Kisah Mbah Karinem Asal Nganjuk yang Usianya Hampir 1 Abad, Ingatan Masih Kuat dan Mampu Mencangkul
Mbah Karinem di usianya yang telah menginjak 92 tahun masih terlihat sehat dan belum pikun.
Editor: Januar Adi Sagita
TRIBUNNEWS.COM, NGANJUK - Mbah Karinem di usianya yang telah menginjak 92 tahun masih terlihat sehat dan belum pikun.
Malahan dalam keseharian juga masih mampu untuk mencangkul ladangnya di Desa Bendolo, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk.
Di Desa Bendolo yang berada di Lereng Gunung Wilis, Mbah Karinem sudah dikenal sebagai penduduk tertua. Dia dilahirkan pada 1927. Suaminya Parimun malahan sudah meninggal sekitar 20 tahun silam.
Anak tertua Mbah Karinem yang bernama Martun saat ini telah berusia 65 tahun. Anak keduanya Tarmijan usianya sekarang 63.
Meski sudah sangat sepuh Mbah Karinem belum terlihat pikun, ingatannya juga masih tajam dan biasa hidup mandiri di rumahnya.
Jika di usia senja biasanya rambut ikut memutih, namun rambut Mbah Karinem terlihat masih menghitam. Kulitnya memang sudah keriput karena usianya hampir menginjak satu abad.
Satu-satunya yang imitasi hanya giginya yang palsu. "Saya pasang gigi supaya bisa mengunyah," ungkapnya.
Termasuk penglihatan matanya juga masih berfungsi bagus tanpa harus memakai alat bantu kacamata. "Badan saya terasa sehat kalau di dompet ada uangnya. Kalau dompetnya kosong kepala mumet (pening)," ungkap Karinem.
Kebiasaan makanan sehari-hari biasa makan nasi jagung dan nasi tiwul hasil ladangnya. Sesekali juga makan nasi beras yang dibeli di toko. Minuman rutinnya air putih dan jarang minum yang manis-manis.
Salah satu obat herbal yang biasa dikonsusinya biji buah mahoni. "Jamune (obatnya) buah mahoni setiap dua hari sekali. Saya biasa mengonsumsi buah mahoni karena takut disuntik kalau sakit," ungkapnya.