Guru Honorer Bunuh Diri dengan Menggorok Lehernya, Tapi Gagal, Kondisinya Menyedihkan
Seorang guru honorer bunuh diri dengan menggorok lehernya sendiri. Namun upaya percobaan bunuh diri itu gagal.
Editor: Sugiyarto
"Meski ada penurunan dalam angka kasus bunuh diri, namun tetap masih ada satu orang di dunia yang tewas setiap 40 detik karena bunuh diri."
"Setiap kematian merupakan tragedi bagi keluarga, kerabat, teman, juga rekan. Namun bunuh diri bisa dicegah," kata direktur jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepada The Independent.
"Kami menyerukan kepada semua negara untuk memasukkan rencana pencegahan tindak bunuh diri, yang terbukti ke dalam program kesehatan dan pendidikan nasional secara berkelanjutan," katanya.
Meskipun jumlah negara dengan strategi pencegahan bunuh diri nasional telah meningkat dalam lima tahun terakhir, menurut WHO angka itu baru mencakup 38 negara dan itu merupakan jumlah "terlalu sedikit".
Laporan baru, yang diterbitkan WHO, pada Senin (9/9/2019), atau sehari sebelum Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia pada 10 September itu juga menemukan bahwa negara-negara dengan pendapatan tinggi memiliki tingkat bunuh diri tertinggi antara 2010 dan 2016.
"Sementara 79 persen kasus bunuh diri di dunia terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, negara-negara berpenghasilan tinggi juga memiliki tingkat bunuh diri tertinggi yaitu 11,5 per 100.000 orang," tulis laporan itu.
Negara-negara berpenghasilan tinggi memiliki hampir tiga kali lebih banyak kasus di mana laki-laki bunuh diri, daripada perempuan, sedangkan angka ini lebih sama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Kendati demikian, WHO menilai kematian akibat bunuh diri masih sangat mungkin dicegah melalui metode tertentu.
"Intervensi utama yang telah menunjukkan keberhasilan dalam mengurangi bunuh diri adalah membatasi akses ke sarana, mendidik media tentang pelaporan bunuh diri yang bertanggung jawab."
"Selain itu, melaksanakan program-program di antara kaum muda untuk membangun keterampilan yang memungkinkan mereka mengatasi tekanan hidup."
"Juga tak kalah penting adalah identifikasi awal, manajemen dan tindak lanjut orang yang berisiko bunuh diri," tulis pernyataan laporan WHO.
Menyusul temuannya, WHO bekerja sama dengan mitra global, Federasi Dunia untuk Kesehatan Mental (WFMH), Asosiasi Internasional untuk Pencegahan Bunuh Diri, serta Persatuan Kesehatan Mental Global, meluncurkan kampanye aksi 40 detik.
Kampanye tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang skala bunuh diri di seluruh dunia dan peran yang dapat dilakukan setiap orang dalam mencegahnya. (Kompas.com/Agni Vidya Perdana)
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul BREAKING NEWS: Guru Gorok Lehernya Sendiri di Ngabang Landak Kalbar, Kondisinya Memprihatinkan