Menilik Keunikan Alquran Tulis Tangan Berusia 170 Tahun, Ada Watermark di Setiap Lembarnya
Alquran tulis tangan berusia 170 tahun ditunjukan dalam acara seminar bertema Mengenal Lebih Dekat Sejarah Perjuangan Pendiri Masjid Agung Palembang
Editor: Adi Suhendi
![Menilik Keunikan Alquran Tulis Tangan Berusia 170 Tahun, Ada Watermark di Setiap Lembarnya](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/alquran-tulis-tangan-yang-berusia-170-tahun-34.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Alquran tulis tangan berusia 170 tahun masih terjaga dan bisa dipergunakan untuk dibaca.
Alquran tersebut ditunjukan dalam acara seminar bertema 'Mengenal Lebih Dekat Sejarah Perjuangan Pendiri Masjid Agung Palembang dan Ulama Pencetak Al-Quran Pertama di Asia Tenggara'.
Seminar dilaksanakan di lantai tiga Ballroom Hotel Azza Palembang, Jalan Kapten Anwar Sastro, Sungai Pangeran, Kecamatan Ilir Timur 1, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (18/7/2019).
Baca: Kecanduan Game, Iwan Jadi Pasien Gangguan Jiwa di Yayasan Jamrud Biru Bekasi
Baca: Soal Pembongkaran Getah Getih di Bundarah HI, Anggota DPRD DKI Sebut Mubazir
Baca: Simon McMenemy Akan Hadapi Pelatih Jebolan Piala Dunia di Kualifikasi Piala Dunia 2022
Baca: Derasnya Budaya Asing Masuk Bisa Diredam Melalui Persatuan dalam Budaya Nusantara
Azhari Ilyas dalam kesempatan tersebut memperlihatkan dan menjelaskan asal usul Mushaf Alquran yang di cetak sejak tahun 1270 Hijriah.
"Hal yang menarik dari Alquran ini, dibuat dengan Khot (tulisan) tangan pada tahun 1270 Hijriah, dan bertahan sampai sekarang 170 tahun," jelasnya.
Alquran tersebut di tulis tangan oleh Alfatir alhaqir almu'tarof bidzaini wat tafdhir Kemas Haji Muhammad Azhari bin Kms Haji Abdullah bin Kms Haji Ahmad bin Kms aji Abdullah bin Mas Nuruddin bin Mas Syahid bin Syaikh Dzakfar Sidiiq.
![Alquran tulis tangan berusia 170 tahun](https://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/alquran-tulis-tangan-berusia-170-tahun.jpg)
Azhari menjelaskan, betapa sulit mereka pada zaman dahulu ketika hendak mengerjakan Alquran tulis tangan ini.
Dalam satu hari hanya mampu menyelesaikan satu lembar saja, sedangkan total seluruhnya terdiri 611 lembar halaman.
Alquran yang jadi bukti sejarah ini tidak akan diperjualbelikan dan akan terus dijaga secara turun temurun.
"Pertama kali dari kakek kami, Kemas Muhammad Toyib bin Kemas Ahmad Azhari," tuturnya.
Ia menambahkan, Alquran tersebut tidak hanya disimpan tetapi dibaca juga seperti halnya pada saat bulan Ramadhan yang lalu.
"Alhamdulillah, bulan puasa kemarin kita Khatam Quran, sebagai hidayah dari Allah SWT," ucapnya
Tidak ada tips maupun trik khusus dalam merawat dan menjaga Alquran itu hingga sekarang.
Hanya saja ia terus mengamalkan pesan ayahnya
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.