Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jadi Otak Pembunuhan Suaminya, Jamaliah Divonis 20 Tahun

Jamaliah adalah otak di balik pembunuhan pada Jazuli bin Ismail, penjual es campur yang juga suaminya.

Editor: Sanusi
zoom-in Jadi Otak Pembunuhan Suaminya, Jamaliah Divonis 20 Tahun
IST
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jamaliah hanya bisa menangis ketika Majelis Hakim Pengadilan Negeri Lhoksukon memvonis hukuman penjara 20 tahun.

Jamaliah adalah otak di balik pembunuhan pada Jazuli bin Ismail, penjual es campur yang juga suaminya.

Jazuli ditemukan tewas dengan luka menganga di leher, September tahun 2018 silam.

Belakangan terungkap, pembunuhan itu dilakukan Musliadi yang tak lain selingkuhan Jamaliah.

Musliadi sendiri dihukum penjara seumur hidup, lebih ringan dari tuntutan jaksa yang hukuman mati.

Pembunuhan itu terbongkar atas kerja keras polisi.

Sandiwara Jamaliah memang tak rapi sehingga polisi bisa mengendus acting perempuan 30 tahun itu.

Berita Rekomendasi

Pembunuhan pada Jazuli itu memang sudah direncanakan selama seminggu sebelumnya.

Bahkan, dalam melakukan aksinya, Jamaliah sampai meminta aktor pembunuh yakni Musliadi untuk memukulinya agar terkesan rumah mereka dirampok, termasuk menyerahkan emas.

Sandiwara Sang Istri

Jazuli Bin Ismail (34), penjual es campur asal Desa Ujong Kulam, Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara pada Sabtu (15/9) sekira pukul 02.30 WIB, ditemukan tewas mengenaskan di tempat tidur dalam kamar oleh istrinya, Jamaliah (30).

Jamaliah tersentak histeris ketika melihat suaminya bersimbah darah dengan leher tergorok.

Kapolres Aceh Utara, AKBP Ian Rizkian Milyardin, melalui Kasat Reskrim Iptu Refki Kholiddiansyah kepada Serambi, kemarin, menjelaskan, pada Jumat (14/9) sekira pukul 22.00 WIB, Jamaliah tidur di kamar anaknya untuk menidurkan dua orang anak dia. Saat itu, korban meminta izin kepada istrinya hendak tidur di kamar utama atau kamar depan.

“Tanpa terasa, istri korban tertidur di kamar anaknya. Lalu, sekira pukul 02.30 WIB, Jamaliah mendengar suara motor jatuh yang berada di samping kamar. Kemudian, ia bangun dari tempat tidur dan melihat dua orang laki-laki yang diduga pelaku lari keluar melalui jendela samping rumah,” ujar Kasat Reskrim.

Merasa tak enak hati, ulas Iptu Refki, Jamaliah kemudian masuk ke dalam kamar utama, tempat suaminya tidur. Jamaliah tersentak dan langsung histeris ketika menemukan suaminya bersimbah darah dengan leher tergorok.

Kemudian, isteri korban langsung keluar rumah berteriak minta tolong kepada tetangganya.

“Korban mengalami luka gorok di bagian leher kanan dan kiri sebanyak tiga kali yang mengakibatkan meninggal,” ucapnya.

Disebutkan dia, tak lama setelah mendapat informasi pembunuhan itu, Tim Reskrim bersama Inafis turun ke lapangan untuk proses penyelidikan dan mengumpulkan keterangan, serta barang bukti di lokasi kejadian.

Jasad korban selanjutnya dibawa ke RSUD Cut Meutia Aceh Utara untuk divisum. Baru setelah itu dibawa pulang kembali ke rumah untuk dikebumikan.

“Saat ini, polisi masih menyelidiki kasus ini, sehingga belum diketahui motif dari kejadian tersebut. Polisi juga sedang mengumpulkan keterangan dan barang bukti untuk mengungkap kasus tersebut,” tukas Kasat Reskrim.

Di sisi lain, Humas RSUD Cut Meutia Aceh Utara, Saiful kepada Serambi, kemarin, membeberkan, korban mengalami luka dari bawah bibir sampai ke bawah telinga sebelah kanan dengan ukuran 18x5x3 cm.

Selain itu, korban juga mengalami luka sayatan di leher, dada, pipi, serta dagu.

“Korban juga mengalami luka lecet di bawah lutut kiri. Jadi, ada tujuh titik ditemukan luka pada tubuh korban,” papar Humas RSUD Cut Meutia Aceh Utara.

Sementara itu, Keuchik Ujong Kulam, Kecamatan Matangkuli, Tarmizi kepada Serambi, kemarin, mengungkapkan, informasi dari istri korban bahwa pelaku diduga masuk melalui jendela ruang makan setelah dirusaknya.

Karena jendela tersebut hanya dipaku dan belum dipasang engsel.

“Warga sangat terkejut dengan kejadian tersebut. Karena sepengetahuan kami, korban adalah warga yang baik dan tidak ada persoalan dengan warga lainnya,” ujarnya.

Keuchik juga memaparkan, warga desanya sangat kebingungan dan bertanya-tanya motif pelaku membunuh korban.

Sebab, selama ini korban sehari-hari hanya berjualan es campur keliling.

Terlebih lagi, tak ada barang dalam rumah korban yang hilang setelah kejadian pembunuhan tersebut.

“Karena itu, kami juga bertanya-tanya penyebab korban dibunuh,” ungkapnya.(jaf)

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Penjual Es Campur Tewas Digorok

Pembunuhan di Majalaya

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG -‎ Anggota reserse Polres Bandung sudah mengamankan seorang pria diduga pelaku pembunuhan di Majalaya.

Seperti diketahui, warga menemukan jasad perempuan di semak-semak di Kecamatan Cikancung, pada Rabu (7/8).

"Alhamdulillah sudah," ujar Kapolres Bandung AKBP Indra Hermawan via pesan elektroniknya, Kamis (8/8).

Pihaknya akan segera mengumumkan pelaku tersebut.

Belakangan diketahui, gadis itu bernama Nina Ainun Mutmaenah (18) warga Desa Cikasungka Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung.

Sakit Hati Tawaran Bonceng Ditolak hingga Meludah ke Wajah, Alasan Rinto Habisi Nyawa Kristina

Sebut Kasus Begal Payudara Baru Pertama di Tangsel, Polisi Maksimalkan Kejar Pelaku

Jadi Menu Khas saat Hari Raya Idul Adha, Ini Resep Membuat Masakan Rendang & Daging Sapi Lada Hitam

"Kemarin malam ada keluarga yang datang mengkonfirmasi soal anaknya yang sempat tidak pulang ke rumah," ujar Kapolsek Cikancung AKP Tugiman.

"Saat dicocokkan, ada kemiripan."

Seperti diketahui, ‎mayat perempuan dengan luka mirip tusukan di leher ditemukan di Jalan Raya Cicalengka - Majalaya, Rabu (7/8) tepatnya di Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung.

Dalam sejumlah foto yang diterima Tribun, mayat ditemukan dalam kondisi tragis karena terdapat luka tusukan di leher serta celana dalam yang melorot.

"Dengan kondisi korban, diduga pembunuhan. Laporannya kami terima kemarin sore," ujar Kapolsek Cikancung, AKP Tugiman.

Ia tidak menampik soal kondisi korban yang dijumpai ada luka bekas penganiayaan seperti luka tusuk di leher.

Bahkan, beberapa luka lainnya juga ditemukan.

"Ada luka lain selain di leher. Ada juga luka di perut. Identitasnya belum diketahui tapi ciri-ciri korban mengenakan kaus merah, celana jins, sandal jepit," ujar Kapolsek.

Tidak hanya itu, di sekitar lokasi penemuan mayat, ditemukan kemasan obat batuk cair bekas digunakan.(*)

Jenazah korban pembunuhan, Nina Ainun Mutmaenah dimasukkan ke dalam kantung mayat (istimewa)
Pembacokan di Majalaya

AM (16), pelajar SMP asal Kampung/Desa Tangsi Mekar, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung, tewas dibacok oleh sekelompok orang tidak dikenal pada Sabtu (13/7/2019) malam.

Korban tewas akibat dikeroyok sekelompok orang di sekitar Alun-alun Majalaya, Jalan Pasar Baru, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, pada Sabtu (13/7/2019) malam.

Menanggapi hal tersebut, paman korban, Ende (34) meminta kepada aparat kepolisian untuk menangkap pelaku dan memberikan hukuman seberat-beratnya.

Pascakejadian, keluarga pun meminta aparat kepolisian untuk terus melakukan patroli guna memberantas kelompok-kelompok kriminal di Kecamatan Majalaya.

"Sudah melapor ke polisi, semoga pelaku bisa ditangkap. Soalnya ini keponakan saya sampai meninggal," kata Ende rumah korban, Minggu (14/7/2019).

Berdasarkan informasi dari keluarga korban, pada Sabtu (13/7/2019) malam, AM berangkat ke Majalaya, namun sebelumnya menemui empat rekannya di sekitar Kecamatan Paseh.

Setelah berkumpul, korban bersama seorang temannya yakni A (16), berangkat ke sekitar Alun-alun Majalaya untuk membeli rokok di kios pedagang kaki lima (PKL) seberang Masjid Agung Majalaya.

Setibanya di sekitar Alun-alun Majalaya dan selesai membeli rokok, tiba-tiba datang sekelompok orang, seorang di antaranya berbicara "Apa kamu lihat-lihat." Sekelompok orang itu kemudian menyerang korban.

Paman korban, Ende (34), menuturkan, saat sekelompok orang tersebut melakukan penyerangan, AM bersama A kemudian berlari ke arah Kecamatan Paseh untuk menghindari aksi pembacokan.

"Orang yang kejar keponakan saya tiga orang, mereka bawa golok. Saya dapat laporan hari Minggu jam dua malam," kata Ende di rumah korban, Minggu (14/7/2019) siang.

Nahasnya, kata Ende, saat tengah dikejar oleh sekelompok orang tersebut, AM kemudian terjatuh dan dibacok menggunakan senjata tajam jenis golok tepat di bagian punggung.

Ende mengatakan, selepas kejadian tersebut, AM kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majalaya untuk mendapatkan perawatan, namun nyawa AM tidak tertolong.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Bandung, AKP Firman Taufik, hingga saat ini belum dapat dimintai keterangan, terkait tewasnya AM akibat dibacok oleh sekelompok orang tidak dikenal itu.

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Tukang Es Campur Tewas Dibantai di Kasur, Istri Jadi Otak Pembunuhan, Selingkuhan Jadi Eksekutor

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas