9 Fakta Lengkap Kerusuhan yang Terjadi di Wamena, Kronologi Berawal dari Kabar Hoax
Kerusuhan yang terjadi di Kota Wamena, Papua, Senin (23/9/2019) dipicu adanya kabar hoaks soal ujaran rasial guru ke siswa di SMA.
Editor: Asytari Fauziah
TRIBUNNEWS.COM - Kerusuhan yang terjadi di Kota Wamena, Papua, Senin (23/9/2019) dipicu adanya kabar hoaks soal ujaran rasial guru ke siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA).
Adanya informasi tersebut, langsung menyebar luas dan memicu kemarahan massa yang akhirnya berujung kericuhan.
Kontributor Kompas.com di Wamena, John Roy Purba, melaporkan, demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios masyarakat.
Akibat kejadian itu 21 warga tewas, saat ini proses evakuasi terhadap bangunan yang dirusak dan dibakar tengah berjalan dan 1.500 warga mengungsi ke markas Kodim 1702 Jayawijaya.
Kapolda Papua Irjen Rudolf Rodja mengatakan, pihaknya sudah menelusuri dugaan ujaran rasial itu dan kenyataannya tidak ada.
Sementara itu, Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Chandra Diyanto mengungkapkan, demo anarkis yang dilakukan pelajar SMA di Kabupaten Jayawijaya, disusupi Kelompok Komite Nasional Papua Barat ( KNPB).
Pasca- kerusuhan yang terjadi, situasi di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Senin malam sudah mulai kondusif.
Namun, untuk mengantisipasi adanya aksi susulan, aparat gabungan TNI-Polri terus bersiaga.
Berikut fakta selengkapnya:
1. Kronologi kerusuhan
Dandim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Chandra Diyanto mengungkapkan, demo yang dilakukan para pelajar SMA ini bermula adanya informasi yang viral di tengah-tengah masyarakat tentang dugaan ujaran rasisme diduga dilakukan seorang guru. Akan tetapi, setelah dilakukan pengecekan hal itu tak benar terjadi.