Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 FAKTA Ningsih Tinampi, Pengobat Alternatif dengan 1,3 Juta Subscriber, Intip Caranya Obati Pasien

Inilah sosok dan fakta Ningsih Tinampi, pengobat alternatif yang viral karena memiliki 1,3 juta subscriber. Intip caranya mengobati pasien.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in 5 FAKTA Ningsih Tinampi, Pengobat Alternatif dengan 1,3 Juta Subscriber, Intip Caranya Obati Pasien
SURYA.co.id/Galih Lintartika
FAKTA Ningsih Tinampi, Pengobat Alternatif dengan 1,3 Juta Subscriber, Intip Caranya Obati Pasien 

Inilah sosok dan fakta Ningsih Tinampi, pengobat alternatif asal Pasuruan yang viral karena memiliki 1,3 juta subscriber. Intip caranya mengobati pasien.

TRIBUNNEWS.COM - Nama Ningsih Tinampi ramai diperbincangkan masyarakat, belakangan ini.

Wanita asal Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur dikenal lewat caranya menyembuhkan pasien non media atau pengobatan alternatif.

Ningsih Tinampi juga selalu mengunggah pengobatan yang dilakukannya ke akun YouTube.

Bahkan ada satu video Ningsih Tinampi melakukan terapi pasien, ditonton lebih dari 10 juta kali!

Per Selasa (17/9/2019), akun YouTube Ningsih Tinampi telah diikuti 1,3 juta subscriber.

Lantas, seperti apa sosok Ningsih Tinampi, 'dokter' pengobatan alternatif yang viral dan seperti apa caranya mengobati pasien?

Berita Rekomendasi

Berikut sejumlah fakta soal Ningsih Tinampi sebagaimana dirangkum Tribunnews.com dari Kompas.com dan Surya.co.id:

1. Perjalanan Ningsih Tinampi jadi pengobat alternatif


Ningsih Tinampi, 'dokter' pengobatan alternatif yang viral
Ningsih Tinampi, 'dokter' pengobatan alternatif yang viral (SURYA.co.id/Galih Lintartika)

Ningsih Tinampi banyak dicari masyarakat untuk memberikan pengobatan pada mereka.

Mulai dari penyakit yang tampak hingga tak kasat mata.

Ningsih berkisah, perjalanannya menjadi pengobat penyakit non medis tidak lepas dari masalah keluarga yang dialaminya.


Saat itu, ia merasa galau dan sedih karena sang suami 'ibaratnya' punya selingkuhan.

Suami yang selama ini jadi pria yang sangat setia, sayang pada anak dan keluarga, jadi sosok 'orang lain' dalam kehidupan Ningsih Tinampi.

Ia pun berusaha menyembuhkan sang suami dengan mendatangi beberapa dukun.

"Pokoknya berawal dari suamiku. Dia ibaratnya punya selingkuhan. Terus aku kondisinya galau banget. Sedih banget, ya gitu lah."

"Setiap hari mendukun (datang ke dukun), satu hari dukunnya sampai enam, empat. Sampai menghabiskan Rp 500 ribu sampai Rp 600 ribu per hari."

"Gimana caranya suamiku sembuh,” katanya, dikutip dari Kompas.com.

Di tengah pencariannya akan kesembuhan suaminya itu, Ningsih akhirnya bertemu dengan seseorang.

Seseorang itu mengatakan, sang suami tidak bisa disembuhkan karena penyakit non medis yang bersarang di tubuhnya sudah banyak.

Hal itu merupakan cobaan bagi Ningsih Tinampi.

Seseorang itu juga mengatakan, di dalam diri Ningsih Tinampi terdapat kekuatan yang dapat menyembuhkan penyakit non medis.

“Yang namanya Pak Damon ini bilang begini, jangan diobati suaminya."

"Karena ada satu ilmu yang sampeyan punya sejak sampeyan ada di dalam kandungan,” kata Ningsih menirukan perkataan seseorang yang ditemuinya.

Kekuatan itu sudah berusaha masuk ke dalam dirinya sejak berusia 35 tahun.

Namun, kekuatan itu tidak kunjung bisa menyatu dengan diri Ningsih.

Akhirnya ia menyadari, kehilangan suami adalah cobaan baginya.

“Ujiannya berat banget, suami yang sangat setia, sayang banget sama anak dan keluarga, akhirnya jadi siluman di dalam keluarga."

"Bahkan saya mau dibunuh. Tidak mau menghiraukan anak. Hilang lah semuanya,” katanya.

“Ternyata kejadian ini menuntun saya ke dukun-dukun dengan tujuan supaya ada yang bisa membantu ilmu itu masuk ke badanku,” katanya.

Ningsih mengatakan, ilmu yang didapatnya ini adalah ilmu Al Fatihah.

Ia selalu menggunakan surat pertama dalam Alquran itu sebagai doa penyembuh bagi pasien-pasiennya.

2. Alasan kenapa mengunggah video ke YouTube


Video Ningsih Tinampi yang diunggah ke YouTube
Video Ningsih Tinampi yang diunggah ke YouTube (Tangkap layar YouTube)

Ada satu hal yang membedakan Ningsih Tinampi dengan pengobat alternatif lainnya.

Ningsih Tinampi selalu mengunggah pengobatan yang dilakukannya pada pasien ke akun YouTube.

Hingga berita ini dituliskan, Ningsih Tinampi telah mengunggah lebih dari video pengobatan ke YouTube.

Video tersebut menyedot perhatian banyak netter.

Bahkan ada satu video Ningsih Tinampi yang melakukan terapi pasien, ditonton lebih dari 10 juta kali!

Tak melulu soal caranya mengobati pasien, Ningsih Tinampi juga beberapa kali mengunggah video aktivitas di luar jadi pengobat alternatif.

Misalnya saat beribadah di Tanah Suci atau karnaval 17an.

Ningsih Tinampi diketahui telah bergabung di YouTube sejak 7 Agustus 2018.

Videonya pun telah ditonton sebanyak 177.769.622 kali per Selasa (17/9/2019).

Ningsih Tinampi memiliki alasan tersendiri kenapa ia rajin mengunggah video ke YouTube.

Tak lain hanya untuk menyimpan videonya supaya tidak hilang.

Ningsih Tinampi mengaku tidak ada tujuan promosi atau mengambil keuntungan dari akunnya itu.

“Masukkan ke YouTube itu gara-gara video takut hilang. Nggak niat apa-apa,” katanya.

Ningsih mengaku menggunakan YouTube sejak dirinya aktif melakukan pengobatan alternatif.

Tidak jarang video yang diunggahnya harus disensor supaya bagian tubuh yang terbuka tidak terlihat dalam video.

“Bahkan sering kali disensor. Orang-orang tidak pakai baju disensor,” katanya, dikutip dari Kompas.com.

3. Pengobatan alternatif Ningsih Tinampi jadi berkah warga sekitar


Ningsih Tinampi saat mengobati pasiennya di rumahnya di Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Selasa (17/9/2019)
Ningsih Tinampi saat mengobati pasiennya di rumahnya di Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Selasa (17/9/2019) (KOMPAS.COM/ANDI HARTIK)

Selama ini, Ningsih Tinampi melayani pengobatan alternatif di kediamannya yang berlokasi di Dusun Lebaksari RT 6 RW 13, Desa Karangjati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Sepanjang perjalanan menuju rumah Ningsih Tinampi (dari jalan raya hingga ke rumah) terdapat warga sekitar yang memanfaatkan kondisi tersebut dengan membuka warung makan.

Pasalnya, pengobatan Ningsih Tinampi tak selesai hanya satu atau dua jam.

Selain warung makan, warga juga membuka toilet umum yang banyak digunakan oleh pasien.

Bahkan ada pula homestay di sekitar kediaman Ningsih Tinampi, demikian dikutip Tribunnews.com dari Surya.co.id.

Homestay dipakai oleh pasien yang datang dari luar kota dan tidak memiliki sanak saudara atau kerabat di Pasuruan.

Sementara, mereka harus menunggu jadwal pengobatan yang telah ditetapkan Ningsih Tinampi.

Seorang pasien dari Papua, misalnya yang mengaku telah mendaftar selama satu bulan lalu.

Akhirnya ia dipanggil ke rumah Ningsih Tinampi dan melakukan pengobatan pada Selasa hari ini.

Bagi pasien Ningsih Tinampi yang tidak berdomisili di Pasuruan, mereka memilih menunggu antrean sambil menginap di homestay yang berada di sekitar lokasi.

Selain itu, Ningsih Tinampi juga menyediakan beberapa menu makanan yang bisa diambil secara gratis.

Makanan memang sengaja disediakan Ningsih Tinampi untuk pasien dan keluarganya.

Seorang penjaga makanan, Aminah menyebutkan, setiap hari, ia bersama rekan-rekan yang lain menyiapkan 25 hingga 30 kilogram beras untuk dimasak dan dihidangkan ke pasien serta keluarganya.


Aminah saat berjaga di meja makanan gratis untuk pasien
Aminah saat berjaga di meja makanan gratis untuk pasien (SURYA.co.id/Galih Lintartika)

Aminah juga mengaku, satu lauk yang tak boleh absen adalah ayam.

Berikut gambaran situasi dan kondisi lokasi pengobatan alternatif Ningsih Tinampi dari Surya.co.id;

4. Cara Ningsih Tinampi obati pasien


Salah satu pasien yang akan berobat di Ningsih Tinampi
Salah satu pasien yang akan berobat di Ningsih Tinampi (SURYA.co.id/Galih Lintartika)

Saat diwawancara, Ningsih Tinampi ternyata tengah menangani pasien yang tengah mengalami gangguan spiritual alias kesurupan.

Pasien wanita itu tergeletak di pelataran rumah warga, sambil ditemani keluarganya.

Wanita itu juga tampak mengerang dan berkata pada keluarga yang ada di sekelilingnya untuk melepaskan dirinya.

"Kowe iku raiso, meneng ae. Sing isok menengno aku mung Ningsih. Liyane podo raiso kabeh (Kamu itu nggak bisa, diam saja. Yang bisa menenangkan aku hanya Ningsih. Semuanya nggak akan bisa)," ucap wanita yang tampak tak sadarkan diri itu.

Inilah cara Ningsih Tinampi obati pasiennya:

5. Pasien rela menunggu hingga berbulan-bulan

Ningsih Tinampi saat mengobati pasiennya di rumahnya di Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Selasa (17/9/2019).
Ningsih Tinampi saat mengobati pasiennya di rumahnya di Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Selasa (17/9/2019). (KOMPAS.COM/ANDI HARTIK)

Ningsih Tinampi memang jadi sosok pengobat alternatif yang banyak dicari, beberapa waktu belakangan ini.

Tak heran, bila pasiennya tak melulu datang dari Pasuruan.

Saking banyaknya, sebagian dari mereka ada yang menunggu antrean hingga lima bulan.

Ada juga yang cepat tergantung dengan darurat penyakit yang diderita pasien.

Komarudin (50), pasien asal Salatiga, Jawa Tengah mengku diminta anaknya untuk berobat ke Ningsih.

Anaknya disebut sedang berada di Hong Kong dan mengetahui adanya pengobatan alternatif itu dari YouTube.

“Yang ngasih tahu anak saya yang kerja di Hong Kong. Informasinya sampai di Hong Kong. Saya dibilangin suruh berobat ke sini,” katanya.

Komarudin mengaku menderita sakit asam urat dan baru pertama kali datang.

Ia pun masih menunggu nomor antrean.

“Sudah masukan nomor antrean. Tinggal nunggu. Nanti setelah dapat nomor antrean pulang. Soalnya masih nunggu. Tidak langsung diobati,” katanya.

Rochim, warga asal Jember juga mengetahui pengobatan alternatif dari YouTube.

Dia sedang mengantarkan mertuanya yang menderita sakit punggung.

“Lihat-lihat di YouTube,” katanya.

Didik, asal Tasikmalaya, Jawa Barat juga mengaku mengetahui Ningsih Tinampi dari YouTube.

Dia datang untuk menemani kakaknya untuk berobat.

Sebelumnya, dia sudah datang ke Pandaan untuk mengambil nomor antrean.

"Saya sampai tadi pagi. Jadwal antreannya besok,” katanya.

(Tribunnews.com/Sri Juliati) (Surya.co.id/Akira Tandika Paramitaningtyas) (Kompas.com/Andi Hartik)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas