambang timah laut di perairan Bangka Belitung terutama yang terjadi di Pantai Rebo sudah cukup lama. Bahkan, beberapa kali nelayan mencoba melakukan pengusiran kapal yang beraktivitas di tengah laut tersebut.

Sumber: Bangka Pos
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas