Ditolak Masuk Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Lukas Enembe Sebelumnya Temui Khofifah
Ditolak masuk asrama mahasiswa Papua di Surabaya, Gubernur Papua Lukas Enembe sebelumnya temui Khofifah.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Ditolak masuk asrama mahasiswa Papua di Surabaya, Gubernur Papua Lukas Enembe sebelumnya temui Khofifah.
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Papua Lukas Enembe sempat menemui Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebelum mendatangi asrama mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.
Kedatangan Lukas Enembe ke asrama mahasiswa Papua yang berada di Jl Kalasan, Surabaya pada Selasa (27/8/2019) ditolak para penghuninya.
Dikutip Tribunnews dari SURYA.co.id, Lukas datang bersama Khofifah, Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan, dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi.
Saat Lukas Enembe datang di asrama mahasiswa Papua, ia disambut suara yel-yel.
Baca: Gelar Rapat Terbatas Penyelenggaraan PON 2020 Papua, Lukas Enembe Menetapkan Tiga Daerah
Baca: Gubernur Lukas Enembe Usul Libatkan Internasional Selesaikan Konflik Papua, PKS: Tidak Perlu
Iapun memutuskan meninggalkan lokasi setelah mendapat penolakan.
Sebelum mendatangi asrama, Lukas Enembe bertemu dengan Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Lukas menemui Khofifah didampingi oleh Ibu Gubernur Papua Yulce Enembe, Sekda Papua Hery Dosinanen, Asisten Bidang Pemerintahan Doren Wakerkwa, Ketua DPRD Papua Barat Peter Kondjol, dan beberapa pejabat lainnya.
Masih mengutip dari laman sama, Lukas berharap hubungan antara Jawa Timur dan Papua semakin membaik.
"Saya berharap hubungan kita semakin baik. Apapun yang terjadi, ekses kecil itu dampaknya besar, bagi kami Papua."
Baca: PKS Tolak Usul Lukas Enembe untuk Libatkan Pihak Internasional Selesaikan Konflik Papua
Baca: Lukas Enembe Ancam Pulangkan Seluruh Mahasiswa Papua, Lenis Kogoya: Kami Orang Gunung Biasa Begitu
"Jadi tidak boleh ada ekses kecil pun yang terjadi," katanya dalam sambutan.
Lebih lanjut, Lukas mengungkapkan kebutuhan logistik di Papua sebagian besar disuplai dari Jawa Timur dan Makassar.
Maka dari itu ia merasa perlu menjaga persahabatan kekeluargaan.
"Jadi kita perlu jaga persahabatan kekeluargaan sehingga tidak terjadi ekses. Karena semua belanja kebutuhan kita dari Jatim bukan Jakarta."