9 Tahun Berjuang Mencari 3 Siswa SMK Diduga Korban Perdagangan Orang, Kapal Tenggelam Naib Tak Jelas
Sekitar 9 tahun lalu, tiga orang siswa di SMK N 1 Sanden, Bantul, Yogyakarta, berangkat Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pelabuhan Benoa
Editor: Hendra Gunawan
Ia berusaha meminta bantuan Presiden Joko Widodo, namun tidak ada respons. Akhirnya Riswanto pun mencoba mengontak Menteri Kelautan dan Perikanan yang nomornya didapat dari seseorang. Tetapi hingga kini tidak ada respons.
"Saya berharap Denny mengetuk pintu rumah"
Lucia Martini awalnya kaget saat mengetahui sejumlah jurnalis mendatangi rumahnya di Kedon, RT 04, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul.
Saat itu ingatannya kembali ke 10 tahun silam saat mengantarkan Ignatius Andrianta Loyola Denny Murdani berangkat PKL ke Bali. Saat itu, anak ketiganya sempat menolak diantar kakaknya. Ia lebih memilih diantarkan ibunya.
"Saya diantar Mom (ibu) saja. Nanti enam bulan saya tidak melihat Kedon (nama dusunnya)," kata Martini menirukan upacan anaknya, Rabu (4/9/2019).
Lucia tak menyangka akan berpisah dengan anaknya sampai sekarang. Padahal anaknya bercita-cita menjadi prajurit TNI AL. Lucia mengaku terlambat mendapatkan informasi hilangnya KM Jimmy Wijaya dibandung para orangtua korban lainnya. Ia baru mendapatkan informasi soal hilangnya kontak kapal seminggu kemudian.
"Saya mendapatkan informasi terlambat, kedua orangtua mereka sudah mendapatkan informasi seminggu sebelumnya. Langsung dari Bali. Sementara saya baru tahu 5 Maret (2010) ketika didatangi pihak sekolah. Padahal Pak Joko (ayah Ginanjar) tahu kapal hilang kontak setelah disurati langsung oleh pihak perusahaan," ucapnya.
Dia menduga karena anaknya belum memiliki KTP, maka dibuatkan oleh calo yang bernama Mugiri. Denny berangkat ke Pulau Dewata dengan KTP sementara, karena usianya waktu itu masih 16 tahun.
Di kemudian hari, dia baru mengetahui ternyata di Bali, anaknya tidak PKL, namun dipekerjakan sebagai anak buah kapal (ABK).
"Saya baru tahu ternyata KTP anak saya dipalsukan supaya bisa bekerja di kapal. Pelakunya Mugiri. Dia sudah divonis penjara oleh Pengadilan Negeri Bantul," ucapnya.
Sepuluh tahun berlalu tanpa ada kejelasan nasib Denny, Lucia pun pasrah. Namun Lucia punya firasat bahwa Denny masih hidup dan akan pulang.
"Sebagai seorang ibu, saya percaya dia masih hidup tapi entah di mana. Saya berharap Denny mengetuk pintu rumah," katanya.
"Feeling saya belum (meninggal) belum pernah bertemu lewat mimpi. Hatiku juga masih tenang dan tidak deg-degan. Kapan waktu Denny akan pulang. Saya masih mengharapkan pulang, ada mukjizat Tuhan. Setiap sembahyang saya selalu mendoakan," ujarnya.
Ingatan tentang anaknya masih sering muncul dibenaknya ketika melihat gedung sekolah.