Ribuan Mahasiswa Demo di Kantor Gubernur Kalsel Menuntut Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan
Ribuan mahasiswa dari gabungan perguruan tinggi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), menggeruduk kantor Gubernur Kalsel, Selasa (24/9/2019).
Editor: Tiara Shelavie

Ribuan Mahasiswa Demo di Kantor Gubernur Kalsel Menuntut Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan
TRIBUNNEWS.COM - Ribuan mahasiswa dari gabungan perguruan tinggi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), menggeruduk kantor Gubernur Kalsel, Selasa (24/9/2019).
Mengusung tema "Karhutla Merajalela, Rakyat Menderita" mahasiswa menuntut agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel serius menangani kebakaran hutan dan lahan, agar tidak lagi menimbulkan kabut asap.
Sambil berorasi, mahasiswa yang tiba di depan kantor gubernur meminta Gubernur Kalsel Syahbirin Noor menemui mereka untuk mendengarkan 5 tuntutan yang dibawa mahasiswa.
"Kami minta Gubernur untuk menemui kami," teriak salah satu mahasiswa yang berorasi menggunakan pengeras suara.
Mahasiswa menuding, Pemprov Kalsel tak becus menangani kebakaran hutan dan lahan. Hal tersebut terbukti selama 2 bulan terakhir, masyarakat Kalsel belum terbebas dari bencana kabut asap.
"Kita datang untuk mempertanyakan keseriusan Gubernur menangani karhutla. Di luar sana, Kalsel dianggap tidak parah, padahal orang Kalsel sudah menderita karena kabut asap," papar koordinator aksi Gulam Raeza saat berbicara melalui pengeras suara.
Kedatangan mahasiswa di Kantor Gubernur Kalsel mendapat hadangan puluhan aparat kepolisian dari Polres Banjarbaru.
Polisi meminta agar mahasiswa bersabar, karena Gubernur Kalsel bersedia menemui pengunjuk rasa.
Setelah berorasi selama 30 menit, Gubernur Kalsel Syahbirin Noor keluar menemui mahasiswa.
Menurut Syahbirin, penanganan karhutla, tidak bisa diselesaikan secara sendiri-sendiri, sehingga semua pihak harus terjun secara bersama-sama.
"Sekarang ini pemadaman terus dilakukan. Bahkan kami bekerja sampai subuh, dan para pelaku pembakar lahan juga sudah banyak yang ditangkap," ujar Syahbirin di hadapan ribuan mahasiswa.
Syahbirin juga membeberkan kesulitan memadamkan api yang membakar lahan gambut.
Apalagi, di saat musim kemarau seperti sekarang.