Gunung Tangkuban Parahu Erupsi Freatik, Taman Wisata Kembali Ditutup
Gunung Tangkuban Perahu Mengalami Erupsi Freatik, Jumat (2/8/2019). Taman Wisata Kembali Ditutup
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Satu hari pasca dibukanya kembali wisata alam Tangkuban Parahu, erupsi freatik kembali terjadi.
Akibatnya, pengelola wisata Tangkuban Parahu kembali menutup obyek wisata yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat tersebut.
Taman wisata Gunung Tangkuban Parahu kembali ditutup semenjak erupsi yang berlangsung dari Kamis (1/8/2019) malam.
Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani menyatakan, pihaknya akan selalu memantau kondisi terkini Gunung Tangkuban Parahu.
"Kalau ada peningkatan aktivitas tentunya kami akan melakukan evaluasi, begitu ketika ada penurunan meski kami melakukan evaluasinya setiap saat," ucapnya, dikutip dari Tribun Jabar.
Atas hal tersebut, PVMBG menaikkan status Gunung Tangkuban Parahu dari semula level I atau normal menjadi level II atau waspada.
Baca: Wisatawan Hanya Sampai Pintu Gerbang Gunung Tangkuban Parahu
Baca: Kembali Erupsi, Status Gunung Tangkuban Parahu Naik Jadi Waspada
Banyak wisatawan kecele dengan ditutupnya Taman Wisata Gunung Tangkuban Perahu.
Pasalnya satu hari sebelumnya, kawasan wisata tersebut telah kembali dibuka.
Seorang wisatawan asal Tanjung Karang, Lampung, Fian Oktavian (43), mengaku tidak mengetahui adanya erupsi susulan sehingga ia bersama keluarganya berangkat untuk berwisata.
"Saya tahunya kemarin itu sudah dibuka, makanya saya ke sini untuk membawa jalan-jalan anak dan keluarga," ujarnya saat ditemui Tribun Jabar di pintu masuk Gunung Tangkuban Parahu, Jumat (2/8/2019).
PVMBG menyarankan agar pihak pengelola mematuhi rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh PVMBG agar bisa aman.
PVMBG mengimbau warga sekitar yang melakukan aktivitas diluar radius 1,5 kilometer dari Kawah Ratu.
Aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih berada dalam kondisi yang belum stabil dan potensi erupsi dapat berubah sewaktu-waktu.
Ancaman bahaya yang ditibulkan saat ini berupa hujan abu serta hembusan gas vulkanik dengan konsentrasi berfluktuasi di sekitar Kawah Ratu serta dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan jiwa masyarakat.
Baca: Erupsi Gunung Tangkuban Parahu Terasa Hingga Jumat Pagi
Baca: Kembali Bergemuruh, Status Gunung Tangkuban Parahu Masuk Level Waspada
Gunung Tangkuban Parahu merupakan gunungapi aktif yang berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.
Erupsi Gunung Tangkuban Parahu pada umumnya berupa letusan freatik dari Kawah Ratu yang sebelumnya terjadi pada 26 Juli 2019.
Berikut rekomendasi dari PVMBG kepada masyarakat terkait letusan Gunung Tangkuban Perahu, dilansir dari press release PVMBG.
1. Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan pengunjung/wisatawan/pendaki, Tidak mendekati kawah yang ada di puncak Gunung Tangkuban Parahu dalam radius 1,5 Km dari kawah aktif.
2. Masyarakat diimbau mewaspadai meningkatnya konsentrasi gas-gas vulkanik dan dihimbau tidak berlama-lama berada disekitar kawah aktif GunungTangkuban Parahu agar terhindar dari paparan gas yang dapat berdampak bagi kesehatan dan keselamatan jiwa.
3. Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu perlu mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala vulkanik yang jelas.
4. Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu diharap tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Tangkuban Parahu, tetap memperhatikan perkembangan kegiatan Gunung Tangkuban Parahu yang dikeluarkan oleh BPBD setempat dan selalu mengikuti arahan dari BPBD setempat.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akan selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (BPBD Provinsi Jabar) dan BPBD Kabupaten Bandung Barat serta BPBD Kabupaten Subang.
(Tribunnews.com/Tio/TribunJabar/PVMBG)