Upaya Bupati Pekalongan Menggenjot Potensi Ekonomi dari Kopi yang Sudah Melegenda Sejak Abad 18
Menggenjot nilai ekonomi kopi asal Pekalongan, pemerintah daerah setempat menggelar diskusi di Wars Resto & Coffe, Kajen, Kamis (11/7/2019).
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN - Menggenjot nilai ekonomi kopi asal Pekalongan, pemerintah daerah setempat menggelar diskusi di Wars Resto & Coffe, Kajen, Kamis (11/7/2019).
Pekalongan punya potensi kopi luar biasa sejak dulu. Kopi Pekalongan sudah melegenda sejak abad 18.
Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi yang hadir dalam diskusi itu mengatakan, pada abad 18, Pemerintah Kolonial Belanda telah membangun perkebunan kopi di Desa Lambanggelun, Kecamatan Panignaran.
Menurut dia, kopi yang ditanam di wilayah itu berjenis robusta dan arabika.
"Kita kembangkan lagi kopi tersebut tapi kopi jenis arabika."
"Oleh karena itu, kita undang pakar dan praktisi kopi untuk memotivasi."
"Selanjutnya, berdiskusi bagaimana cara untuk memberdayakannya," ujarnya.
Tidak hanya kopi saja yang berada di lokasi tersebut, Pekalongan juga mempunyai tanaman teh berkualitas yang juga akan diberdayakan.
Asip mengungkapkan pemberdayaan kluster kopi juga sesuai dengan visi misinya, yakni memberdayakan UMKM.
"Kami menjanjikan dulu 100 ribu lapangan pekerjaan."
"Sekarang sudah ada 53 ribu UMKM, maka angka penyerapan tenaga kerja bisa tercapai."
"Apalagi, angka pengangguran di Kabupaten Pekalongan cukup rendah."
"Artinya banyak orang yang terserap di tenaga kerja," jelasnya.
Ditambahkan, untuk mengangkat kopi di Kabupaten Pekalongan daerah hulu hingga hilir akan ditata kembali.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.