9 Bulan Pascabencana, Seorang Nelayan di Mamboro Palu Terpaksa Pinjam Perahu untuk Melaut
Adnan (64), warga Kelurahan Mamboro, Kota Palu, terpaksa meminjam perahu untuk melaut dan biayai sekolah sang putri.
Editor: Rizki Aningtyas Tiara
TRIBUNPALU.COM, PALU - Adnan (64), warga Kelurahan Mamboro, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah, terpaksa harus meminjam perahu milik sekolah kejuruan di wilayah tempat tinggalnya.
Pasalnya, sembilan bulan pascabencana alam gempa bumi dan tsunami 28 September 2018 di Palu, bapak dua anak ini belum mendapat bantuan perahu dari pemerintah.
"Ini perahu, alhamdulillah bisa dipinjam sementara waktu," kata Adnan kepada Tribunpalu.com, Jumat (5/7/2019) hari ini.
Perahu Adnan, hancur tak berbekas ketika ombak setinggi lima meter lebih menghantam permukiman di pesisir Kelurahan Mamboro.
Terkait soal bantuan, sebenarnya sudah sering dilakukan pendataan oleh pemerintah setempat, kata Adnan.
Namun, bantuan itu tak kunjung datang. Ia pun enggan menanyakan langsung ke pemerintah setempat kapan kepastian bantuan ia dapatkan.
"Ada bantuan pemerintah, namun saya belum dapat sampai sekarang, hanya warga lain," jelasnya.
Adnan mengatakan, ia harus melaut karena biaya sekolah anaknya yang cukup mahal.
Saat ini, anaknya yang bernama Ririn baru masuk di salah satu sekolah kebidanan yang lokasinya tidak jauh dari tempat mereka tinggal.
Ia harus lebih giat lagi melaut untuk menanggung biaya sekolah putrinya di kampus swasta itu.