Mahasiswa S2 ITB yang Tewas Gantung Diri Dikenal Pintar dan Berprestasi
Muhtar Amin mahasiswa S2 jurusan Mikro Elektronik ITB berasal dari Kelurahan Cangkol, Mojolaban Sukoharjo ditemukan tewas bunuh diri dikamar kos.
Editor: Hasanudin Aco
Selain pesan terakhir tersebut, Auliya mengatakan bahwa menemukan bukti baru berupa obat-obatan dari kamar kos yang ditinggali oleh Muhtar.
Obat-obatan yang didapat dari sebuah rumah sakit tersebut diperuntukkan untuk pasien penderita depresi.
"Ada bukti baru, ada obat (untuk) depresi satu sachet. Obatnya didapat sekitar sebulan ke belakang," ujar dia.
Baca: Ketua RT Beberkan Fakta Mengejutkan Tentang Sosok Mahasiswa S2 ITB yang Ditemukan Tewas Gantung Diri
Diketahui Muhtar Amin sempat menuliskan berapa cerita mengenai kehidupan pribadi dirinya.
Ia banyak menuliskan mengenai kesepian yang dialami dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaiman dituliskan TribunBogor, Muhtar Amin sempat mendatangkan psikolog untuk konsultasi mengenai masalah depresi yang dialaminya.
"Depresi. Aku pernah merasakan depresi. April 2018 lalu aku ke psikolog mengikuti konseling karena depresi. Aku merasakan depresi dan terus berpikir untuk bunuh diri," tulisnya.
Namun setelah konsultasi ke psikolog, Muhtar Amin merasa tak sedepresi dulu.
Namun ia mengaku tidak tahu jika suatu saat nanti ia malah nekat bunuh diri dengan cara melompat dari gedung, gantung diri, atau mengiris urat nadi di tangannya.
"Aku sudah tidak merasa sesedih April 2018 lalu. Namun bagaimana aku bisa tahu? Bagaimana aku tahu kalau nanti malam, atau besok, atau lusa aku tidak akan melompat dari gedung atau menggantung diri atau memutus nadi. Bagaimana aku bisa tahu?
Aku tidak tahu," tulis Muhtar Amin.
Baca: Mahasiswa S2 ITB Gantung Diri di Kamar Kos, Ditemukan Surat Kontrol dari RS, Ada Keterangan Depresi
Selama ini, Muhtar Amin dikenal sosok yang pandai, hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni dan Komunikasi ITB, Miming Raharja seperti diberitakan Tribun Jabar.
Miming mengungkapkan bahwa indeks prestasi kumulatif (IPK) pada studi di S2-nya, Muhtar Amin hampir selalu mendapat nilai yang sempurna.
"IPK S2 (Pascasarjana) almarhum juga mencapai 3.88 skala 4.0, anaknya pandai dan sangat rajin ya. Luar biasa itu IPK-nya, A semua hampir 4.0," ucap Miming.