PSK di Lokalisasi Sunan Kuning dan Gambilangu Terdeteksi Mengidap Penyakit Infeksi Menular Seksual
Dinkes Kota Semarang menemukan adanya penyakit infeksi menular seksual (IMS) pada wanita pekerja seks (PSK) yang ada di lokalisasi Sunan Kuning.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang menemukan adanya penyakit infeksi menular seksual (IMS) pada wanita pekerja seks (PSK) yang ada di lokalisasi Sunan Kuning (SK) dan Gambilangu (GBL).
Hal tersebut diketahui pasca Dinkes Kota Semarang melakukan pemeriksaan rapid diagnostic test di dua lokalisasi yang akan ditutup oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang tersebut.
Kepala Dinkes Kota Semarang, Moch Abdul Hakam mengatakan, pemeriksaan rapid test ini masuk dalam tahapan penutupan lokalisasi.
Ini sangat diperlukan agar penyebaran infeksi baru HIV/AIDS atau penyakit menular seksual lain tidak meluas ke daerah-daerah.
Apalagi, para WPS nantinya akan dipulangkan ke daerah masing-masing.
"Kami periksa seluruh WPS yang terdata oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang. Di situ sudah ada data by name by adress," jelas Hakam, Kamis (29/8/2019).
Baca: Fitria Kaget Terbit Surat Kematian Atas Nama Dirinya, Pelaku Ternyata Sang Suami
Hakam menjelaskan, pemeriksaan terhadap para WPS sudah dilakukan beberapa hari yang lalu di lokalisasi Sunan Kuning maupun Gambilangu.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, pihaknya menemukan WPS yang terkena IMS seperti gonore (GO), keputihan, dan raja singa atau sifilis.
Selain itu, petugas juga menemukan WPS yang terinfeksi HIV reaktif di Lokalisasi Sunan Kuning dan Gambilangu.
"Pokoknya ada, kami tidak menyebutkan berapa. Prinsipnya data ini kami simpan, kami akan kirim ke dinas kabupaten/kota dimana WPS tinggal agar nanti bisa ditindaklanjuti, jika mereka bekerja seperti itu lagi di tempat lain, maka akan kelihatan databasenya," jelasnya.
Mengetahui hasil pemeriksaan ini, Hakam pun langsung memberikan edukasi kepada WPS agar yang sudah terinfeksi positif untuk dapat meminimalisasi penularan.
Selain itu, Dinkes juga memfasilitasi dokter spesialis melalui kerjasama RSUD KRMT Wongsonegoro.
Para dokter spesialis turut memberikan pengobatan kepada WPS yang positif terinfeksi penyakit menular.
Baca: Lima Tahun Lamanya Misem Hidup Dalam Ancaman akan Dibunuh Anak dan Cucu-cucunya
Pihaknya juga memberikan konseling bagi mereka. Nanti, setelah lokalisasi tersebut resmi ditutup, khusus WPS dari Kota Semarang akan terus didampingi dan dipantau.
"Meski ada yang tidak terindikasi positif, kami akan tetap melakukan pemantauan karena window period untuk penyakit HIV ini lima tahun. Bisa saja hari ini dites negatif, mungkin tahun depan dites positif. Jadi kami akan dampingi terus," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinsos Kota Semarang, Muthohar, mengatakan, pihaknya sangat membutuhkan peran serta organisasi pemerintah dserah (OPD) terkait untuk menyukseskan penutupan lokalisasi ini.
"Apapun dalam rangka penutupan perlu koordinasi. Dari beberapa OPD sudah action. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini bisa terlaksana," katanya.
Muthohar menyebut, dari data 354 WPS di Sunan Kuning dan 102 WPS di Gambilangu, sekitar 100 WPS diantaranya dari Kota Semarang. Sementara sisanya berasal dari luar Kota Semarang.
"Kami harap Dinkes nanti bisa memantau terus WPS dari Semarang pasca penutupan," ucapnya. (eyf)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Dinkes Temukan Penyakit IMS pada PSK di SK dan GBL