Api Menyambar Kerumunan Warga Saat Prosesi Pembakaran Jenazah, 6 Orang Terluka Bakar
Tekanan udara dari kompor, membuat api menyambar begitu liarnya, sehingga membakar warga yang berkerumun di sekitar TKP.
Editor: Dewi Agustina
Kapolsek Banjarangkan, AKP Ni Luh Wirati, menjelaskan ada enam korban dalam insiden tersebut.
Antara lain Cokorda Suarma Putra (65), seorang pensiunan pegawai bank asal Desa Tampak Siring.
Pria tersebut mengalami luka bakar cukup parah, dan harus mendapatkan perawatan intensif di UGD RSUD Klungkung.
Dua warga lainnya yang harus dilarikan ke RSUD Klungkung karena mendapatkan luka bakar serius yakni Ni Wayan Keteg (58) dan Wayan Murdika (46), keduanya warga Desa Negari.
Sementara tiga warga lainnya mengalami luka ringan dalam insiden itu yakni, I Komang Andreas Putra (9), I Putu Adi Kencana (10), dan Nyoman Cita (53).
"Insiden ini terjadi saat mempersiapkan kompor untuk pembakaran jenazah," jelas Kapolsek Luh Wirati.
Wirati mengungkapkan, kejadian itu bermula ketika pemilik kompor jenazah, Ngakan Nyoman Brata, sedang mempersiapkan piranti kompor menjelang pembakaran jenazah.
Setelah piranti terpasang, namun selang mampet dan tidak bisa menyalurkan bahan bakar.
"Kemudian kompor itu diganti, dengan kompor cadangan. Saat ganti kompor itu, selang dibuka dan keluar sedikit bahan bakar dari selang," jelas Wirati.
Baca: Pesan Viral Sutopo BNPB Sebelum Meninggal Untuk Sesama Pasien Kanker Berpikir Positif, Menangislah
Baca: Kedatangan Jenazah Sutopo Purwo di Rumah Duka Diiringi Isak Tangis Sang Istri
Baca: Video & Kisah Jalur Ekstrim Punggung Naga Gunung Piramid Lokasi Thoriq Terperosok, Memang Bahaya!
Ketika itulah, ada warga yang menyalakan api karena hendak menghidupkan dupa. Api langsung menyambar selang.
Tekanan udara dari kompor jenazah, membuat api menyambar dengan liar, dan membakar warga yang berkerumun di sekitar TKP.
Dua warga bahkan tubuh beserta pakaiannya terbakar, dan menyebabkan kepanikan di Setra Desa Negari.
"Warga yang mengalami luka bakar parah, langsung dilarikan ke RSUD Klungkung untuk mendapatkan perawatan medis. Walaupun sempat terjadi insiden, upacara pengabenan tetap dilanjutkan hingga usai," jelas Wirati.
Dirujuk ke Sanglah