Semburan Belerang di Danau Batur Bikin Khawatir Peternak Ikan
Semburan belerang di Danau Batur membuat waswas peternak ikan di wilayah Danau Batur.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANGLI - Semburan belerang di Danau Batur kembali terjadi. Meski hal ini terjadi tiap tahun antara bulan Juli hingga Agustus, tetap saja membuat waswas peternak ikan di wilayah Danau Batur.
Petani asal Desa Kedisan, Kintamani, Bangli, Ketut Jembawa mengatakan, semburan belerang diperkirakan terjadi sekitar Sabtu (13/7/2019) malam hari.
"Kemungkinan terjadi tadi malam (Sabtu), karena pada pagi harinya (Minggu) sudah terlihat. Biasanya saat terjadi, air d ibawah tampak berwarna hitam," katanya, Minggu (14/7/2019).
Jembawa tidak mengetahui secara pasti apa penyebab utama semburan belerang ini.
Semburan belerang paling lama terjadi selama sepekan, dan paling cepat selama tiga hari.
Meski baru diketahui satu hari, peristiwa ini tidak dipungkiri membuatnya waswas.
Ini dikarenakan semburan belerang merupakan fenomena alam yang tidak mampu dihindari.
Di lain sisi, semburan belerang selalu berdampak pada kematian ikan, khususnya ikan yang siap dipanen.
"Yang lebih berpotensi mati adalah ikan usia empat hingga enam bulan. Itu usia yang siap dipanen. Sedangkan ikan di bawah usia empat bulan, cenderung bisa bertahan," ujarnya.
Menurutnya, semburan belerang lebih banyak terdampak pada ikan usia empat bulan ke atas lantaran ikan di usia tersebut lebih sering berada di bawah.
Sementara ikan kecil, lebih sering berada di permukaan.
Mengenai upaya antisipasi, Jembawa mengaku tidak akan memberi makan ikan selama semburan belerang masih berlangsung atau selama sepekan.
Upaya ini diyakini mampu menghindari ikan di usia siap panen, berenang ke dasar danau untuk mencari makan.
"Ikan-ikan ini mampu bertahan sebulan tanpa diberi makan, namun perkembangannya lambat. Jika tidak diberi makan, ikan lebih cenderung berada di permukaan sehingga tetap aman karena tidak menghirup belerang yang berada di dasar," ucapnya.
Hingga kini belum bisa dipastikan berapa banyak ikan miliknya yang mati akibat belerang.
Menurutnya, tinggi atau rendahnya angka kematian ikan disebabkan pula pengaruh dari besar kecilnya semburan belerang.
Berdasarkan pengalamannya tahun lalu, ikan miliknya mati secara sporadis.
"Dari 12 lubang (kuramba jaring apung/KJA), kematian ikan tahun lalu mencapai 70 persen. Ini disebabkan besarnya semburan belerang. Semoga tahun ini semburannya kecil, sehingga kematian ikan paling hanya 10 hingga 20 persen," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Belerang Kembali Menyembur di Danau Batur, Peternak Ikan Waswas