Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Pistol Polisi Meletus Seorang Pemuda Tewas Saat Organ Tunggal, Ini Pernyataan Polres Aceh Singkil

Oknum anggota polisi di Aceh Singkil diduga telah menembak seorang pemuda saat terjadi keributan dalam hiburan organ tunggal.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pistol Polisi Meletus Seorang Pemuda Tewas Saat Organ Tunggal, Ini Pernyataan Polres Aceh Singkil
Dede Rosadi/Serambi Indonesia
Suasana rumah Dedi Kasih korban penembakan di Desa Sebatang, Gunung Meriah, Aceh Singkil, Minggu (14/7/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, ACEH SINGKIL -- Oknum anggota polisi di Aceh Singkil diduga telah melakukan penembakan yang menyebabkan tewasnya seorang pemuda saat ada keributan dalam hiburan organ tunggal. 

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Aceh Singkil, AKBP Andrianto Argamuda, tidak menampik adanya kasus penembakan berujung maut yang disinyalir melibatkan anggotanya.

Andrianto memastikan akan memproses secara hukum pelaku penembakan tersebut.

“Pelaku sudah diamankan. Sekarang sedang dalam proses pemeriksaan,” ujarnya Minggu kemarin.

Menurut Kapolres, letusan senjata api itu terjadi ketika pelaku berusaha mengamankan keributan, bentrok antarpenonton hiburan keybord (organ tunggal).

Baca: Hiburan Organ Tunggal Mendadak Bubar Usai Dedi Kasih Tertembak di Bagian Kepala

Baca: Jemaah Haji Embarkasi Surabaya Tiba di Mekkah

Baca: Mahasiswa Buat Masker Mulut dari Kokon Ulat Sutra

Baca: Sengketa Pileg yang Bergulir di MK agar Dikawal Proporsional oleh Publik

Namun, untuk memastikan kronologi kejadian itu kapolres masih menunggu proses penyelidikan, termasuk keterangan saksi.

“Kami pastikan ini diproses, mohon bersabar,” tukasnya.

Berita Rekomendasi

Di sisi lain Kapolres menyampaikan duka mendalam terhadap keluarga korban. Peristiwa itu, menurutnya, sangat tidak diharapkan.

“Saya sampaikan duka yang mendalam. Saya dalam perjalanan dari Banda Aceh dan akan langsung menuju rumah duka,” kata AKBP Andrianto Argamuda melalui telepon seluler.

Sementara itu, keluarga korban berharap pelaku mendapat hukuman yang setimpal.

Keluarga mengaku sangat shock atas kejadian itu, sebab tidak menyangka maut menjemput korban secara tragis dan begitu cepat.

“Kami tidak terima kejadian ini, pelaku harus dihukum berat,” kata Galeh, keluarga korban.

Terkait peristiwa penembakan yang memakan korban jiwa itu, seorang tokoh masyarakat Aceh Singkil meminta agar hiburan keyboard di tempat pesta nikah dievaluasi dan sebaiknya dilarang, seperti halnya di Kota Langsa.

Waktunya pun perlu dibatasi pada siang hari saja. Minuman tuak pun harus dibasmi karena disinyalir kerap menjadi pemicu keonaran saat hiburan malam berlangsung. (de)

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Berawal dari Upaya Mengamankan Keributan,

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas