Pelajar SMAN di Klungkung Ditemukan Tewas Gantung Diri di Garasi Rumah
Paman PMS, Komang Astawa, menceritakan keponakannya merupakan mantan pengungsi erupsi Gunung Agung, yang menetap di Klungkung
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Bali Eka Mita Suputra
TRIBUNNEWS.COM, BALI - PMS (15), pelajar kelas XI salah satu SMA Negeri di Klungkung ditemukan meninggal dunia karena gantung diri di kediamannya di Kelurahan Semarapura Kauh, Klungkung, Rabu (17/7/2019).
Remaja asal Kecamatan Selat, Karangasem ini sempat mengirimkan pesan WhatsApp (WA) ke ayahnya, I Wayan Putra.
Paman PMS, Komang Astawa, menceritakan keponakannya merupakan mantan pengungsi erupsi Gunung Agung, yang menetap di Klungkung.
Wayan Putra membeli rumah di Klungkung tersebut, dan ditinggali PMS seorang diri.
"Setahu saya dia tidak ada masalah dengan orangtuanya. Bahkan, orangtuanya membebaskan PMS untuk menempuh pendidikan di Klungkung," ujar Astawa yang ketika itu berada di TKP.
Kejanggalan muncul Rabu pagi (17/7/2019).
Baca: Turkish Airlines: Kami Semakin Besar, Ayo Dunia Nikmati Keindahan Bali
Tiba-tiba PMS mengirimkan pesan WA ke ayahnya yang merupakan seorang Ketua LPD.
Isi dari pesan WA tersebut meminta sang ayah agar datang menjemputnya ke rumahnya di Klungkung tanpa memberitahu sang ibu.
Ayahnya diminta mengajak seorang sopir untuk membawanya pulang.
Setelah membaca pesan WA tersebut, ayah PMS langsung menuju rumahnya di Klungkung.
Betapa kagetnya sang ayah, ketika itu melihat putranya sudah dalam keadaan tergantung dan tidak sadarkan diri di garasi.
"Ketika itu langsung dibawa ke RSUD Klungkung dan dinyatakan meninggal. Setahu saya, tidak ada masalah sebelumnya. Tapi sifat ponakan saya ini memang agak tertutup," ungkap Astawa.
Kediaman yang ditinggali PMS seorang diri berada di ujung jalan. Menurut penuturan tetangga, PMS merupakan anak yang ramah namun cenderung tertutup.