Bocah SD yang Ditemukan Tewas di Bak Mandi Akrab dengan Pelaku, Keluarga Minta Pelaku Dihukum Mati
Bocah SD yang ditemukan tewas di bak mandi disebut akrab dengan pelaku pembunuhnya. Keluarga meminta pelaku berinisial H (23) untuk dihukum mati.
Penulis: Miftah Salis
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM- Pelaku pembunuhan bocah SD yang ditemukan tewas di bak mandi, H (23), telah menyerahkan diri ke Polsek Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah pada Rabu (3/7/2019).
Keluarga meminta pelaku pembunuhan bocah tersebut dijatuhi hukuman mati.
Korban FA (8) dan pelaku H (23) dikenal memiliki hubungan yang cukup akrab.
H merupakan penghuni kontrakan milik kakek FA di Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.
Kontrakan tersebut menjadi lokasi penemuan jasad FA.
Saat dinyatakan hilang, H yang berprofesi sebagai penjual bubur juga ikut menghilang.
Pintu kontrakan H terkunci dari luar.
Baca: Pembunuhan Bocah SD yang Ditemukan Tewas di Bak Mandi: Pelaku Mengaku Dihantui hingga Motif Aksi
Baca: 5 Fakta Pembunuhan Bocah 8 Tahun, Pelaku Akhirnya Serahkan Diri, Sempat Kecopetan saat Kabur
"Pas almarhum hilang, kita cari, tukang bubur itu juga sudah gak ada. Kata tukang warung di depan, lihat dia pergi bawa tas gede hari itu," ungkap bibi almarhum, Nurma (25) pada Rabu (3/7/2019) dikutip dari Tribunnews Bogor.
H dan FA dinilai cukup akrab oleh keluarga.
Seorang anggota keluarga korban, Ai (50) mengatakan, FA terakhir kali terlihat sempat memukul barang-barang yang dipukul oleh H.
Barang tersebut merupakan alat berjualan bubur milik H.
Ai menilai hal tersebut hanya sebuah candaan.
"Dia ngebrak-ngebrak barang dagangan si H, FA minta uang, namanya juga anak-anak," kata Ai, Rabu (3/7/2019).
Keakraban FA dan H lantaran pelaku tinggal di kontrakan milik kakek korban.
Masih mengutip dari sumber yang sama, kontrakan milik kakek FA terdiri dari dua lantai dan beberapa kamar.
Lantai pertama dijadikan kontrakan sementara lantai 2 dijadikan tempat tinggal kakek korban.
FA disebut kerap mengunjungi kontrakan milik kakeknya tersebut.
Bukti keakraban lainnya yakni FA sering diminta H untuk membeli nasi.
H kemudian akan memberi imbalan uang kepada FA.
Hal itu juga dilihat sebagi hal normal oleh keluarga almarhum dan juga warga.
Di hari yang sama sebelum dinyatakan hilang, FA sempat menggedor-gedor pintu kamar kontrakan H.
"Itu sampai digedor-gedor pintunya, itu dilihat sama penghuni kontrakan yang lain, karena di kontrakan itu juga ada yang ngontrak yang lain dua orang," katanya.
Baca: VIDEO Pengakuan Tukang Bubur yang Membunuh Bocah SD 8 Tahun di Bogor
Baca: Terungkap Motif Tukang Bubur Bunuh Bocah SD Cucu Pemilik Kontrakan
Pihak keluarga korban meminta pelaku pembunuhan dihukum seberat-beratnya termasuk hukuman mati.
"Ini menyangkut nyawa seseorang kan. Ibu bapaknya bekerja keras buat mgehidupim anaknya itu kayak gimana sampai 8 tahum kan. Keluarga besar minta (pelaku) dihukum mati, itu aja," kata saudara korban, Yeni Maryani pada Rabu (3/7/2019).
Keluarga juga menaruh kecurigaan terhadap pelaku H lantaran ikut menghilang saat FA hilang pada Sabtu (29/6/2019).
Pelaku merasa dihantui
Penjual bubur berinisial H (23) menyerahkan diri ke Polsek Moga didampingi oleh pihak keluarganya pada Rabu (3/7/2019).
Pelaku merupakan warga Desa Gendoang, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang.
H mengakui perbuatannya yang telah menghabisi nyawa FA.
Pelaku menyerahkan diri setelah pulang kampung ke halamannya.
Hal ini dijelaskan oleh Kasat Reskrim Polres Pemalang AKP Suhadi.
AKP Suhadi mengatakan, H ketakutan karena terus dihantui rasa bersalah.
“H menyerahkan diri ke Polsek Moga sore tadi, ia mengaku selalu dihantui, dan setelah menceritakan perbuatannya ke keluarganya ia pergi ke Polsek setempat,” papar AKP Suhadi, Rabu (3/7/2019) petang dikutip dari Tribun Jateng.
Sebelum pulang kampung, H sempat kabur ke Surabaya, Semarang, hingga Cirebon.
“Setelah ke Surabaya, ia ke Semarang selama satu hari, untuk kemudian ke Cirebon selama satu hari,"
"Karena kebingungan akhirnya H pulang ke kampungnya,” ujarnya.
H sempat berniat menyerahkan diri saat di Semarang karena rasa tidak nyaman yang dialaminya.
Namun malang, ia sempat kecopetan di Semarang yang membuat dompet dan ponselnya hilang.
"Dari rumahnya pelaku bercerita kepada keluarga bahwa dirinya dihantui perasaan takut karena telah membunuh bocah FA. Akhirnya pelaku menyerahkan diri ke kami," kata Kapolres Pemalang Kristanto Yoga Darmawan, Rabu (3/7/2019) dikutip dari Kompas.com.
Pelaku mengaku kesal kepada korban
Perbuatan sadis ini dilakukan H, karena ia merasa kesal atas kelakuan korban.
H mengaku jengkel karena kerap diganggu oleh FA.
"Pemicunya karena pelaku kesal saat pulang berdagang diganggu oleh korban,” kata Kasat Reskrim Polres Pemalang AKP Suhadi.
H kemudian membawa FA ke rumah kontrakan kosong dan melakukan aksinya hingga bocah SD tersebut meninggal dunia.
Diberitakan sebelumnya, FA (8) bocah perempuan yang masih duduk di bangku SD di Bogor ditemukan tewas di bak kamar mandi setelah menghilang selama tiga hari.
Baca: 3 Berita Viral Hari Ini, Pemuda Nikahi Nenek-nenek, Anak Dihabisi di Bak Mandi, Berlutut di Bara Api
Baca: Lagi Jualan Digoda Anak Kecil, Tukang Bubur di Bogor Tega Habisi Nyawa Bocah 8 Tahun di Bak Mandi
FA ditemukan di sebuah rumah kontrakan pada Selasa (2/7/2019).
Rumah kontrakan tersebut dihuni oleh seorang penual bubur berinisial H.
Lokasinya tidak jauh dari rumah FA di Desa Cipayung, Girang, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor,
"Posisi waktu ditemukan itu di dalam bak, ditutupin kain, sarung, ditutupi ember. Dia masih pakai baju," kata Kapolsek Megamendung AKP Asep Darajat Selasa (2/7/2019) malam, dikutip dari Tribunnews Bogor.
(Tribunnews.com/Miftah)