Sulit Bawa Tubuhnya yang 140 Kg, Sungadi Tak Pernah Sekolah, Kini Ikut Sang Ayah Jadi Buruh Bangunan
Sungadi, pemuda 21 tahun dari Kabupaten Sragen yang mengalami obesitas masih bisa bekerja sebagai buruh bangunan, meskipun kini bobot badannya telah m
Editor: Anita K Wardhani
"Ya, itu karena jaraknya jauh dan sepeda motor milik saya tidak kuat untuk memboncengkannya sampai ke sekolah," paparnya.
Suwarno hanya memiliki sepeda motor Honda Supra X warna hitam buatan tahun 2000.
"Itu pernah sekali buat memboncengkan Sungadi, habis itu langsung turun mesin," aku Suwarno.
"Bahkan kalau sepeda motor saya dinaiki Sungadi, shockbreakernya langsung turun saking beratnya," imbuhnya membeberkan.
Sungadi membenarkan, faktor jarak menjadi satu di antaranya sehingga dia tidak mengenyam bangku pendidikan.
Akhirnya, Sungadi tidak mengenyam bangku sekolah seperti anak-anak lainnya hingga usia 21 tahun ini.
Sulit Berucap, Lapalan Tak Jelas
Hal itulah yang akhirnya membuat pelafalan huruf yang diucapkan Sungadi menjadi tidak jelas.
Ia sering menyebut nama 'aku' dengan 'au', dan 'susu' menjadi 'uu'.
"Ya, seperti itulah, mas, pelafalan jadi kurang begitu jelas," terang Suwarno menimpali Sungadi.
Namun kondisi yang dialami Sungadi berbeda dengan kakak-kakaknya.
Kakak laki-laki pertama dan ketiga Sungadi pernah merasakan pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD)
Sedangkan, kakak laki-laki kedua dan kakak perempuannya pernah merasakan pendidikan di tingkat SMA/SMK.
"Sekarang, kakak-kakak Sungadi sudah tinggal bersama keluarga mereka masing-masing," jelas Suwarno.
"Ada yang di Klaten, Semarang, dan Tangerang," ungkap dia membeberkan. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Sungadi Berbobot 1,4 Kuintal dari Sragen, Tak Pernah Rasakan Sekolah dan Kini Jadi Buruh Bangunan, https://solo.tribunnews.com/2019/09/21/sungadi-berbobot-14-kuintal-dari-sragen-tak-pernah-rasakan-sekolah-dan-kini-jadi-buruh-bangunan?page=all
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.