Wamena Rusuh, Ratusan Warga Mengungsi Ke Markas Polres dan Kodim
Sekitar 150 Massa berkumpul perempatan Homhom. 100 orang berkumpul di Jalan Raya Sudirman. Jumlah 100 orang berkumpul dijalan
Editor: Hendra Gunawan
Seorang warga di Jalan Putikelek juga mengaku rumah mereka hangus dibakar.
"Kami salah apa. Kenapa rumah kami dibakar," kata Mama Silvi.
Aksi unjuk rasa siswa di Kota Wamena, Papua, Senin (23/9/2019) berujung rusuh.
Demonstran berbuat anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN dan beberapa kios masyarakat.
Unjuk rasa yang berujung rusuh itu diduga dipicu oleh perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswanya di Wamena.
Hal itu membuat siswa marah hingga kemudian kabar itu meluas dan memicu aksi unjuk rasa pelajar di Kota Wamena.
"Sampai saat ini, Wamena masih dikuasai pelajar yang berunjuk rasa," kata Jhon Roy Purba, kontributor Kompas.com di Kota Wamena, melalui sambungan telepon, Senin.
John melaporkan, aparat kepolisian dan TNI berusaha memukul mundur siswa demonstran.
Hal itu berlangsung sekitar 4 jam. Namun siswa demonstran tetap bertahan dan kian bertindak anarkistis.
"Suara tembakan terdengar di mana-mana selama 3 jam," kata John.
Memang dalam percakapan dengan John, terdengar suara rentetan tembakan senjata api.
Sampai saat ini, aktivitas di Kota Wamena lumpuh. Masyarakat memilih mengungsi di kantor Polres Wamena dan Kodim.
Dipicu kabar hoaks
Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja menyebutkan, kerusuhan di Kota Wamena, Papua, dipicu kabar hoaks soal ujaran rasial guru ke siswa di SMA.