Kepala BNPT Beri Kuliah Umum Kepada Mahasiswa Baru Unand dan UNP
Drs. Suhardi Alius, MH, dengan memberikan kuliah umum mengenai Resonansi Kebangsaan dan Bahaya serta Pencegahan Paham Radikalisme dan Terorisme
Editor: Toni Bramantoro
![Kepala BNPT Beri Kuliah Umum Kepada Mahasiswa Baru Unand dan UNP](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/suhardi-alius-memberikan-kuliah-umum.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, PADANG - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, dengan memberikan kuliah umum mengenai Resonansi Kebangsaan dan Bahaya serta Pencegahan Paham Radikalisme dan Terorisme, kepada 800 mahasiswa baru Universitas Andalas (Unand) Padang dan 9.000 mahasiswa baru Universitas Negeri Padang (UNP), Kamis (22/8/2019).
![Suhardi Alius berikuliahumum](https://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/suhardi-alius-berikuliahumum.jpg)
Saat memberikan pembekalan di Gedung Convention Hall, Unand, Kepala BNPT mengungkapkan keresahannya atas pergeseran nilai-nilai kearifan lokal yang sedang dialami bangsa Indonesia khususnya di tengah masyarakat Sumatera Barat. Sejarah dan akar budaya kita kini semakin terlupakan.
Kini masyarakat cenderung apatis dengan perubahan-perubahan yang ada di sekitar lingkungannya.
“Siapa yang tidak kenal ulama-ulama besar dari Sumatera Barat seperti Buya Hamka, Banyak sekali diplomat-diplomat ulung dan sastrawan besar yang berasal dari ranah Minang. Saya sangat rindu itu. Jangan tinggalkan sejarah budaya bangsa kita. Jangan lupakan asal muasal dan kearifan local. Nilai-nilainya harus kita kembalikan sehingga negara kita bisa maju tetapi dengan tidak melupakan sejarah,” urai Komjen Pol Suhardi Alius.
Lebih lanjut Kepala BNPT mengatakan, bentuk keapatisan terhadap nilai-nilai budaya ini akibat dari perilaku masyarakat yang sudah cenderung bergantung kepada teknologi internet. Dimana konten yang beredar sulit untuk disaring, apalagi yang mengandung perpecahan sehingga dapat melunturkan rasa persatuan dan kebersamaan sebagai satu bangsa.
“Tentunya ini yang harus diwaspadai, karena ini sudah menjadi celah besar masuknya paham intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Hanya gara-gara hoaks di media sosial, kita berseteru dengan saudara kita. Begitu hebatnya gadget bermain, bukti dunia hanya ada dalam genggaman kita. Inimerupakan masalah yang sangat berbahaya kalau dibiarkan berlama–lama,” ujar mantan Sekretaris utama (Sestama) Lemhanas RI ini.
Oleh karena itu mantan Kapolda Jawa Barat ini berharap, mahasiswa bisa menjadi agen perubahan dan bisa meniru semangat yang pernah dimilikipara tokoh–tokoh dan pahlawan asal ranah minang yang pernah berjuang dalam masa pra-kemerdekaan dan pasca kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Semangat yang dimiliki itu tidak hanya dari satu unsur tetapi dari beberapa unsur, seperti agama, pendidikan, dan budaya. Saya yakin kalau generasi muda sudah memiliki semangat kebangsaan seperti itu, paham negatif seperti apapun akan sulit untuk memecah belah bangsa ini, karena generasi mudanya sudah paham akan arti berbangsa dan bernegara,” ujar Suhardi Alius.
Sementara itu saat memberikan pembekalan dan kuliah umum kepada 9.000 mahasiswa baru UNP di gedung auditorium UNP di hari yang sama, Kepala BNPT terlihat memberikan pembekalan dengan system eleconference di empat kelas.
Hal ini dikarenakan kapasitas auditorium UNP tidak bisa menampung seluruh mahasiswa baru tersebut.
Melihat teknologi yang digunakan di UNP tersebut Kepala BNPT terlihat sangat kagum. Namun dibalik kekagumannya tersebut dirinya jugaberpesan kepada para mahasiswa baru yang hadir, bahwa teknologi canggih akan bermanfaat bagus kalau digunakan untuk hal yang baik.
Namun sebaliknya teknologi canggih itu akan sangat tidak baik kalau digunakan untuk hal yang buruk.
“Penyebaran propaganda kelompok teroris untuk mempengaruhi generasi muda supaya ikut kedalam kelompok tersebut untuk melakukan teror merupakan hal yang sangat buruk,” ungkapSuhardi Alius.
Dikesempatan itu pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini juga berharap agar mahasiswa baru ini juga sadar akan pentingnya pendidikan karakter. Karena ilmu apapun kalau dilandasi dengan karakter yang baik tentunya akan berdampak baik buat semuanya.