Warga Gunung KIdul Jual Jual Ternak Demi Beli Air
Di Kabupaten Gunung Kidul, warga masyarakat haru mengeluarkan uang Rp.170 ribu sampai Rp.450 ribu, tergantung sulitnya jalur yang ditempuh
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemarau berkepanjangan membuat orang-orang kesulitan untuk memperoleh air bersih.
Banyak di antaranya yang mencari alternatif dengan membeli air dari pedagang air.
Di Kabupaten Gunung Kidul, warga masyarakat haru mengeluarkan uang Rp.170 ribu sampai Rp.450 ribu, tergantung sulitnya jalur yang ditempuh.
Badar, seorang relawan Dompet Dhuafa Yogyakarta mengatakan, besarnya kebutuhan warga akan air hingga mendorong beberapa warga untuk menjual beberapa hartanya untuk membeli air.
"Salah satunya ialah menjual hewan-hewan peliharaan atau ternak," katanya.
Baca: Distribusikan 451 Ribu Liter Air Bersih di 17 Titik Kekeringan
Baca: BMKG: Daftar Wilayah Banten dan DKI Jakarta Berpotensi Kekeringan
Fakta-fakta ini mendorongm Dompet Dhuafa melalui kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia membagikan air secara gratis yang dikenal dengan program Air untuk Kehidupan.
Dompet Dhuafa Yogyakarta telah mendistribusikan air di dua titik Desa Giri, Purwosari Gunung Kidul.
Mereka membawa dua tangki untuk satu titik. Masing-masing tangki memiliki kapasitas untuk menampung 6000 liter. Sehingga hari ini (02/09) telah mendistribusikan air sebanyak 24.000 liter.
“Pendistribusian ini telah dimulai dari Juni, Mas. Ini jatuhnya sudah masuk ke gelombang ketiga,” ujar Bambang Edi Prasetyo selaku Ketua Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Yogyakarta dalam keterangan pers, Senin (2/9/2019).
“Kalau di lapangan alhamdulillah lancar semua pendistribusian. Hanya saja ada beberapa kendala, kebutuhan warga ternyata lebih banyak yang diperkirakan. Jadinya masih membutuhkan armada tambahan,” ujar Badar selaku relawan Dompet Dhuafa Yogyakarta.
Di hari sebelumnya (Minggu,01/09) juga sudah menjamah tiga titik di Desa Tepus, Tepus, Gunung Kidul.
Dengan satu titik mendistribusika air sebanyak 10.000 liter.
“Perkiraan BMKG hujan kemungkinan akan jatuh di bulan Desember. Jadi kita mungkin akan terus mendistribusikan air sampai dua atau tiga gelombang lagi,” tutup Bambang.