Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Putra Pemilik Penginapan Sahabat Mulia Ungkap Detik-detik Penemuan Jasad Vera Oktaria

Nurdin mengatakan, kecurigaan pada kamar 06 tempat Prada DP dan Vera Oktaria menginap, terjadi pada tanggal 9 Mei 2019.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Putra Pemilik Penginapan Sahabat Mulia Ungkap Detik-detik Penemuan Jasad Vera Oktaria
Tribunsumsel.com/Shinta Dwi Anggraini
Sidang Prada DP di pengadilan militer I-04 Jakabaring Palembang, Kamis (8/8/2019). TRIBUNSUMSEL.COM/SHINTA DWI ANGGRAINI 

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Prada Deri Pramana (Prada DP) kembali menjalani sidang di pengadilan militer I-04 Jakabaring Palembang, Kamis (8/8/2019).

Pada sidang ketiga ini terungkap secara rinci bagaimana ditemukannya jenazah Vera Oktaria yang dibunuh Prada DP dalam kondisi mengenaskan.

Hal ini diketahui dari kesaksian Nurdin (30), pengelola sekaligus anak pemilik Penginapan Sahabat Mulia memberikan kesaksiannya di hadapan majelis hakim.

Nurdin mengatakan, kecurigaan pada kamar 06 tempat Prada DP dan Vera Oktaria menginap, terjadi pada tanggal 9 Mei 2019.

Tepat satu hari setelah dua sejoli itu check-in di penginapan.

Kecurigaan muncul sebab tercium aroma tidak sedap seperti bau bangkai di dalam kamar yang berada di lantai dua tersebut.

"Tapi awalnya saya kira itu bau sampah. Kemudian saya bersihkan lantai dua. Sampah-sampahnya saya buang. Tapi memang tidak masuk ke kamar-kamar. Hanya luarnya saja," ujarnya.

BERITA REKOMENDASI

Namun meskipun sudah dibersihkan, aroma bangkai tak kunjung hilang.

Hingga akhirnya Nurdin memutuskan untuk mengetok pintu kamar 06 sebanyak tiga kali.

"Tapi tidak ada jawaban. Saya pikir orangnya lagi tidur siang atau apa. Jadi tidak terlalu curiga. Terus bau yang tidak enak itu, saya pikir cuma sisa makanan," kata dia.

Namun, Nurdin mengaku sempat memikirkan orang yang menginap di kamar 06 yakni Prada DP.

Baca: TNI Pastikan Sudah Periksa Akun Medsos Enzo saat Seleksi Taruna Akmil

Pasalnya dia tidak kunjung terlihat ke luar kamar.


"Saya kepikiran orangnya tidak pulang-pulang."

"Akhirnya saya tanya ke Nofik (penjaga malam di penginapan), pulang tidak orang itu. Saya pesan juga, nanti kabari ya kalau dia sudah pulang," cerita Nurdin.

Kemudian pada tanggal 10 Mei 2019 pagi, Nurdin kembali bertanya pada Nofik mengenai Prada DP.

Namun jawabannya masih sama yakni tidak terlihat di penginapan.

Tiga pengelola Hotel Sahabat Mulya bersaksi di Pengadilan Militer Sidang Prada DP, Kamis (8/8/2019).
Tiga pengelola Hotel Sahabat Mulya bersaksi di Pengadilan Militer Sidang Prada DP, Kamis (8/8/2019). (SHINTA ANGRAINI/TRIBUNSUMSEL.COM)

"Terus pagi sekitar jam 09.00 atau 10.00 WIB, saya naik ke atas dan tercium bau yang semakin menyengat. Saya mulai curiga ada orang mati."

"Itulah saya panggil pak RT dan pak RW. Dari situ mereka yang panggil polisi dan jenazah itu ditemukan," ungkapnya.

"Tapi saat itu saya tidak diizinkan masuk ke kamar. Karena ada garis polisi," sambungnya.

Baca: Bolehkan Makan Daging Hewan Kurban Sendiri? Simak Hukum dan Penjelasannya

Penginapan Tutup

Sementara itu, penginapan Sahabat Mulia menghentikan kegiatan operasionalnya alias tutup.

Hal ini diketahui saat Wiwin Safitri (23) menantu pemilik penginapan memberikan kesaksian pada sidang ketiga Prada Deri Pramana (Prada DP) di pengadilan Militer I-04 Jakabaring Palembang, Kamis (8/8/2019).

Sidang ini diketuai Letkol Chk Khazim SH dengan hakim anggota Letkol Sus Much Arif Zaki Ibrahim SH (baju biru)dan Mayor Chk Syawaluddin SH, serta Panitera Peltu Sapriyanto.

Ada pula Mayor Chk Andi Putu SH yang bertindak sebagai Oditur.

"Penginapan masih tutup (sampai saat ini). Bisa dikatakan salah satu penyebabnya karena ada kejadian itu (penemuan mayat Vera)," ujar Wiwit dihadapan majelis hakim.

"Selain itu karena bapak dan ibu mau pulang dulu ke Sulawesi," sambungnya.

Dikatakan Wiwit, Prada DP datang ke penginapan pada Rabu (8/5/2019) sekitar pukul 02.00 pagi.

Saat itu dia dibangunkan oleh Arafik alias Nofik (32) yang merupakan petugas jaga malam sekaligus juru parkir di penginapan. Nofik juga hadir di sidang sebagai saksi.

Baca: Harga Naik, Pedagang Hewan Kurban Mengeluh Stok Kambing Masih Banyak

"Malam itu lagi gantikan tugas kasir. Karena sehari setelah puasa, karyawan kami izin pulang kampung," jelasnya.

Saat itu, Prada DP datang menggunakan baju abu-abu serta topi dan tas punggung.

Dia mengaku bernama Doni dengan identitas berasal dari desa Karang Agung.

"Saat itu memang tidak menunjukkan KTP. Biasanya pakai, tapi karena sudah malam jadi tidak saya minta KTP orang itu," ungkapnya.

Tiga saksi wanita yang hadir dipersidangan atas terdakwa Prada DP adalah Serli yang memakai baju lengkap berwarna biru, Selasa (6/8/2019)
Tiga saksi wanita yang hadir dipersidangan atas terdakwa Prada DP adalah Serli yang memakai baju lengkap berwarna biru, Selasa (6/8/2019) (Haris Widodo/Sriwijaya Post)

Kesaksian Wiwit hampir sama seluruhnya dengan apa yang telah di sampaikan Nofik pada kesaksian sebelumnya.

Mulai dari kedatangan Prada DP bersama perempuan yang diduga kuat merupakan Vera Oktaria.

Hingga soal uang sewa yang sempat disanggah oleh Prada DP saat Nofik memberikan kesaksian.

Baca: Tak Boleh Panggil Ahok, Megawati Akhirnya Hafalkan Nama Basuki Tjahaja Purnama

"Soal identitas perempuan, saya tidak terlalu tahu identitasnya pak. Karena saya cuma catat identitas si pria saja (Prada DP)," ujarnya.

"Sedangkan soal uang sewa kamar penginapan, saya sebagai kasir pada malam itu yang terima uangnya sebesar Rp 200 ribu. Harga kamar sebenarnya Rp 150 ribu. Masih ada kelebihan 50 ribu. Besoknya dia nyambung kamar, jadi ditambahnya Rp 100 ribu. Tapi kasih uangnya bukan sama saya. Tapi ke ibu mertua saya," ungkapnya.

Kemudian Wiwit kembali memberikan kesaksiannya.

Dia menuturkan, pada Rabu (8/5/2019) sore, saat Wiwit dan ibu mertuanya berada di meja kasir yang merangkap resepsionis, mereka melihat Prada DP masuk ke penginapan dengan membawa koper besar.

Saat itu ibu mertua Wiwit sempat bertanya pada prada DP mengenai koper besar tersebut.

"Nak, kok kopernya besar sekali. Dijawabnya untuk pindahan ibunya dari Lampung. Berapa beli koper itu. Dia jawab lagi Rp 250 ribu. Ditanya juga naik apa belinya, dijawabnya naik becak," cerita Wiwit.

Tidak muncul kecurigaan dari Wiwit maupun ibu mertuanya terhadap penjelasan Prada DP.

Baca: Guyonan Megawati Ajak Prabowo Bertempur Hingga Jokowi Hormati Bali dengan Pakaian Kebesaran ala Raja

Setelah itu Prada di naik ke atas. Tepatnya ke kamar 06 tempatnya menginap di penginapan sahabat mulia.

"Dan saya masih di resepsionis sampai maghrib. Tidak lagi saya lihat dia setelah kejadian itu,"ujarnya.

Mendengar kesaksian Wiwit, Prada DP kembali memberikan bantahannya.

Dia berujar sama sekali tidak bertemu dengan Wiwit saat check-in di penginapan Sahabat Mulia. Besok paginya baru mereka bertemu.

Prada DP menunduk saat menjalani sidang perdana di Pengadilan Militer I-04 Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (1/8/2019).
Prada DP menunduk saat menjalani sidang perdana di Pengadilan Militer I-04 Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (1/8/2019). (Tribunsumsel.com/MA FAJRI)

Bantahan kedua, Prada DP mengaku orang yang menerima tambahan uang menginap sebesar Rp 100 ribu, dia berikan pada pegawai penginapan.

Dimana, saat itu dia juga memberikan satu kilogram salak, sebagaimana dengan kronologis dalam dakwaan sebelumnya.

Namun bantahan Prada DP langsung mendapat tanggapan dari Wiwik.

Dengan tegas dia menjawab, keterangan Prada DP justru berbeda dengan apa yang telah disampaikannya saat memberikan kesaksian pada saat rekonstruksi beberapa waktu lalu.

Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Kronologi Detik-detik Jenazah Vera Oktaria yang Dimutilasi Prada DP Ditemukan, Curiga Kamar 06

Sumber: Tribun Sumsel
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas