Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Respons LIPI hingga Walhi Soal Tanaman Bajakah jadi Obat Kanker, Dipatenkan hingga Isu Eksploitasi

Tanaman Bajakah tengah menjadi perbincangan publik setelah khasiatnya diketahui mampu menyembuhakan penyakit kanker.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Sri Juliati

"Pemerintah mesti mempercepat pengakuan dan perlindungan wilayah adat untuk masyarakat adat di wilayah tersebut, agar perlindungan dan pemenfaatan tumbuhannya mengikuti aturan hukum adat setempat,” kata dia.

Baca: Temukan Obat Kanker dari Kayu Bajakah, Rumah Siswa Didatangi Banyak Orang Minta Bantuan

Penemuan obat kanker dari tanaman bajakah juga mendapat respon dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Prof Dr Enny Sudarmonowati menilai, pemerintah harus menindaklanjuti mengenai tanaman bajakah.

"Karena ini sudah menghebohkan. Bagusnya pemerintah daerah setempat di sana melakukan tindaklanjut dan harus memastikan dahulu tanaman tersebut masih banyak atau tidak habitatnya,"ujar Enny.

Menurutnya, perlindungan perlu dilakukan mengingat tanaman bajakah adalah tanaman langka dan hanya tumbuh di daerah tertentu.

"Karena kalau lihat dari berbagai literasi, tanaman itu (bajakah) sulit tumbuh atau dikembangbiakan di tempat (habitat) berbeda dari asalnya."

"Soalnya bisa berubah kandungan dalam tanaman itu sendiri, jadi perlu sekali dilindungi," imbuh Enny.

Baca: Inilah Lokasi dan Cara Mengolah Tanaman Bajakah untuk jadi Obat Kanker

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, Jurnalis KompasTV, Aiman Witjaksono, menelusuri lebih lanjut mengenai tanaman bajakah yang kemudian disiarkan dalam progam Aiman KompasTV, Senin (12/8/2019).

Mengutip dari tayangan program Aiman, lokasi tumbuh tanaman bajakah tersebut berada di lahan gambut dan hanya terdapat di hutan pedalaman Kalimantan.

Sepintas, pohon bajakah hampir mirip dengan tumbuhan lainnya yang berada di hutan Kalimantan.

Secara kasat mata, tidak ada yang spesial sehingga membutuhkan kejelian dalam mencarinya.

Tanaman bajakah berbentuk batang bersulur yang tumbuh mengular hingga tinggi mencapai lima meter meski memiliki batang yang kuat dan cukup besar.

Ia bisa merambat pada ketinggian 5 meter lebih hingga ke puncak pohon lain yang dirambatinya.

Akar tanaman bajakah menghujam di dasar aliran air lahan gambut.

Tumbuhan ini hanya hidup di lokasi rimbun di mana sinar matahari tak banyak masuk, tertutup rimbunnya hutan.

Siswi SMA Negeri 2 di Palangkaraya menjadi juara tingkat dunia dalam lomba karya ilmiah, di Korea Selatan, Kamis (25/7/2019)
Siswi SMA Negeri 2 di Palangkaraya menjadi juara tingkat dunia dalam lomba karya ilmiah, di Korea Selatan, Kamis (25/7/2019) (Capture Kompas Tv)

(Tribunnews.com/tio/Kompas.com) 

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas