Kontak Senjata di Deiyai Papua, Jenazah Serda Rikson, Anggota TNI yang Gugur Dievakuasi ke Nabire
Ada 5 anggota aparat keamanan gabungan TNI dan Polri terluka akibat dipanah warga saat aksi unjuk rasa berlangsung di Halaman Kantor Bupati Deiyai.
Penulis: Sinatrya Tyas Puspita
Editor: Pravitri Retno W
Irjen Pol Rudolf Rodja mengatakan masih berada di Timika.
Panglima TNI dan Kapolri kunjungi Papua
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian beserta rombongan mengunjungi Papua, Selasa (27/8/2019).
Di Jayapura, Panglima dan Kapolri bertemu dengan berbagai tokoh Papua di Swiss Belinn Hotel.
Mengutip Tribun Timur, tokoh agama yang juga Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama provinsi Papua, Pendeta Livius Biniluk, mengatakan di dalam kehidupan ini semua manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling mulia.
Sehingga seharusnya tidak boleh saling menghina satu sama lain.
“Pertama sebagai warga umat beragama tidak boleh ada rasisme. Tuhan menciptakan manusia ya manusia, binatang ya binatang. Itu berbeda. Dan semua harus tahu itu siapapun dia,” ujar Pendeta Livius.
Menurutnya, tindakan rasisme yang dialami warga Papua sudah lama dan beberapa waktu lalu menjadi puncaknya.
“Tidak ada alasan mereka bicara begitu karena kebetulan. Sebenarnya rasisme itu sudah lama, itu kemarin hanya muncul begitu saja, saya tahu itu. Itu salah dan mestinya tidak boleh ada rasisme. Harus sadar menghargai ciptaan Tuhan. Jadi tidak boleh lagi,” ujar Biniluk.
Lebih lanjut, tokoh Gereja GIDI itu menuturkan, pemerintah tidak boleh diskriminatif terhadap pelaku rasisme.
Karena itu hanya akan menciptakan persoalan-persoalan baru lagi.
“Tangkap itu orang yang keluarkan kata rasisme, mau anggota kah tangkap, proses masuk penjara itu saja selesai, tidak akan ada lagi masalah,” tegasnya.
Ia juga menghimbau kepada seluruh masyarakat Papua tetap tenang tidak mudah terprovokasi. Karena semua aspirasi sudah disampaikan kepada Pemprov, DPRP, dan MPR.
“Mereka sedang ada di Jakarta saat ini dan sedang menuju Surabaya dan lain lainnya. Biarkan mereka selesaikan, dan masyarakat di Papua tetap berkebun berjualan, beribadah semua itu,” kata Biniluk.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.