Inilah Penyebab Terjadinya Sejumlah Kecelakaan Maut di Tol Cipularang KM 91-100
Inilah penyebab terjadinya banyak kecelakaan maut di Tol Cipularang Km 91-100, Purwakarta.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Daryono
Inilah penyebab terjadinya banyak kecelakaan maut di Tol Cipularang Km 91-100, Purwakarta.
TRIBUNNEWS.COM - Kecelakaan maut kembali terjadi di ruas Tol Cipularang, Purwakarta, Jawa Barat, Senin (2/9/2019).
Kecelakaan yang melibatkan 20 kendaraan (sebelumnya ditulis 21, red) terjadi di Tol Cipularang Km 91, pukul 12.30 WIB.
Sebanyak sembilan orang tewas dalam kecelakaan maut di Tol Cipularang dan 19 korban lainnya mengalami luka-luka.
Dari sembilan korban meninggal, empat hangus terbakar dan lima orang tidak terbakar.
Kecelakaan maut di Tol Cipularang Km 91 yang terjadi siang ini, bukanlah yang pertama kali terjadi.
Baca: Pernah Terjadi Kecelakaan Maut di Tol Cipularang, Penyebabnya Beda Antara Rem dan Oleng
Baca: FOTO FOTO - Kecelakaan Maut di KM 91 Tol Cipularang, 4 Mobil Hangus 9 Orang Tewas 21 Mobil Rusak
Sebelumnya pada Jumat (28/6/2019), terjadi kecelakaan di Tol Cipularang KM 96.
Pada kecelakaan itu, sopir diduga mengantuk, yang mengakibatkan dua korban meninggal dunia dan tiga penumpang lainnya luka-luka.
Mundur pada beberapa tahun ke belakang, sejumlah kecelakaan maut juga pernah terjadi di Tol Cipularang antara Km 90 hingga 100.
Apa penyebabnya?
Iptu Asep Kusmana yang saat itu menjabat sebagai Kepala Unit (Kanit) Laka Lantas Satuan Lalulintas Polres Purwakarta mengatakan, ruas Tol Cipularang antara KM 100 hingga KM 90 merupakan daerah black spot.
Pria yang saat ini menjadi Kanit Regiden Polres Sumedang menyebut, jalur itu disebut blackspot karena di wilayah itu menjadi lokasi yang rawan kecelakaan yang mengakibatkan korban.
Asep mengatakan, di sekitar lokasi memiliki beberapa faktor penyebab kecelakaan.
Kecelakaan terjadi disebabkan faktor human error maupun faktor geometrik jalannya.
"Di lokasi blackspot Cipularang menjadi titik lelah pengemudi, kemudian kontur jalannya turunan, tanjakan dan dikombinasi dengan banyak tikungan," kata Asep kepada Tribun Jabar saat ditemui di Mapolres Purwakarta, Ciseureuh, Purwakarta.
Baca: Ayub Sempat Selamatkan Penumpang Avanza Sesaat Terjadinya Kecelakaan Beruntun
Baca: TERKINI Kecelakaan Maut di Tol Cipularang, Korban Tewas Menjadi 9 Orang hingga Kronologinya
Mengantuk atau kelelahan saat mengemudi sangat fatal sekaligus meningkat kemungkinan kecelakaan.
Asep menjelaskan, selain faktor jalan dan kendaraan, kecelakaan yang fatal terjadi karena pengemudi mengalami Microsleep.
Microsleep adalah tidur sementara secara mendadak dalam beberapa detik yang biasanya terjadi karena kelelahan atau kebosanan.
Karena Microsleep itulah di jalur masuk Purwakarta dari arah Bandung itu sering terjadi kecelakaan.
"Karena mengantuk menjadi faktor paling tinggi kecelakaan di situ, meski microsleep itu hanya beberapa detik tapi akibatnya fatal, dan hampir selalu tabrak belakang kendaraan," ujar dia.
Baca: Kecelakaan Beruntun di Tol Purbaleunyi, Polisi Masih Fokus Evakuasi Korban
Baca: Imbas Kecelakaan Beruntun, Satu Arah Diberlakukan di Tol Cipularang
Ditambah lagi, saat kecelakaan terjadi karena mengantuk, bisa dipastikan tidak ada pengereman dengan jarak yang cukup sebelum kecelakaan.
Oleh karena itu, efek kecelakaan di Tol Cipularang seringkali sangat parah hingga menimbulkan korban jiwa.
Di Tol Cipularang KM 90an, Asep menduga banyak pengemudi mobil yang memacu kendaraannya karena telah mengebut di jalan yang lurus sebelumnya.
Pada saat memasuki kontur jalan yang berkelok-kelok, pengemudi kurang antisipasi dan seringkali oversteer atau understeer.
Understeer merupakan gejala pada saat mobil cenderung sulit untuk berbelok akibat roda depan kehilangan traksi dan memasuki tikungan terlalu cepat.
Sementara oversteer merupakan gejala mobil yang kehilangan traksi pada area ban belakang ketika sedang menikung di jalan dan mengakibatkan tergelincir dan hilang kendali.
"Setelah jalan KM 100-an itu kan lurus, ngebut tuh, karena melebihi kecepatan bisa oversteer atau tekor saat berbelok."
"Tapi paling banyak karena faktor kelelahan atau mengantuk," katanya.
Asep mengimbau pengguna jalan tol yang melintasi Purwakarta untuk tetap berhati-hati dan selalu menjaga kewaspadaannya saat mengemudi.
Ia menyarankan agar pengemudi bisa melakukan istirahat yang cukup di sejumlah rest area yang telah tersedia.
"Setiap dua jam sekali disarankan untuk istirahat untuk menghindari kelelahan atau microsleep saat berkendara."
"Atur kecepatan dan jarak aman di dalam tol, hal itu tidak cuma angka," katanya.
Jalan Tol Cipularang alias Cikampek - Purwakarta - Padalarang menghubungkan Jakarta-Bandung.
Tol Cipularang dianggap sebagai jalur paling efektif dalam memangkas waktu perjalanan antara dua kota besar ini.
Jalan tol ini melintasi Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Bandung Barat.
Jalan Tol Cipularang selesai dibangun pada akhir April 2005.
Melalui tol ini, jarak Jakarta-Bandung hanya membutuhkan waktu 1 jam 30 menit (jika tidak macet) dan dihitung dari Cawang.
Dugaan Penyebab Kecelakaan Maut di Tol Cipularang
Melansir Kompas.com, AKP Ricki Adipratama, Kasatlantas Polres Purwakarta saat diwawancarai Kompas TV menjelaskan dugaan awal penyebab kecelakaan karena median jalanan turun.
"Diduga kuat pengemudi tidak bisa menjaga garak aman dan kendaraan tidak bisa mengerem," ungkap Ricki.
Dilaporkan, tabrakan beruntun tersebut melibatkan truk, bus hingga mobil pribadi.
Tabrakan tersebut cukup keras hingga menyebabkan beberapa kendaraan ke luar tol.
Bahkan ada mobil yang sampai terbakar.
Hingga kini polisi masih berusaha mengevakuasi kendaraan.
Hal senada disampaikan oleh Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Rudy Sufahriadi.
"Awalnya adalah dam truk terguling menyebabkan kendaraan di belakangnya mengerem mendadak," ujar Irjen Pol Rudy Sufahriadi dikutip dari TribunJabar.
Namun, Kapolda menyatakan, hal ini masih merupakan dugaan awal.
Polisi masih mendalami penyebab pasti kecelakaan.
Menurut Kapolda, truk bermuatan itu diduga mengalami patah as dan kemudian terguling di ruas Tol Cipularang arah Jakarta.
Kendaraan-kendaraan di belakang truk pun kemudian melakukan rem mendadak.
Namun karena kendaraan-kendaraan tersebut melaju dengan kecepatan tinggi dan kondisi jalan menurun membuat kendaraan di belakang truk tidak mampu menghindar.
Sebagian artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Microsleep jadi Penyebab Terbanyak Kecelakaan di Tol Cipularang Km 90, Begini Penjelasannya
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (Tribun Jabar/Haryanto)