Polisi: Kelompok Bersenjata Papua Terlibat dalam Kerusuhan di Wamena
Polisi masih melakukan penyelidikan terkait aktor di belakang anak-anak sekolah yang berunjuk rasa.
Editor: Malvyandie Haryadi
Saat ini ada sekitar 4.500 orang yang telah mengungsi di sejumlah titik di Wamena, diantaranya Kodim, Polre, kantor DPRD, Koramil, dan Gereja.
Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua menyatakan, saat ini pemerintah daerah dan instansi terkait sedang berupaya mengembalikan situasi kembali kondusif.
“Kami dengan aparat keamanan sedang berupaya menormalkan situasi kembali seperti semula,”tandasnya.
Aksi yang terjadi Senin kemarin, menurut Bupati, bukan aksi demonstrasi karena sama sekqli tidak ada pemberitahuan kepada Polisi maupun pemerintah. ”itu bukan unjuk rasa, tapi rusuh karena pembakaran dan pelemparan dimana-mana. Korban berjatuhan,”ujar Bupati.
Bupati mengimbau masyarakat Jayawijaya tidak terprovokasi isu tidak benar, dan semua bisa menahan diri. “Jangan membalas, karena semua sudah ditangani aparat keamanan,”harapnya.
Bandara Wamena dijaga puluhan aparat keamanan.
“Penerbangan dari Jayapura ke Wamena dan sebaliknya sudah normal pasca kejadian aksi anarkis Senin (23/9/2019) kemarin,”Pelaksankan Tugas UPBU Kelas 1 Wamena, Fredy Halattu, Selasa (24/9/2019).
Agar penerbangan tetap aman dan lancar, pihak bandara meminta adanya jaminan keamanan selama jam penerbangan.
“Untuk sementara ini sudah mendapatkan bantuan pengamanan dari Brimob sebanyak 39 personel, ditambah 11 orang khusus untuk pengamanan bandara, ditambah dari KP3 Udara, Kodim, batalyon. Jadi untuk semua rute dari dan ke Wamena sudah normal,”ungkapnya.
Sebelumnya tepat terjadinya aksi anarkis di Wamena, beberapa penerbangan terpaksa di Cancel, diantaranya Wings satu flight, Trigana dua flight dan Penerbangan kargo.
“Trigana empat pesawat kemarin hanya terbang satu flight, rata-rata empat sampai lima flight per hari dikali empat pesawat di Cencel dan Jayawijaya Dirgantara ada dua pesawat tercancel tiga flight, kemudian Deraya tercancel tiga flight,” jelasnya.
Kata dia, bila kondisi kondisi emergency, maka pelayanan penerbangan sipil tetap akan ditutup, tetapi untuk penerbangan militer tetap kami buka. “Terkait penerbangan untuk pengungsi, kami belum tahu, tetapi baru kooridinasi dengan pihak TNI AU."