Krayan juga Bersiap Menyambut Ibu Kota Baru
Rudiantara sempat bertanya kepada salah seorang siswi setempat yang bercita-cita ingin melanjutkan sekolah, hingga perguruan tinggai di Yogyakarta.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,KRAYAN-Suasana sejuk, selalu menemani warga Krayan. Daerah perbatasan yang berada di Kalimantan Utara, berdekatan dengan negara tetangga Malaysia dan Brunei Darussalam. Krayan, satu dari daerah perbatasan di Kalimantan yang mendapat perhatian serius dari pemerintah. Jumat (30/8/2019) lalu, Menkominfo Rudiantara berkesempatan menyambangi Krayan.
"Saya adalah mentri ketiga yang datang ke Krayan, plus Kapolri serta Panglima TNI. Saya tanya bedanya apa waktu mentri BUMN ke sini. Beliau meminta listrik, satu tahun kemudian listrik sudah ada di sini, sama BBM yang satu harga. Kalau saya sebaliknya, tanpa saya harus datang duluan, komunikasinya sudah dibangun," cerita Menkominfo.
Dijelaskan, pemerintah memiliki program membangun infrastruktur telekomunikasi di daerah-daerah yang disebut oleh kepala adat P3. Teringat, tercinta tersayang. Menkominfo Rudiantara datang ke Krayan ditemani Gubernur Kalimantan Utara Dr. H Irianto Lambrie. Krayan adalah salah satu kecamatan perbatasan terdepan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Dalam kunjungannya, Rudiantara berkesempatan meninjau beberapa fasilitas di Krayan. Termasuk mengecek akses internet di SMA 1 Krayan. Dalam kesempatan itu, Rudiantara mendapat gelar adat Dayak Lundayeh yang disampaikan oleh 5 kepala desa setempat.
Sebelumnya Kemenkominfo merencanakan pembangunan jaringan Palapa Ring khusus Kalimantan menyusul keputusan pemerintah yang menetapkan wilayah Kalimantan sebagai calon ibu kota baru. "Jalur koneksi Kalimantan Ring bakal memberikan akses internet yang semakin cepat untuk menopang layanan digital di ibu kota baru," ungkapnya.
Baca: Program Televisi Digital di Nunukan Sambut Ibu Kota Baru
"Barangkali tidak banyak di daerah ini, Krayan ini yang mempunyai akun media sosial, sehingga tidak memposting konten-konten yang negatif. Tidak seperti daerah-daerah lain di Indonesia yang 4G-nya sudah jalan dengan baik. Internet sudah banyak, wifi sudah gratis banyak di mana-mana, akibatnya orang juga dengan mudah memposting konten –konten negatif," kata dia.
"Bisa berita bohong, bisa berita yang menghasut, bisa yang memprovokasi, bisa yang mengadu domba. Ini yang sebenarnya kita hadapi sekarang dengan saudara-saudara kita Papua," lanjutnya.
Rudiantara dalam kesempatan itu sempat bertanya kepada salah seorang siswi setempat yang bercita-cita ingin melanjutkan sekolah, hingga perguruan tinggai di Yogyakarta.
Baca: Kerukunan Keluarga NTT di Nunukan Gelar Festival Budaya
"Setelah lulus dari sini mau kemana mau sekolah, kemana? ke Jogya, sekolah apa? Sekolah perhubungan. Saya tidak tahu ada atau tidak sekolah perhubungan di Yogya. Tapi semangat yang luar biasa telah ditunjukkan oleh siswi dari Krayan," Menkominfi memotivasi.
"Itu yang harus senantiasa kita pegang, daya juang, semangat juang, cita-cita yang tinggi. Gantungkanlah cita-cita setinggi mungkin di atas langit, kalaupun cita-cita belum tercapai seandainya kita pun jatuh dari cita-cita kita tetap jatuh di antara bintang," ujarnya.
Indonesia, lanjutnya adalah negara yang besar, sepuluh tahun dari sekarang ekonomi Indonesia besarnya diproyeksikan sama dengan ekonomi seluruh negara Asean dikumpulkan menjadi ekonomi Indonesia yang besarnya kurang lebih 2,5 sampai 2, 7 kali dari sekarang.
"Pemuda-pemudi dari Indonesia dan kesempatan yang sama harus diperoleh Pemuda-pemudi dari Krayan," harap Menkominfo.
Baca: Provinsi Kalimantan Utara Ekspor Beras Adan Krayan Ke Malaysia
Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie mengakui bahwa fasilitas siaran digital memungkinkan masyarakat wilayah perbatasan Kaltara, atas pelayanan siaran digital.
“Kehadiran Menkominfo pun memberikan arti lebih dalam bagi pembangunan bangsa, khususnya masyarakat di wilayah perbatasan. Masyarakat di wilayah perbatasan Kaltara, lebih dominan menikmati siaran televisi juga radio dari negara tetangga, Malaysia. Jadi, program ini juga merupakan bagian dari peningkatan rasa nasionalisme dan kebangsaan masyarakat perbatasan,” ujarnya.
“Kaltara, meski wilayah baru, namun dari sisi etnik dan kultural sangat "Indonesia". Lantaran, di Kaltara hampir semua etnik ada di Kaltara. Namun, karena sulitnya akses ke sejumlah wilayah perbatasan maka banyak bidang tak dapat dikembangkan," ujarnya.
Baca: Ibu Kota Pindah, BKPM: Belum Ada Tanda-tanda Investor yang Berminat Investasi di Kaltim
"Salah satunya, pariwisata. Nah, dengan program ini diharapkan upaya promosi di bidang pariwisata dapat lebih digiatkan dan menyebar secara nasional maupun internasional,” katanya lagi.