Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bupati Semarang Ungkap Banyak Remaja Hamil di Luar Nikah, Ini Permintaannya Pada Ulama

Bupati Semarang, Mundjirin membutuhkan dukungan ulama untuk mencegah perkawinan anak.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Bupati Semarang Ungkap Banyak Remaja Hamil di Luar Nikah, Ini Permintaannya Pada Ulama
Sisterhood Is Global Institute
Ilustrasi Pernikahan Dini 

TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN - Bupati Semarang, Mundjirin membutuhkan dukungan ulama untuk mencegah perkawinan anak.

Hal tersebut ia sampaikan saat ditemui di Kantor Bupati Semarang pada Senin (8/7/2019) siang.

Mundjirin meminta dukungan ulama, pendeta, maupun petinggi keagamaan lainnya untuk mencegah terjadi pergaulan bebas pada remaja.

Ia menyatakan, tingginya angka perkawinan anak dan dispensasi nikah dikarenakan banyaknya remaja atau anak yang sudah hamil di luar nikah, sehingga tidak ada pilihan bagi keluarga untuk menikahkan anak tersebut.

"Dari dunia pendidikan melalui pendidikan di sekolah, terlebih setelah sekolah setingkat SMA-SMK dikelola oleh provinsi, diharapkan adanya pendidikan pencegahan perkawinan anak.

Melalui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang baru dan melalui program dari Gubernur Jawa Tengah, diharapkan ada program pencegahan pergaulan bebas maupun pernikahan dini," ujarnya.

Selain meminta adanya dukungan dari tokoh agama dan institusi pendidikan, Mudjirin juga mengimbau pada orang tua untuk memberikan perhatiannya pada anak-anak mereka.

Berita Rekomendasi

Pasalnya, pada beberapa kasus anak-anak meminta izin pada orang tua untuk pergi dengan dalih kegiatan sekolah maupun aktivitas lainnya, ternyata justru pergi dengan pacarnya.

Hal tersebut yang menjadi perhatian olehnya agar orang tua, sekolah, maupun tokoh masyarakat memberikan perhatian untuk mencegah terjadinya perkawinan anak karena adanya kehamilan tak terencana akibat pergaulan bebas.

Sebagai dokter spesialis kandungan, Mundjirin mengatakan perkawinan di usia anak berbahaya karena mental yang belum siap.

Mental yang belum siap akan kehamilan karena takut ketahuan oleh orang tua maupun sekolah membuat anak-anak tersebut berusaha agar bisa menggugurkan janin.

Upaya tersebut ditempuh dengan meminum obat-obat terlarang yang dibeli secara ilegal, jamu, hingga pergi ke dukun untuk melakukan pemijatan paksa.

Sayangnya, pada beberapa kasus upaya pengguguran tersebut tidak berhasil dan justru menimbulkan kecacatan pada bayi yang dikandung.

"Maka program Gubernur Jawa Tengah dengan datang ke sekolahan berupa pemberian motivasi untuk pencegahan narkoba, namun juga upaya pencegahan pernikahan dini," imbuhnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas