Penanganan Insiden Sumur YYA-1, Pertamina Tingkatkan Komunikasi dengan Warga
Pertamina menerima masukan dari warga. Di antaranya, pemberdayaan perahu milik nelayan Pusakajaya Utara untuk mengambil limbah di Pantai Mutiara.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Dalam penanganan insiden pengeboran sumur YYA-1 ONWJ, Pertamina terus meningkatkan komunikasi dengan warga. Terutama di desa-desa terdampak di Karawang.
Komunikasi dinilai sangat penting, karena bisa memberi masukan sekaligus mencari solusi terbaik pascainsiden.
“Komunikasi terus dilakukan, tidak hanya melalui pertemuan formal tetapi juga nonformal. Dan itu sangat positif, apalagi respons Pertamina juga sangat baik dalam komunikasi tersebut,” kata Sekretaris Desa Pusakajaya Utara Kecamatan Cilebar, Hendri Dzikrifauzi di Pantai Mutiara, dalam keterangan tertulis.
Menurut Hendri, komunikasi tersebut sangat membantu dalam upaya penanganan insiden.
Baca: Pertamina Berdayakan Warga yang Terdampak Pencemaran
Karena dari sana, lanjut Hendri, Pertamina banyak menerima masukan dari warga. Salah satunya terkait dengan pemberdayaan perahu milik nelatan Pusakajaya Utara untuk mengambil limbah minyak di perairan Pantai Mutiara.
Jika sebelumnya Pertamina memberdayakan dua perahu, maka setelah mendapat masukan dari warga, Pertamina akhirnya menambah menjadi tiga perahu.
“Itu yang dari desa ini saja. Dan tidak hanya perahu yang ditambah, tetapi juga jumlah ABK, dari semula hanya empat ABK untuk masing-masing perahu, menjadi lima orang. Dan tentu saja, pemilik perahu dan para ABK yang bekerja membersihkan limbah mendapat upah dari Pertamina,” lanjut Hendri.
Dan memang, penambahan perahu terbukti memang sangat efektif dalam menangani oil spill di perairan. Faktanya, limbah di Pantai Mutiara terus berkurang, termasuk yang sampai ke bibir pantai.
“Respons Pertamina dalam menyikapi usulan warga, adalah bukti bahwa mereka sangat tanggap. Dan kami, warga desa, melihat kesungguhan Pertamina dalam mengatasi persoalan tumpahan minyak ini,” jelasnya.
Komunikasi yang dilakukan antara Pertamina dan warga, memang tidak hanya dilakukan melalui pertemuan formal. Sebut saja, pertemuan yang dilakukan di aula Desa Pusakajaya Utara, 25 Juli 2019 lalu.
Selain dirinya selaku Sekdes, lanjut Hendri, hadir dalam pertemuan tersebut, pengurus Badan Permusyawaratan Desa (BPD), pengurus Forum Komunikasi Kerja Masyarakat Pesisir (FKKMP), pengurus rukun nelayan, dan tokoh mayarakat.
Bahkan, imbuh Hendri, setelah itu juga direncanakan pertemuan susulan di Dusun Mekar Jati.
“Itu yang formal. Sedangkan komunikasi non formal juga terus dilakukan. Karena kami juga memiliki nomor WA dari Pertamina,” jelas Hendri.
Terkait komunikasi antara Pertamina dan warga desa di Karawang, juga disampaikan Ketua Rukun Nelayan Desa Sedari, Emong Sunarya.
Menurut Emong, penanganan limbah minyak bisa segera ditangani karena memang ada komunikasi yang baik.
Bahkan, komunimasi tidak hanya terjadi kali ini saja ketika terjadi insiden, namun sudah terjalin sejak lama, bahkan sejak Pertamina Hulu Energi mengelola Blok ONWJ sekitar lima tahun lalu.
“Karena komunikasi memang sudah baik sejak dulu, maka saya sendiri yang menghubungi Pertamina lewat telepon ketika pertama kali limbah sampai ke pantai Sedari,” kata Emong.
Karena komunikasi yang baik itulah, lanjut Emong, Pertamina juga sangat sigap untuk menangani ceceran limbah.
Terbukti, pada malam itu juga Pertamina langsung bergerak dan mempersiapkan pembersihan limbah. Dibantu para nelayan, pembersihan pun dimulai hanya beberapa jam sesudah itu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.